Sambut Tahun 2017, Kemenpar Targetkan 17 Juta Wisman Dengan Tiga Program Prioritas

Sambut Tahun 2017, Kemenpar Targetkan 17 Juta Wisman Dengan Tiga Program Prioritas.

 

Jakarta, Memasuki akhir tahun 2016 Kementrian Pariwisata mengadakan Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 yang di adakan di  Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Pesona Indonesia pada hari Rabu (21/12) pada pukul 12.00 sampai 15.00 wib. Sebagai Narasumbernya Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya. Dalam kesempatam ini, hadir teman-teman media dan juga Komunitas Blogger TDB (taudariblogger.info). Acara yang dimulai dengan makan siang bersama sehingga dapat bertemu dengan teman-teman lainnya untuk saling bersilaturahmi mempererat persahabatan dalam kemajuan Pariwisata Indonesia.

Menpar didampingi Sekretaris Kemenpar Ukus Kuswara dan Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Pariwisata, Ketua Umum Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI), serta Ketua Umum GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) memberikan penjelasan tentang kinerja kementerian selama tahun 2016 dan pemaparan program prioritas tahun 2017. Sebelum acara di mulai di sambut tarian pengiring yang menampilkan suara gendang yang di bawakan oleh para pemuda dengan nyanyian khas dalam bahasa Aceh. Sesungguhnya budaya Indonesia sangat luar biasa kekayaannya dari Sabang sampai ke Marauke.

Menpar Arief Yahya menjelaskan pencapaian jumlah kunjungan wistawan mancanegara (wisman) pada Januari hingga Oktober 2016 secara kumulatif sebanyak 9.403.614 wisman atau tumbuh 9,54% dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebanyak 8.584.832 wisman. Diproyeksikan hingga akhir Desember 2016, target 12 juta wisman akan terlampaui, dengan estimasi akan tercapai kunjungan wisman pada November sebesar 1,3 juta wisman dan Desember 1,5 juta wisman.

Tiga Program Prioritas.

Menpar Arief Yahya pada kesempatan itu memaparkan tiga program prioritas Kemenpar yang akan diimplemtasikan tahun 2017 yakni; digital tourism, homestay (pondok wisata), dan konektivitas udara. Menpar menegaskan, untuk meningkatkan kunjungan wisman secara signifikan digital tourism menjadi strategi yang harus dilakukan untuk merebut pasar global khususnya pada 12 pasar fokus yang tersebar di 26 negara.

Program digital tourism baru-baru ini dimulai dengan meluncurkan ITX (Indonesia Tourism Exchange) yang merupakan digital market place platform dalam ekosisten pariwisata atau pasar digital yang mempertemukan buyers dan sellers dimana nantinya semua travel agent, akomodasi, atraksu dikumpulkan untuk dapat bertransaksi. “Kami berharap triwulan ll/2017 sudah operasional 100% dan semua industri pariwisata sudah go digital,” kata Menpar Arief Yahya.

Selain itu juga telah diluncurkan War Room M-17 di Gedung Sapta Pesona,  Kantor Kemempar sebagai pusat pemantauan berbasis teknologi digital. Dalam ruang War Room M-17 terdapat 16 layar LED touch screen untuk memantau 4 aktivitas utama yakni; pergerakan angka-angka pemasaran mancanegara dan pemasaran nusantara, tampilan big data berisi keluhan, kritik, saran, dan semua testimoni baik negatif maupun positif. Pusat intelejen ini menampilkan pergerakan wisman dan wisnus secara real time  update termasuk data strategi untuk menghadapi kompetitor yakni : Malaysia sebagai common enemy dan Thailand sebagai musuh profesional bagi pariwisata Indonesia. Selain itu ditampilkan pula indikator positif-negatif mangacu pada Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) World Economic Forum (WEF) sebagai standar lokal.

Menpar Arief Yahya juga memaparkan program pembangunan homestay sebagai program pembangunan desa wisata yang akan dimulai kembali tahun 2017 dalam rangka mendukung percepatan pembangunan 10 destinasi prioritas sebagai Bali Baru yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur), Mandalika (Lombok, NTB), Labuan Bajo (Flores, NTT), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morontai (Maluku).

Kemenpar baru-baru ini telah menyelenggarakan sayembara desain  homestay dan hasil karya para pemenang sayembara itu akan dijadikan model homestay di 10 destinasi prioritas dan sekaligus dalam upaya mengembalikan arsitektur tradisional di daerah tersebut. “Tahun 2017 kami menargetkan membangun 20.000 homestay, tahun 2018 sebanyak 30.000, dan tahun 2019 sebanyak 50.000 unit. Sebagai quick win pada triwulan I/2017 akan dibangun 1.000 homestay di 10 destinasi prioritas dan destinasi lainnya di antaranya Mandalika dan Borobudur masing-masing sebanyak 110 homestay, ” kata Menpar Arief Yahya.

Program prioritas 2017 yang sangat strategis adalah pembangunan konektivitas udara mengingat sekitar 75% kunjungam wisman ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara sehingga tersedianya jumlah kursi pesawat (seat capacity) yang cukup menjadi kunci untuk mencapai target tahun 2016 hingga 2019 mendatang.

Menpar Arief Yahya mengatakan, ketersediaan kapasitas seat sebanyak 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing ini hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta wisman pada 2016, sedangkan untuk target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan tambahan 4 juta seat. Untuk target 18 juta wisman tahun 2018 membutuhkan tambahan 3,5 juta seat atau menjadi 7,5 juta seat, sedangkan untuk mendukung target 20 juta wisman pada 2019 perlu tambahan 3 juta seat atau menjadi 10,5 juta seat pesawat.

Sementara itu untuk memenuhi tambahan 4 juta seat dalam mendukung target 15 juta wisman pada 2017, Kemenpar melakukan strategi 3 A (Airlines, Airport & Air Navigation Authorities) yang diawali dengan melakukan nota kesepahaman (MoU) kerjasama dengan perusahaan penerbangan Indonesia dan asing yaitu PT Angkasa Pura I & II dan AirNav Indonesia dalam upaya menambah direct flight, maupun flight baru dari pasar potensial serta pemberian incentive airport charge dan pengalokasian prioritas slot di sejumlah bandara internasional di Indonesia, serta promosi bersama dalam mewujudkan partneship action program untuk mendukung target pariwisata 2019.

Dari uraian tiga program prioritas yang disampaikan oleh Menpar Arief Yahya dalam hal peningkatan target kunjungan wisman tentunya senantiasa harus di dukung oleh semua lebih khusus lagi dalam hal publikasi. Peran blogger TDB juga menjadi penting untuk bersinergi bersama memberikan kabar baik buat Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia. Peningkatan kunjungan wisman ini berarti dapat menaikkan tingkat ekonomi masyarakat sehingga akan tercipta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang makmur dan sejahtera.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Add a Comment