Belajar Tulus Ikhlas dari Film ‘’Little Big Master’’ Saat Nobar Bersama Celestial Movies
|Film yang berlantar belakang di sebuah negara Hong Kong yang sangat kental sekali dengan budaya barat terutama dari Inggris. Memang selama 100 tahun lamanya Hong Kong telah menjadi bagian dari sebuah perjanjian dengan Inggris. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa hampir seluruh sistem pendidikan dan kebudayaan menjadi sesuatu yang terpadu dengan baik antara Timur dan Barat. Inilah yang menjadikan kesan yang terdalam I Love HK Movies.
Little Big Master adalah sebuah film yang berkisah dari sebuah negeri yang maju yang berkembang pesat, namun ada sisi lain bahwa Hong Kong juga memiliki desa-desa yang menyebar di seputar wilayahnya daratan tinggi yang nampak dari awal film ini memperlihatkan sisi pedesaan dari Hong Kong. Tidak semua orang Hong Kong itu kaya tetapi di film ini memperlihatkan keadaan terendah dari penduduk Hong Kong yang berpenghasilan rendah, tentunya akan hidup dipinggir kota besar.
Celestial Movies menghadirkan film ini sebagai, film drama Hong Kong terlaris tahun ini. Menceritakan gambaran Hong Kong yang sesungguhnya dengan keanekaragaman sosial budaya. Film yang diperankan oleh aktris cantik Miriam Yeung sebagai Lui Wai-hung dan aktor ternama Hong Kong, Louis Koo sebagai Dong, film ini sangat menyentuh hati.
Dunia pendidikan menjadi sebuah kesewenang-wenagan orang tua terhadap anaknya. Ketidakmampuan anak seringkali menjadi sesuatu yang tabu pada orangtua yang terpandang dan kaya. Hal ini terlihat sekali saat Hung menjadi seorang Kepala Sekolah di TK (Taman Kanak-Kanak) yang terkenal. Orang tua murid merasa bahwa anaknya mampu berbagai pelajaran mulai belajar bahasa Inggris, Francis, kesenian dan sebagainya. Nilai yang rendah menjadi anak bosan dan merasa disudutkan oleh orangtuanya. Inilah yang terlihat bahwa guru yang jujur dan cerdas seperti Hung, menyampaikan hal tersebut dengan mengusulkan agar anak tersebut dipindahkan ke kelas biasa dari sebelumnya di kelas khusus. Tetapi sulit sekali untuk dapat dibenarkan oleh kedua orangtua murid tersebut Akhirnya dengan pertimbangan yang ada, Hung menyerah dan mengundurkan diri.
Sebuah pelajaran besar dari sebuah TK ternama dan terkenal di Kota dan keputusan yang tepat untuk mundur bukan segala-segalanya berakhir. Tetapi akan menjadi sebuah tantangan besar di lain tempat dan waktu. Hung yang didukung oleh sang suaminya Dong menjadikan hal yang terbaik bahwa dukungan orang terdekat sangatlah utama dan tepat meskipun ada penyakit tumor yang sewaktu-waktu menyerangnya. Keterbukaan antara suami dan istri adalah hal yang diperlihatkan dalam kisah film ini dengan ciri khas budaya timurnya yang selalu saling penghormati dan menghargai diantara keduanya.
Dunia lain yang jauh dipedesaan dari kota menjadikan pilihan Hung untuk memulai karirnya kembali sebagai Kepala Sekolah TK dengan hanya lima murid tentunya juga menjadi tantangan tersendiri karena dalam waktu dekat jika tidak dipertahankan para muridnya itu dapat berakibat TK akan ditutup oleh Komite Desa, yang menganggap TK itu sudah tidak berguna lagi. Memang tulus ikhlas sangat berperan sekali bagi kemajuan dari tantangan yang ada. Inilah modal kita untuk berjuang menghadapi tantangan yang luar biasa dari berbagai pihak dan ganasnya arus modernisasi dan semua orang akan selalu mengejar keuntungan tanpa memperhatikan orang lain lagi disekitar kita yang tidak mampu.
Penonton juga dipersembahkan lima orang murid dengan karakter dan lantar belakang yang sangat rendah ekonomi keluarga tetapi sangat besar semangat berjuang untuk mendapatkan pendidikan diantaranya, Ho Yu-ying Winnie sebagai Ho Siu Suet (Siu Suet), Keira Wang sebagai Tam Mei Chu (Chu Chu), Fu Shun-ying sebagai Lo Ka Ka (Ka Ka) dan yang menarik lagi adalah dua orang murid dengan orangtua berasal dari Asia Selatan yakni Zaha Fathima dan Khan Nayyab sebagai Kitty Fathima dan Jennie Fathima. Kelima murid ini yang bertahan untuk tetap di TK tersebut karena sebelumnya TK ini memiliki siswa-siswi yang banyak, tetapi satu persatu pindah termasuk para gurunya. Inilah kesewengan para pemangku desa yang ingin mendapatkan keuntungan besar jika TK tersebut ditutup.
Keberhasilan Hung sebagai Kepala Sekolah TK dengan semangat yang besar dan penuh kekeluargaan menyebabkan para orang tua dari kelima murid tersebut tetap mendukungnya sampai berakhirnya proses belajar selama satu semester. Pendekatan Hung yang tulus ikhlas juga menjadi simpati seluruh penduduk desa. Di akhir cerita ini diperlihatkan para penduduk desa bersama-sama memasukkan kembali anaknya bersekolah ke TK tersebut. Semua perjuangan yang diperlihatkan di film ini tentunya mendapatkan sebuah hasil nyata dengan keberhasilan mempertahankan TK tetap berdiri hingga sekarang. Akhirnya penonton terbawa terharu menyaksikan film ini dan sangat mirip sekali kisahnya dengan Laskar Pelangi. Hayoo…bermimpi karena mimpi itu indah.