Stasiun Tigaraksa: Nama yang Perlu Kita Bicarakan

Oleh: Mohamad Sobari – Darustation, Tangerang

🚉 Pernah nggak sih kamu turun di Stasiun Tigaraksa dan merasa, “Lho, kok jauh banget dari pusat Tigaraksa?”
Kalau iya, kamu nggak sendirian. Banyak penumpang KRL yang mengira stasiun ini berada di jantung ibu kota Kabupaten Tangerang. Padahal… faktanya beda jauh.

Stasiun Tigaraksa sebenarnya terletak di Desa Cikasungka, Kecamatan Solear—sekitar 9 sampai 10 kilometer dari pusat Kecamatan Tigaraksa. Jarak yang cukup bikin kaget kalau kamu pikir bisa langsung jalan kaki ke kantor bupati atau pengadilan.


🧭 Nama yang Bikin Bingung

Setiap hari, ribuan penumpang turun di stasiun ini dengan harapan bisa langsung mengakses fasilitas pemerintahan. Tapi kenyataannya, mereka harus menempuh perjalanan tambahan. Ini bukan cuma soal jarak, tapi soal ekspektasi yang keliru karena nama stasiun tidak mencerminkan lokasi sebenarnya.

Navigasi digital pun ikut-ikutan bingung. Maps menampilkan “Tigaraksa”, tapi kamu malah nyasar ke Solear. Literasi spasial masyarakat jadi kabur. Nama seharusnya jadi penunjuk arah, bukan jebakan.


✍️ Usulan dari Warga: Yuk, Sesuaikan Nama

Sebagai bagian dari masyarakat Kabupaten Tangerang, kami dari komunitas Darustation mengusulkan agar nama stasiun ini disesuaikan menjadi:

  • Stasiun Solear Tigaraksa, atau
  • Stasiun Cikasungka Tigaraksa

Kenapa dua nama? Karena kami ingin tetap menjaga keterkaitan dengan Tigaraksa sebagai pusat administratif, sambil menegaskan lokasi aktual stasiun di Kecamatan Solear. Nama ganda ini bisa jadi solusi elegan—informasi jelas, identitas lokal terangkat.


📣 Momen Tepat: Menjelang Peresmian 4 Stasiun Baru

Sebentar lagi, empat stasiun baru akan diresmikan di lintas barat jalur Rangkasbitung. Ini adalah momentum emas untuk pembaruan sistem penamaan. Saatnya kita punya jaringan transportasi yang transparan, akurat, dan berakar pada realitas lokal.

Empat stasiun tersebut antara lain:

  • Stasiun Jatake (Desa Jatake, Pagedangan – Tangerang)
  • Stasiun Lumpang Parayasa (Desa Lumpang, Parung Panjang – Bogor)
  • Stasiun Tenjo Podomoro (Desa Tenjo, Tenjo – Bogor)
  • Stasiun Rangkasbitung Ultimate (Kecamatan Rangkasbitung, Lebak – Banten)

Kalau stasiun-stasiun baru bisa hadir dengan nama yang sesuai lokasi, kenapa Stasiun Tigaraksa tidak?


🏢 Bagaimana dengan PT KAI dan PT KCI?

Sebagai operator utama dan anak perusahaan yang mengelola layanan KRL, PT KAI dan PT KCI punya peran penting dalam penamaan dan pengelolaan stasiun. Nama stasiun bukan hanya soal teknis, tapi juga menyangkut:

  • Akurasi navigasi dan sistem tiket
  • Konsistensi data transportasi nasional
  • Representasi wilayah dalam jaringan publik

Kami berharap PT KAI dan PT KCI terbuka terhadap masukan warga, terutama dalam hal penyesuaian nama yang berdampak langsung pada pengalaman pengguna. Penamaan yang tepat bisa mencegah kebingungan, meningkatkan literasi spasial, dan memperkuat identitas lokal.


🗣️ Pendapat Darustation: Nama Adalah Cermin Identitas

Bagi kami di Darustation, penyesuaian nama bukan sekadar kosmetik. Ini adalah bagian dari transformasi transportasi publik yang inklusif dan berbasis realitas lokal. Nama yang tepat:

  • Memberi arah yang jelas bagi penumpang
  • Mengangkat wilayah yang selama ini “tersembunyi” di balik nama administratif
  • Mendorong partisipasi warga dalam pembangunan transportasi

Kami percaya bahwa perubahan kecil seperti ini bisa membawa dampak besar dalam membangun sistem transportasi yang jujur, transparan, dan berakar.


💡 Kenapa Ini Penting?

  • Navigasi lebih akurat: Penumpang tahu persis di mana mereka berada dan ke mana harus menuju
  • 🏞️ Identitas lokal terangkat: Solear dan Cikasungka mendapat pengakuan sebagai wilayah strategis
  • 📚 Edukasi publik meningkat: Masyarakat lebih paham struktur wilayah dan pentingnya penamaan yang tepat
  • 🤝 Partisipasi warga tumbuh: Nama yang sesuai mendorong rasa memiliki dan keterlibatan dalam pembangunan

🤝 Harapan untuk Pemerintah dan Dirjen Perkeretaapian

Kami berharap Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Dirjen Perkeretaapian bisa melihat ini sebagai langkah kecil yang berdampak besar. Penyesuaian nama bukan sekadar estetika—ini adalah bagian dari sistem transportasi publik yang inklusif, transparan, dan berbasis identitas lokal.

Karena nama bukan cuma soal tempat—ia adalah cermin dari siapa kita, dan bagaimana kita ingin dikenali. (ds)


Kalau kamu setuju, bantu sebarkan suara ini.
Mari kita dorong perubahan yang sederhana, tapi bermakna.
Salam dari Darustation, untuk transportasi publik yang lebih jujur dan berakar.

Add a Comment