Nur Taqwa dan Kegelapan Maksiat: Meniti Jalan Kebaikan Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis
|Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sabtu, 18 Januari 2025, Masjid Nurul Iman Blok M Square akan menjadi saksi berkumpulnya para pencari ilmu dalam kajian bertajuk “Nur Taqwa dan Kegelapan Maksiat”. Kajian ini akan mengupas kitab Nur Taqwa wa Zhulumati Al-Ma’asi, karya Syaikh Ali Al-Qahtani, yang disampaikan oleh Ustadz Umar Lathif.
Acara ini diadakan sebagai sarana memperdalam pemahaman agama, membangun keikhlasan, kesabaran, dan istiqamah, serta merenungkan dampak buruk dosa dan maksiat.
Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Al-Qur’an dan Hadis
Menuntut ilmu agama adalah kewajiban yang meneguhkan keimanan seorang Muslim. Allah SWT berfirman:
QS. At-Taubah: 122
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
Ayat ini menegaskan pentingnya mempelajari agama untuk memberi manfaat kepada umat. Hal ini juga ditegaskan dalam hadis Rasulullah SAW:
“Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Dia akan memahamkannya tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kesabaran dan Keikhlasan: Jalan Menuju Ridha Allah
Keikhlasan adalah fondasi amal, sedangkan kesabaran adalah jalan yang harus dilalui untuk meraih ridha Allah. Allah SWT berfirman:
QS. Al-Baqarah: 153
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Melalui kesabaran, seorang Muslim akan lebih mampu menghadapi ujian hidup, sementara keikhlasan memastikan amal diterima oleh Allah SWT.
Istiqamah: Tanda Hidayah Allah
Istiqamah dalam kebaikan adalah tanda hidayah Allah kepada hamba-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam:
QS. Fushshilat: 30
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ‘Tuhan kami adalah Allah,’ kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka…”
Kisah Robi’ah bin Ka’b Al-Aslami menjadi teladan keikhlasan dan istiqamah. Ketika Rasulullah SAW bertanya apa yang diinginkannya, Robi’ah hanya meminta untuk menjadi pendamping Rasul di surga. Keinginannya bukan dunia, melainkan kebahagiaan akhirat.
Dampak Buruk Dosa dan Maksiat
Maksiat memiliki dampak buruk yang besar, baik terhadap iman maupun kehidupan seorang Muslim. Di antaranya:
- Melemahkan iman.
- Menghilangkan keberkahan hidup.
- Menjadikan hati keras dan jauh dari hidayah.
Allah SWT berfirman:
QS. Ali Imran: 135
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan atas dosa-dosa mereka…”
Seorang Muslim yang terus bergelut dengan dosa tanpa bertobat akan mengalami kehancuran iman. Rasulullah SAW pun memperingatkan:
“Seorang mukmin melihat dosa seperti dia sedang duduk di bawah kaki gunung yang dapat runtuh kapan saja menimpanya. Sedangkan orang fasik melihat dosa seperti seekor lalat yang hinggap di hidungnya.”
Penutup: Menjadi Hamba yang Bersyukur
Allah SWT telah menganugerahkan waktu, ilmu, dan rezeki yang harus dimanfaatkan untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan kesungguhan dalam belajar, keikhlasan dalam beramal, dan kesabaran dalam menghadapi ujian, kita berharap menjadi hamba yang mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Mari manfaatkan kajian ini sebagai sarana untuk meningkatkan keimanan, memperkuat pemahaman agama, dan membangun tekad untuk menjauhi dosa dan maksiat. Semoga ilmu yang dipelajari membawa manfaat besar bagi kehidupan kita di dunia dan di akhirat. (DS)
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.