Palm Oil in the Land of Orangutans: Diplomasi Hijau Melalui Film dan Diskusi Konservasi

🎬   Di tengah meningkatnya perdebatan global tentang keberlanjutan industri kelapa sawit, sebuah acara menarik digelar untuk membuka ruang dialog lintas bangsa.
Acara bertajuk “Palm Oil in the Land of Orangutans” menghadirkan kombinasi pemutaran film dokumenter dan diskusi panel, yang berlangsung hangat di salah satu ruang sinema modern di Jakarta.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara IPOSS (Indonesia Palm Oil Sustainability Support), Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kopenhagen, dan Copenhagen Zoo, dengan dukungan dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.
Tujuannya jelas: membangun pemahaman baru tentang sawit berkelanjutan, serta memperkuat diplomasi hijau antara Indonesia dan Denmark.


🌿 Mengubah Citra Sawit, Menyatukan Kepedulian

Dalam beberapa tahun terakhir, sawit sering kali dicitrakan negatif di kancah internasional. Namun lewat acara ini, para pembicara berupaya mengubah persepsi tersebut — menekankan bahwa kelapa sawit bisa menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar sumber masalah lingkungan.

Film dokumenter yang ditayangkan dalam acara ini membawa penonton menyelami kisah di balik hutan tropis yang menjadi rumah bagi orangutan, satwa ikonik Asia Tenggara yang kini menghadapi ancaman kehilangan habitat.
Namun, film ini juga menunjukkan sisi lain: upaya dari berbagai pihak untuk mencari keseimbangan antara ekonomi, konservasi, dan kemanusiaan.


🎤 Para Pembicara yang Menginspirasi

Diskusi seusai pemutaran film menghadirkan tiga pembicara utama yang mewakili beragam sudut pandang:

  • Petrus Gunarso, Ph.D, pakar kehutanan dan lingkungan, yang menyoroti pentingnya tata kelola (governance) dan transparansi dalam pengelolaan sawit agar tetap berorientasi pada keberlanjutan.
  • Simon Bruslund, Director of Global Development dari Copenhagen Zoo, berbagi tentang proyek konservasi di Taman Nasional Baluran, Jawa Timur, yang melibatkan masyarakat lokal. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan warga dalam menjaga keanekaragaman hayati.
  • Carl Traeholt, Ph.D, Manager of International Project Development di Copenhagen Zoo, sekaligus peneliti senior yang telah bekerja puluhan tahun di Indonesia dan Malaysia. Ia menekankan penerapan standar ISPO dan RSPO sebagai upaya nyata untuk mengubah praktik industri sawit menuju keberlanjutan sejati.

🌏 Belajar Mencintai Tanaman yang Pernah Dibenci Dunia

Salah satu pesan paling kuat datang dari Dr. Carl Traeholt, yang mengajak peserta untuk learning to love the world’s most hated crop — belajar mencintai tanaman yang dulu dianggap penyebab kerusakan alam.
Menurutnya, sawit bukanlah musuh lingkungan, melainkan tanaman yang mengajarkan manusia tentang tanggung jawab dan keseimbangan.

“Konservasi bukan tentang melarang manusia memanfaatkan alam,” ujarnya, “tetapi tentang bagaimana manusia belajar hidup berdampingan dengannya.”


🌱 Dari Sawit ke Diplomasi Hijau

Acara ini menjadi simbol penting bahwa diplomasi lingkungan bisa dilakukan lewat berbagai medium — termasuk film dan diskusi publik.
Kerja sama antara Indonesia dan Denmark tidak hanya membahas energi terbarukan dan pertanian, tetapi juga harmoni antara manusia, satwa, dan hutan tropis.

Melalui kolaborasi ini, Indonesia diharapkan semakin dikenal bukan hanya sebagai produsen sawit terbesar di dunia, tetapi juga sebagai pelopor praktik sawit berkelanjutan yang berpihak pada kelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.

Dan seperti pesan penutup yang menggema dari forum ini:

“Menanam sawit mungkin mudah, tapi menanam kesadaran adalah perjuangan yang sesungguhnya.”


✍️ Refleksi Darustation: Belajar dari Film, Bertindak untuk Alam

Sebagai media sosial yang kerap mengangkat isu lingkungan dan sosial, Darustation melihat acara ini sebagai wujud nyata bahwa komunikasi lingkungan bisa hadir dengan cara yang lembut namun bermakna.
Film bukan hanya sarana hiburan, melainkan alat diplomasi budaya yang mampu membuka ruang empati antarbangsa.

Dari layar sinema hingga hutan Baluran, dari dialog hingga aksi, semua mengajarkan satu hal: bahwa menjaga bumi bukan tugas satu negara, tetapi tanggung jawab seluruh umat manusia.
Dan mungkin, di sinilah letak harapan baru itu tumbuh — di antara diskusi kecil, ide hijau, dan kemauan untuk saling belajar demi alam yang lebih lestari. 🌍


📸 Foto: Dokumentasi Darustation / IPOSS Event 2025
📍 Palm Oil in the Land of Orangutans – Discussion & Movie Screening, Jakarta

Add a Comment