Pembangunan Stasiun Baru: Tigaraksa Tenjo Podomoro dan Jatake, Langkah Nyata Menuju Transportasi Berbasis TOD

Dalam rangka meningkatkan konektivitas transportasi publik dan mendukung pertumbuhan kawasan penyangga Jakarta, pembangunan dua stasiun baru, Stasiun Tigaraksa Tenjo Podomoro dan Stasiun Jatake, menjadi bagian penting dari pengembangan berbasis Transit-Oriented Development (TOD). Dengan integrasi ini, kedua stasiun tidak hanya berfungsi sebagai pusat transportasi tetapi juga menjadi katalisator pembangunan ekonomi dan sosial di wilayah sekitarnya.

Lokasi dan Progres Pembangunan

  1. Stasiun Tigaraksa Tenjo Podomoro
    • Lokasi: Stasiun ini terletak di kawasan Tenjo, Kabupaten Bogor, tepat di antara Stasiun Tenjo dan Stasiun Tigaraksa. Lokasinya berada di pusat pengembangan Podomoro Tenjo, sebuah kawasan kota mandiri modern yang dirancang untuk menjadi pusat pemukiman strategis.
    • Progres: Pembangunan stasiun dimulai dengan groundbreaking pada 15 Oktober 2022, dan kini memasuki tahap penyelesaian akhir untuk dapat segera beroperasi.
  2. Stasiun Jatake
    • Lokasi: Desa Jatake, Kabupaten Tangerang, berada di antara Stasiun Cisauk dan Stasiun Parungpanjang, dekat dengan kawasan industri Jatake.
    • Progres: Pembangunan dimulai pada 30 Maret 2024 dan direncanakan selesai dalam beberapa tahun mendatang, menargetkan operasional sesuai peningkatan kebutuhan transportasi di kawasan tersebut.

Manfaat untuk Masyarakat

  1. Peningkatan Aksesibilitas
    Stasiun baru ini memudahkan akses transportasi masyarakat sekitar menuju pusat kota seperti Jakarta, Bogor, atau Tangerang, dengan jarak yang lebih dekat dan efisiensi waktu lebih baik.
  2. Pengurangan Beban Jalan Raya
    Dengan meningkatnya pengguna KRL, diharapkan dapat mengurangi kemacetan di jalan-jalan utama seperti Bogor-Tangerang dan Jakarta-Serpong.
  3. Konektivitas dengan Kawasan TOD
    Sebagai bagian dari konsep TOD, stasiun ini dikelilingi oleh fasilitas hunian, komersial, dan ruang publik yang terintegrasi dengan baik, memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna transportasi publik.
  4. Efisiensi Biaya Transportasi
    Moda kereta api yang terjangkau membantu masyarakat menghemat biaya transportasi dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi.

Dampak Sosial Ekonomi untuk Warga Setempat

  1. Pertumbuhan Ekonomi Lokal
    Kehadiran stasiun ini menciptakan pusat aktivitas ekonomi baru di sekitar stasiun. Usaha kecil seperti warung makan, toko kelontong, dan jasa angkutan lokal diprediksi berkembang pesat untuk melayani pengguna stasiun.
  2. Peluang Kerja Baru
    Pembangunan dan operasional stasiun membuka banyak peluang kerja bagi masyarakat lokal, baik di sektor konstruksi maupun di sektor jasa dan perdagangan.
  3. Peningkatan Nilai Properti
    Properti di sekitar stasiun mengalami kenaikan nilai karena lokasinya menjadi lebih strategis dan diminati oleh masyarakat urban.
  4. Kemajuan Infrastruktur Wilayah
    Pemerintah akan membangun fasilitas pendukung seperti jalan akses, penerangan jalan umum, dan fasilitas parkir, sehingga meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah.

Peran PT KAI dan Pemerintah Daerah

  1. PT KAI
    • Pengelolaan dan Operasional: PT KAI bertanggung jawab memastikan stasiun-stasiun ini dilengkapi fasilitas modern seperti peron luas, akses digital untuk pembelian tiket, dan keamanan penumpang.
    • Penambahan Armada KRL: Untuk mengantisipasi kepadatan akibat lonjakan jumlah penumpang, PT KAI akan menambah rangkaian kereta dan meningkatkan frekuensi perjalanan.
  2. Pemerintah Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bogor
    • Pengembangan Jalan Tol dan Feeder: Pemerintah daerah mendukung aksesibilitas dengan membangun jalan tol tambahan dan angkutan feeder yang menghubungkan kawasan perumahan dengan stasiun.
    • Pengawasan dan Fasilitas Publik: Pemerintah menyediakan fasilitas sosial seperti taman, area parkir, dan halte angkutan umum untuk mendukung konsep TOD.
  3. Rencana MRT Balaraja-Cikarang
    • Pemerintah pusat tengah merencanakan jalur MRT antara Balaraja dan Cikarang, yang akan melengkapi jaringan transportasi Jabodetabek. Jalur ini diharapkan mampu mengurangi beban jalur KRL yang ada sekaligus menciptakan opsi transportasi baru yang lebih modern dan terintegrasi.

Transit-Oriented Development (TOD) sebagai Solusi Berkelanjutan

Konsep TOD yang diterapkan di sekitar Stasiun Tigaraksa Tenjo Podomoro dan Stasiun Jatake adalah langkah strategis untuk menciptakan kawasan perkotaan yang lebih ramah lingkungan dan efisien. Dengan memadukan transportasi publik, hunian, dan fasilitas umum dalam satu area, TOD mendukung pola hidup urban yang minim penggunaan kendaraan pribadi, sehingga mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Kesimpulan

Pembangunan Stasiun Tigaraksa Tenjo Podomoro dan Stasiun Jatake merupakan bagian dari transformasi transportasi berbasis TOD di kawasan Jabodetabek. Dengan dukungan PT KAI, pemerintah daerah, dan pemerintah pusat, proyek ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas transportasi publik tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan sosial di wilayah penyangga Jakarta.

Rencana pembangunan MRT Balaraja-Cikarang dan infrastruktur jalan tol tambahan semakin memperkuat konektivitas wilayah, menjadikan kawasan ini lebih siap menghadapi pertumbuhan penduduk yang pesat, sekaligus menciptakan kota yang lebih terintegrasi dan berkelanjutan. (DS)

Add a Comment