Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah di Museum Nasional, Jakarta

Menjelang senja di waktu sore pada hari Senin (21/9) diselenggarkan acara peresmian pameran lukisan karya Basoeki Abdullah yang akan dibuka oleh Menteri Pendidikkan dan Kebudayaan RI, Anies Baswedan di Galeri Nasional, Museum Nasional, Jakarta. Tempat diselenggarakan acara dilakukan di auditorium atau aula yang ada dibagian bawah gedung dengan tema acara, Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah dan juga merupakan usia kelahirannya.

Kuratorial Museum Basoeki Abdullah
Kuratorial Museum Basoeki Abdullah

Setelah sholat magrib di masjid yang berada di kantor Kemeninfo, yang tepat disebelah Gedung Galeri Nasional yang dibatasi oleh jalan yang tembus kebagian belakang gedung ke jalan yang menuju Tanah Abang. Setelah selesai saya segera menuju ke lokasi acara yang direncanakan pada jam 19.30 WIB. Pameran lukisan Basoeki Abdullah, diselenggarakan mulai tanggal 21 September 2015 hingga 30 September 2015. Serta saya juga ingin mengetahui lebih dalam makna tema acara tersebut.

Setiawan Djodi, Keponakan Basoeki Abdullah
Setiawan Djodi, Keponakan Basoeki Abdullah

Acara diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dengan penuh hikmah dan tampak beberapa undangan yang saya kenal seperti, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Soeharto, Wardiman Djojonegoro, Setiawan Djodi, Guruh Sukarnoputra dan juga teman blogger lainnya yang diundang untuk meliputi acara tersebut. Ternyata ruangan sudah padat sekali dengan para undangan yang hadir dan juga diundang adalah tamu-tamu dari negara lainnya. Selanjutnya disambut beberapa tarian yang dikolaborasikan dengan tarian jawa dan modern. Para seniman dari Solo ini juga menghadirkan nyanyian dan pertunjukkan melukis wajah Anies Baswedan dengan cepat.

Kurator Museum Basoeki Abdullah. Mikke Susanto & Bambang A. Widjanarko
Kurator Museum Basoeki Abdullah. Mikke Susanto & Bambang A. Widjanarko

Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah, dijelaskan oleh dua orang kurator yakni Mikke Susanto dan Bambang Asrini Widjanarko,memberikan penjelasan dengan singkat. Mikke, menuturkan tujuh bab yang tampil dalam pameran ini memotret berbagai fenomena yang terjadi sepanjang karier perupa Basoeki Abdullah.
Pertama, Basoeki Abdullah dan Indonesia.
Kedua, Basoeki Abdullah dan Budaya Jawa.
Ketiga, Basoeki Abdullah dan tiga negara di Asia Tenggara. Yakni, Thailand, Filipina, dan Brunei Darussalam.
Keempat, Basoeki Abdullah dan Eropa. Kelima, Basoeki Abdullah dan Soekarno.
Keenam, Basoeki Abdullah dan Keperempuanan.
Ketujuh, Basoeki Abdullah dan Keluarga.

Mikke mengatakan Rayuan menjadi judul pameran ini karena terinspirasi dari prilaku Basoeki dalam berhubungan dengan orang lain dan memiliki jangkauan yang luas.
Dengan mudahnya dia mendapatkan subyek untuk lukisan potretnya, hingga dikenal di kancah Eropa.

Patung Basoeki Abdullah
Patung Basoeki Abdullah

“Bisa dikatakan sepanjang riset yang saya lakukan, Basoeki telah menghasilkan lebih dari 5000 karya. Seratus karya di antaranya yang dikenal masyarakat. Temanya berlimpah, seperti pemandangan alam, potret orang terkenal dan biasa, legenda, perempuan yang telanjang maupun tidak telanjang. Konsep ini yang coba kami pilah” demikian yang di katakan Mikke.

Menteri Pendidikan & Kebudayaan, Anies Baswedan
Menteri Pendidikan & Kebudayaan, Anies Baswedan

Sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan. ‘’Sudah selayaknya, bangsa ini tahu siapa maestro Basoeki Abdullah. Ia tidaksaja berprofesi sebagai seorang pelukis, tetapi ia jua nasionalis yang berjasa bagi bangsa ini. Beliau tidak saja melukis untuk kepentingan dirinya sendiri atau egonya, tetapi juga, yang harus diingat, melukis tokoh pahlawan yang sepanjang waktu ini mewarnai kehidupan pendidikan kita. Wajah para pahlawan yang dilukis sebagai poster pendidikan pada tahun 80-an seperti Pangeran Diponegoro, Teuku Umar, Kartini, Jenderal Sudirman, hingga pahlawan penerbangan Adi Sucipto adalah buah tangan yang luar biasa’’.

Jasa lainnya adalah sumbangannya berupa meseum beserta isinya. Sejak sebelum meninggal, Basoeki Abdullah telah menghibahkan rumahnya sebagai museum kepada negara. Beliau memiliki visi yang baik. Dengan menghibahkan rumahnya ini, akhirnya namanya tak lekang dimakan zaman. Museum Basoeki Abdullah hingga saat ini tetap menjaga berbagai peninggalannya, bahkan kini telah mengembangkan diri menjadi contoh museum yang baik.

Lukisan Wajah Anies Baswedan
Lukisan Wajah Anies Baswedan

Malam semakin larut dan menunjukkan pada jam 21.15 WIB, acara belum berakhir saat pak menteri masih menyampaikan sambutannya. Tetapi saya pamit kepada teman disebelah saya untuk pulang berhubung saya harus bekerja pada jam 22.00 WIB. Ada beberapa kesimpulan dan rasa penasaran saya untuk datang kembali menyaksikan sejumlah lukisan asli karya Basoeki Abdullah. Hal yang menarik adalah saat menghadiri acara pembukaan ini, saya mendapatkan godiebag yang berisi beberapa buku seperti, Rayuan 100 Tahun Basoeki Abdullah, Lukisan Pemandangan Alam Keluarga Abdullah dan Basoeki Abdullah ‘’Sang Hanoman Keloyongan’’ disamping itu dapat juga sebuah poster gambar Basoeki Abdullah. Agar bisa menyaksikan kembali perlu juga dicatat alamat Museum Basoeki Abdullah yang tertulis pada brosurnya yakni, Jl. Keuangan Raya No.19, Cilandak Barat, Jakarta Selatan dan juga ada website : http:/www.museumbasoekiabdullah.com

Add a Comment