Saatnya Posyandu Kita Lebih Layak dan Bermartabat
|Beberapa hari yang lalu saya tidak sengaja menonton sebuah video dokumentasi kegiatan Posyandu dari channel resmi salah satu desa di Kecamatan Jambe. Video itu berdurasi sekitar kurang dari 5 menit—tidak ada editing mewah, tidak juga narasi yang dramatis. Hanya potongan gambar para ibu membawa anak-anak mereka, para kader yang sibuk menimbang bayi, dan beberapa petugas yang mencatat data di meja seadanya.
Namun entah kenapa, video sederhana itu justru memantik sesuatu dalam hati saya. Mungkin karena saya melihat ketulusan dari para kader yang bekerja keras, atau mungkin karena saya melihat betapa pentingnya Posyandu dalam kehidupan masyarakat—namun seringkali diperlakukan seperti kegiatan rutin belaka, tanpa perhatian yang sungguh-sungguh.
Dan akhirnya, tulisan ini lahir.

Posyandu: Lebih dari Sekadar Penimbangan Bulanan
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah garda terdepan pelayanan kesehatan di tingkat desa. Di sinilah anak-anak diperiksa tumbuh kembangnya, ibu hamil dipantau kesehatannya, lansia diberikan edukasi, dan keluarga diberikan penyuluhan tentang gizi dan pola hidup bersih.
Namun faktanya, tidak sedikit Posyandu di desa-desa yang masih minim fasilitas, tenaga, dan pembinaan. Padahal, Posyandu yang baik bukan hanya tentang ada atau tidaknya kegiatan, tapi soal kualitas pelayanan, kenyamanan, dan kesesuaian dengan standar kesehatan nasional.
Kenapa Kita Butuh SOP dan Standar Pelayanan Posyandu?
SOP (Standar Operasional Prosedur) sering dianggap hanya sebagai formalitas kertas. Tapi sebenarnya, SOP adalah roh dari pelayanan yang profesional. Tanpa SOP, Posyandu rawan mengalami:
- Pelayanan asal-asalan
- Pencatatan data yang tidak akurat
- Resiko penularan penyakit karena alat tidak steril
- Kegiatan yang tidak efektif karena tidak terstruktur
Dan inilah yang harus menjadi perhatian Puskesmas Kecamatan Jambe dan pihak-pihak terkait lainnya.
Apa Saja Syarat Posyandu yang Layak?
Berdasarkan panduan dari Kementerian Kesehatan RI dan pengalaman lapangan, berikut adalah komponen utama yang harus dimiliki Posyandu agar layak dan berkualitas:
📌 1. Ruang & Sarana Pelayanan
- Ruangan minimal ukuran 3×4 meter, bersih dan aman
- Sirkulasi udara dan pencahayaan yang baik
- Meja dan kursi untuk petugas serta bangku atau tikar untuk pengunjung
- Tempat cuci tangan dan sabun
- Poster edukasi kesehatan (gizi, imunisasi, PHBS)
🍼 2. Alat & Perlengkapan Pelayanan
- Timbangan bayi dan balita (jenis dacin atau digital)
- Alat ukur panjang badan dan tinggi badan
- Buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KMS (Kartu Menuju Sehat)
- Alat ukur tekanan darah (tensimeter) untuk ibu hamil dan lansia
- Kotak P3K dasar
👩⚕️ 3. Kader Posyandu
- Minimal 5 kader aktif per Posyandu
- Telah mengikuti pelatihan dasar dari Puskesmas
- Mampu melakukan pencatatan, edukasi, dan pelayanan dasar
- Bersikap ramah, sabar, dan komunikatif kepada warga
🔁 4. Kegiatan Wajib yang Terjadwal
- Dilakukan setiap bulan (minimal 11 kali per tahun)
- Meliputi:
- Penimbangan dan pengukuran balita
- Pemeriksaan ibu hamil dan lansia
- Imunisasi dasar anak
- Penyuluhan kesehatan dan gizi
- Pencatatan dan pelaporan ke Puskesmas
🔗 5. Koordinasi & Pembinaan oleh Puskesmas
- Harus ada pendampingan teknis dari Puskesmas Kecamatan
- Evaluasi dan supervisi dilakukan setiap 6 bulan
- Puskesmas wajib memastikan ketersediaan alat, logistik, dan pelatihan kader
Refleksi untuk Kecamatan Jambe
Video sederhana dari salah satu desa di Kecamatan Jambe seharusnya menjadi cermin sekaligus alarm pengingat. Bahwa semangat saja belum cukup. Kita perlu sistem, perhatian, dan dukungan nyata dari para pemangku kebijakan.
📍 Puskesmas Kecamatan Jambe perlu aktif turun tangan:
- Melakukan pendataan kondisi riil semua Posyandu di wilayahnya
- Memberikan pelatihan ulang kader yang belum siap
- Membantu pengadaan sarana minimum (kursi, meja, timbangan, dll)
- Menyusun jadwal supervisi secara berkala

Penutup: Posyandu adalah Investasi Masa Depan
Saya menulis ini bukan untuk menyalahkan siapa pun, tapi untuk menyuarakan bahwa Posyandu adalah investasi masa depan yang sering kita anggap remeh. Padahal, dari sinilah anak-anak Indonesia pertama kali belajar arti sehat, orang tua mendapat edukasi, dan kader desa belajar menjadi agen perubahan.
Mari kita jaga semangat para kader dengan dukungan yang nyata, bukan hanya pujian sesaat.
Dari desa kecil di Jambe, semoga tumbuh gerakan besar: Gerakan Posyandu Layak dan Bermartabat. (ds)
💚
— Ditulis dengan hati, oleh seseorang yang percaya bahwa perubahan dimulai
dari desa.