Peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di Desa: Dari Pemimpin Sosial Menjadi Pengikut Kebijakan Pemerintah Desa
|Pendahuluan
Di setiap desa, tokoh masyarakat dan tokoh agama memegang peran yang sangat penting dalam menjaga stabilitas sosial, mengarahkan nilai-nilai moral, dan memberikan nasihat kepada masyarakat. Mereka adalah figur yang dihormati dan menjadi panutan bagi banyak orang. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, terlihat adanya perubahan peran mereka yang kini lebih cenderung mengikuti kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah desa, tanpa memberikan kritik atau nasihat yang konstruktif ketika kebijakan tersebut tidak sesuai atau semrawut. Artikel ini akan membahas peran tokoh masyarakat dan tokoh agama di lingkungan desa, fenomena yang menyebabkan mereka sering kali hanya menjadi pengikut kebijakan pemerintah desa, serta alasan mengapa peran mereka kini seringkali tidak dihargai oleh masyarakat.
Peran Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama dalam Lingkungan Desa
- Tokoh Masyarakat Tokoh masyarakat di desa
umumnya adalah individu yang dihormati dan memiliki pengaruh besar dalam
kehidupan sosial masyarakat. Mereka bisa berasal dari berbagai latar
belakang, seperti pemimpin adat, pengusaha sukses, atau orang yang
memiliki jaringan yang luas dalam masyarakat. Peran utama mereka adalah:
- Penggerak Sosial dan Kebersamaan: Tokoh masyarakat sering kali berperan sebagai pemersatu masyarakat, menyelenggarakan musyawarah, dan mendorong partisipasi warga dalam kegiatan sosial.
- Penyambung Lidah Masyarakat: Mereka menjadi jembatan komunikasi antara warga dan pemerintah desa. Tokoh masyarakat sering kali membantu menyampaikan aspirasi warga kepada pemerintah dan sebaliknya.
- Penjaga Keadilan dan Moralitas: Tokoh masyarakat dapat menjadi suara yang mengkritik kebijakan yang tidak adil atau tidak sesuai dengan nilai-nilai masyarakat, serta memberikan arahan dalam menyelesaikan masalah sosial di tingkat desa.
- Tokoh Agama Tokoh agama di desa juga
memainkan peran yang tidak kalah penting. Mereka tidak hanya bertanggung
jawab dalam urusan keagamaan, tetapi juga berperan sebagai pemimpin moral
dalam masyarakat. Peran mereka meliputi:
- Penyebar Nilai Agama dan Moral: Tokoh agama membimbing masyarakat dalam menjalankan ajaran agama dan menjaga agar masyarakat tetap pada jalan yang benar menurut keyakinan agama.
- Penasehat Sosial dan Spiritualitas: Selain dalam aspek keagamaan, mereka juga memberi nasihat mengenai masalah sosial, etika, dan kehidupan bermasyarakat berdasarkan ajaran agama.
- Mediator dalam Konflik Sosial: Tokoh agama sering kali berfungsi sebagai pihak yang menengahi konflik antarwarga, baik dalam masalah pribadi maupun masalah sosial yang lebih luas.
Fenomena: Tokoh Masyarakat dan Agama yang Hanya Mengikuti Kebijakan Pemerintah Desa
Saat ini, kita melihat fenomena yang menarik di mana banyak tokoh masyarakat dan tokoh agama yang seolah-olah hanya menjadi pengikut kebijakan pemerintah desa tanpa memberikan kritik atau nasihat terhadap kebijakan yang kurang tepat atau bahkan semrawut. Fenomena ini bisa dijelaskan melalui beberapa faktor berikut:
- Keterbatasan Kewenangan dan
Pengaruh
Tokoh masyarakat dan tokoh agama yang semula memiliki pengaruh besar dalam kehidupan sosial desa kini merasa bahwa kewenangan mereka terbatas, terutama dalam hal pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pemerintahan desa. Keputusan-keputusan penting, seperti anggaran desa, pembangunan infrastruktur, atau kebijakan sosial, kini lebih banyak ditentukan oleh kepala desa atau perangkat desa lainnya. Hal ini membuat tokoh masyarakat dan tokoh agama merasa tidak lagi memiliki ruang untuk berperan aktif dalam proses pengambilan kebijakan. - Kepentingan Politik dan
Ekonomi
Banyak tokoh masyarakat dan tokoh agama yang merasa terikat dengan pemerintah desa, baik karena hubungan personal, politik, atau ekonomi. Beberapa di antara mereka mungkin menerima bantuan dari pemerintah desa untuk mendukung kegiatan keagamaan atau sosial di desa, sehingga mereka cenderung lebih berhati-hati dalam mengkritik kebijakan yang ada. Rasa takut kehilangan bantuan atau dukungan dari pemerintah desa bisa membuat mereka memilih untuk diam dan tidak mengkritik kebijakan yang tidak sesuai. - Perubahan Sosial dan Budaya
Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat desa mengalami perubahan yang cukup signifikan, terutama terkait dengan pengaruh media sosial dan teknologi informasi. Masyarakat yang sebelumnya sangat menghormati tokoh agama dan tokoh masyarakat kini cenderung lebih mengandalkan informasi dari berbagai sumber, termasuk media sosial, yang membuat mereka kurang bergantung pada figur-figur lokal untuk mendapatkan nasihat atau arahan. Hal ini mengurangi peran tokoh-tokoh tersebut dalam memengaruhi kebijakan atau arah pembangunan desa. - Persepsi Masyarakat terhadap
Peran Tokoh
Di beberapa tempat, ada persepsi bahwa tokoh agama dan tokoh masyarakat lebih fokus pada urusan pribadinya atau tidak terlibat langsung dalam masalah yang terjadi di desa. Hal ini bisa terjadi ketika mereka hanya hadir dalam kegiatan seremonial keagamaan atau acara sosial yang tidak menyentuh masalah mendasar yang dihadapi masyarakat. Karena itu, masyarakat menjadi kurang menghargai dan lebih memilih untuk mengikuti keputusan pemerintah desa yang dianggap lebih pragmatis.
Mengapa Peran Tokoh Masyarakat dan Agama Kini Tidak Dihargai?
Beberapa faktor yang menyebabkan peran tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak dihargai seperti dulu adalah:
- Keterbatasan Pengaruh dalam
Keputusan Pemerintahan Desa
Ketika pemerintah desa menguasai sepenuhnya keputusan administratif dan kebijakan desa, peran tokoh masyarakat dan tokoh agama sering kali dianggap tidak relevan lagi. Pemerintah desa yang lebih modern dan lebih mengedepankan birokrasi membuat peran mereka semakin terpinggirkan. Masyarakat cenderung lebih mempercayai kebijakan yang datang langsung dari pemerintah desa yang memiliki otoritas resmi. - Kebijakan yang Tidak
Responsif terhadap Kebutuhan Warga
Ketika kebijakan pemerintah desa tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat atau tidak transparan, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang tidak berani mengkritik atau memberikan masukan dianggap tidak berguna. Mereka dilihat tidak menjalankan fungsi mereka sebagai pengarah moral dan sosial masyarakat, yang seharusnya bisa memberi masukan atau koreksi terhadap kebijakan yang tidak efektif. - Kurangnya Pendidikan Politik
dan Sosial
Banyak tokoh agama dan tokoh masyarakat yang tidak memiliki pemahaman mendalam tentang sistem pemerintahan desa atau tidak mendapatkan pendidikan politik yang memadai. Hal ini mengurangi kapasitas mereka untuk berperan lebih aktif dalam proses pembuatan kebijakan atau dalam memberikan kritik yang konstruktif terhadap kebijakan yang ada. - Rasa Takut dan
Ketergantungan pada Pemerintah Desa
Rasa takut akan dampak negatif jika mereka mengkritik atau menentang kebijakan pemerintah desa, serta ketergantungan pada bantuan atau dukungan yang diberikan oleh pemerintah desa, seringkali membuat tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak berani bersuara. Ini menyebabkan mereka memilih untuk tidak mengganggu ketertiban yang ada meskipun mereka menyadari kebijakan tersebut kurang tepat.
Kesimpulan
Peran tokoh masyarakat dan tokoh agama di desa sangat penting dalam membimbing warga, mengarahkan kebijakan sosial, dan menjaga keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, fenomena di mana mereka hanya mengikuti kebijakan pemerintah desa dan tidak mengkritik kebijakan yang tidak tepat atau semrawut menunjukkan adanya perubahan dalam dinamika kekuasaan di tingkat desa. Faktor-faktor seperti keterbatasan kewenangan, kepentingan politik dan ekonomi, serta perubahan sosial yang terjadi di masyarakat desa turut memengaruhi peran mereka. Agar peran tokoh masyarakat dan tokoh agama dapat dihargai kembali, perlu adanya upaya untuk mengembalikan peran mereka sebagai penjaga moralitas, pengarah kebijakan sosial, dan sebagai pihak yang berani memberi kritik konstruktif dalam proses pembangunan desa. (DS)