MTI – Tantangan Dan Pencapaian 2016 Serta Potensi 2017
|MTI – Tantangan dan Pencapaian 2016 serta Potensi 2017
Berakhirnya tahun 2016 dalam beberapa hari ini memberikan gambaran nyata tentang perkembangan transportasi. Tentunya kita semua berharap agar di tahun 2017 terjadi perubahan yang lebih baik lagi bagi kemajuan transpotasi. Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) sebagai organisasi profesi independen dan nir-lama yang menyediakan platform komunikasi dan diskusi dalam permasalahan transportasi dalam permasalahan transportasi di Indonesia. Penyelesaian masalah transportasi merupakan bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pada hari Kamis (22/12) di Falatehan Hotel, Blok M, Jakarta Selatan, mengundang teman-teman media dan Blogger TDB (taudariblogger.info) untuk menghadiri acara diskusi Outlook Transportasi Tahun 2016. Masyarakat umum melalui para blogger dapat turut berpartisipasi hadir dan juga turut mensosialisasikan artikelnya di blog agar dapat viral ke media sosial. Ini cara bagaimana kita dapat lebih mengenal permasalahan transportasi sesungguhnya secara umum. Hadir sebagai narasuber, Sugeng Purnomo, Anton Pramonohadi, Leny Maryouri dan Ellen Tankudung.
Menjelang jam 16.00 wib, acara dibuka langsung oleh Sugeng Purnomo dengan memaparkan tentang berbagai moda transportasi di Indonesia dengan berbagai tantangan dan pencapaian di Tahun 2016 serta potensi di Tahun 2017. Menurut Pak Ipung, panggilan akrabnya Sugeng Purnomo dalam pemaparannya yang meliputi Moda Darat, Kereta Api, Laut dan Udara. Bahwa aspek keselamatan bertransportasi merupakan syarat utama dalam bertransportasi. Sayangnya justru kematian sering terjadi dalam kegiatan bertransportasi. Ada dua jenis moda transportasi yang memiliki tingkat keselamatan rendah, yaitu moda darat dan laut. Khusus di transportasi darat, persoalan kemacetan di waktu libur panjang, kenyataannya sulit dihindari karena hal ini bersifat temporer saja, sangat sedikit long weekend seperti liburan Natal 2015 dengan kemacetan luar biasa dan juga mudik Lebaran 2016 yang dikenal dengam istilah “tragedy Brexit”.
Pembahasan tidak saja sampai di situ saja tetapi Pak Ipung memperjelas berbagai informasi yang lebih menarik lagi seperti halnya tentang transportasi Kereta Api. Tahun 2017 mendatang perkeretaapian Indonesia genap berusia 150 tahun, bila di hitung sejak pengoperasian pertama kali jalur Kereta Api (KA) untuk umum di ruas Semarang – Tanggung, Jawa Tengah pada tahun 1867 saat kolonial Hindia Belanda. Mencermati perkembangan perkeretaapiam pada tahun 2017, terdapat hal-hal yang mengemuka, yang memberikan paradigma baru perkeretaapian di Indonesia. Rencana pembangunan jaringam perkeretaapiam di luar Jawa pada periode 2015 – 2019,
1. Trans Sumatera
2. Trans Sulawesi
3. Trans Kalimantan
4. Trans Papua
Catatan utama atas pembangunan infrastruktur yang dikerjakan oleh Pemerintah ini, kemungkiman yang sangat besar terjadinya penundaan pengerjaan dan penyelesaian akibat ketersediaan dana APBN serta proses pencairannya yang tertunda.
Kurun waktu 2015 – 2019, Pemerintah baik pusat maupun daerah mulai melaksanakan pembangunan Kereta Cepat Massal (Mass Rapid Transit/MRT), Kereta Api Ringan (Light Rail Transit/LRT) dan Tren di beberapa kota besar di Indonesia.
1. MRT Jakarta
2. LRT Jabodetabek
3. LRT DKI Jakarta
4. LRT Palembang
5. LRT Bandung
6. Trem Surabaya
Pastinya akan banyak lagi pembahasan tentang moda berbasis rel ini.
Pak Ipung sangat paham sekali dengan perkembangan transportasi di Indonesia dan ini sangatlah bermanfaat untuk kita ketahui bersama. Mengenai transportasi laut tentunya juga menjadi bahasan yang menarik sekali. Indonesia sebagai negara maritim karena dua pertiga wilayah Indonesia adalah lautan. Indonesia juga merupakan negara kepulauan, lebih dari 17.500 pulau dengan luas lautan 5,8 juta kilometer persegi. Indonesia memiliki potensi poros maritim dunia di karenakan letak Indonesia yang berada di antara dua samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Ada 9 hal yang akan dikembangkan salah satunya adalah pembangunan 24 pelabuhan strategis termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer dan lahannya. Beberapa potensi maritim Indonesia yang dapat dikembangkan, yaitu antara lain dalam bidang wisata maritim, perikanan, migas/energi, serta industri manufaktur dan galangan kapal. Sektor pariwisata bahari dan maritime adalah sektor yang cukup murah dan mudah dikembangkan. Pengembangan sektor pariwisata dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada PDB, cadangan devisa, dan lapangan kerja. Selain itu, industri pariwisatapun merupakan industri yang berkelanjutan (sustainable).
Naahh…pembahasan terakhir oleh Pak Ipung adalah transportasi udara. MTI berusaha membantu permasalahan di transportasi udara untuk membangun opini mengenai ketidakberesan pelayanan penerbangan. Dalam kesempatan ini juga Ellen Tankudung, menambahkan kurangnya pilot dengan jam terbang yang sesuai sehingga banyak maskapai lokal memanfaatkan pilot dari luar negeri untuk penerbangan di dalam negeri, seperti halnya Susi Air. Kekurangan SDM (Sumber Daya Manusia) di transportasi udara menjadi sangat penting sekali, terutama tersedianya pilot penerbangam sipil dari Sekolah Penerbangan di Curug, Banten.
Selanjutnya narasumber lainnya seperti Anton Pramonohadi dan Leny Mayouri, melengkapi dari segi teknik dan infrastruktur dari ketersedianya moda transportasi yang ada dan juga diantaranya yang hadir adalah Darmaningtyas yang turut menambahkan beberapa data untuk melengkapi informasi yang ada. Berbagai pertanyaan di sampaikan menjelang berakhirnya acara ini, tentunya akan menjadi lebih jelas lagi potensi di tahun depan. Selanjutnya saat berakhir acara, Dedy Herlambang, selaku moderator menyampaikan kepada semua peserta yang hadir, agar menuju lantai dasar untuk menikmati makan malam. Inilah kesempatan saya untuk saling ngobrol dengan peserta lain terutama para wartawan diantaranya Harian Berita Nasional (Bernas) dan lainnya. Semoga dengan acara ini menjadi ajang silaturahmi dan komunikasi yang lebih baik khususnya buat MTI, agar dapat mewujudkan potensi 2017 yang baik buat transportasi Indonesia.