TAQWA: KUNCI SEGALA KEBERUNTUNGAN

Kajian Sabtu Sore bersama Ustadz M. Nuzul Dzikri
Masjid Nurul Iman, Blok M Square – Sabtu, 3 Mei 2025

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kita kesempatan berkumpul dalam majelis ilmu yang penuh keberkahan ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat, ampunan, dan hidayah-Nya kepada kita semua.

Doa Pembuka:
Allahummaftah lana hikmataka, wansyur ‘alaina rahmataka, ya dzal-jalali wal-ikram.

Pendahuluan:
Kebaikan dalam pandangan kita seringkali terlihat dari satu sisi saja. Padahal, apa yang kita anggap sebagai musibah bisa jadi adalah rahmat tersembunyi. Seperti halnya hujan—ia adalah keberkahan, tetapi juga bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Semua tergantung dari bagaimana kita memandangnya.

Allah berfirman dalam Al-Baqarah: 216:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

Ilmu manusia sangat terbatas, seringkali dikalahkan oleh hawa nafsu dan pola pikir egosentris. Maka dari itu, Allah turunkan wahyu sebagai petunjuk agar manusia memiliki arah yang benar.

Peran Ilmu dan Perubahan Pola Pikir:
Ilmu yang benar membantu manusia untuk berpikir lebih luas dan tidak hanya berpusat pada diri sendiri. Dari yang awalnya egosentris menjadi sadar akan kepentingan umat dan kehendak Allah. Oleh karena itu, penuntut ilmu harus memiliki akhlak mulia, di antaranya:

  1. Taubat – Menyucikan jiwa dari dosa.
  2. Ikhlas – Membersihkan niat dari riya.
  3. Yakin – Meyakini janji Allah sepenuh hati.
  4. Taqwa – Menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Makna dan Hakikat Taqwa:
Secara bahasa, taqwa berarti ‘benteng’—melindungi diri dari sesuatu yang membahayakan. Dalam istilah syar’i, taqwa adalah menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dengan penuh rasa tunduk dan adab kepada-Nya.

Taqwa adalah inti dan kesimpulan dari seluruh ajaran Islam. Ia menjadi kunci semua kebaikan dan sumber segala keberuntungan.

Taqwa dan Keberuntungan dalam Al-Qur’an:
Allah menjelaskan dalam banyak ayat bahwa keberuntungan selalu berkaitan dengan taqwa. Salah satunya dalam QS. Ath-Thalaq: 2-3:

“Barang siapa bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan memberikan jalan keluar baginya, dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”

Taqwa membawa ketenangan, kemudahan, dan rezeki yang tidak terduga. Ia juga menjauhkan seseorang dari overthinking dan kegelisahan hidup.

Pelajaran dari Air Zamzam:
Zamzam adalah simbol pertolongan dan rezeki dari Allah. Kisah Siti Hajar menunjukkan bahwa setelah ikhtiar dan keteguhan iman, datanglah pertolongan dari Allah. Maka, taqwa harus selalu mendahului harapan akan pertolongan dan solusi.

Taqwa dan Dosa:
Apakah orang bertaqwa tidak pernah berdosa? Tidak demikian. Dalam pandangan Ibnu Qayyim, banyak orang bertaqwa yang justru semakin tunduk dan rendah hati setelah terjatuh dalam dosa. Dosa yang diiringi rasa malu, taubat, dan tangisan kepada Allah menjadi pintu kejujuran dan ketulusan.

Rasa Malu sebagai Tanda Iman:
Rasa malu adalah bagian dari iman. Ia mencegah kita dari mengulangi kesalahan. Malu kepada Allah akan membuka jalan taubat dan menjaga kita dari dosa yang sama. Ia juga menjadi dasar dari kebaikan hati, keikhlasan, dan rasa syukur.

Penutup dan Kesimpulan:
Taqwa bukan berarti tidak pernah berbuat salah, melainkan terus berjuang menjaga hubungan dengan Allah. Taqwa dibangun dari taubat, rasa malu, dan semangat belajar. Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Ia menyambut hamba-Nya yang kembali dengan penuh cinta.

Keberuntungan sejati bukan milik orang yang sempurna, tetapi milik orang yang terus belajar, terus taubat, dan terus berharap kepada Allah. Semoga kita semua termasuk di dalamnya. Aamiin.

Doa Penutup:
Allahumma inni as-aluka hubbaka, wa hubba man yuhibbuka, wal-‘amala alladzi yuballighuni hubbaka…

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. (ds)

Add a Comment