Membangun Masa Depan Desa di Tengah Perubahan: Peran BUMDes, Pemerintah Desa, dan Warga Urban

Di banyak desa saat ini, kita melihat fenomena yang begitu cepat dan dinamis. Lahan pertanian yang dulu hijau dan luas kini mulai menyempit, bahkan hampir habis, berganti menjadi deretan perumahan modern. Penduduk urban yang semakin bertambah membawa gaya hidup dan pola konsumsi baru. Sementara itu, minimarket seperti Indomaret dan Alfamart sudah memenuhi kampung, menggeser warung tradisional dan mengubah peta ekonomi desa.

Dalam kondisi seperti ini, pertanyaan besar muncul: Bagaimana desa bisa tetap maju, mandiri, dan menyejahterakan warganya?
Jawabannya ada pada BUMDes (Badan Usaha Milik Desa), pemerintah desa yang visioner, serta partisipasi aktif masyarakat.


Tantangan Desa di Era Urbanisasi

Urbanisasi membawa dua sisi mata uang.
Di satu sisi, pertumbuhan penduduk urban memberikan peluang pasar yang besar. Namun di sisi lain, hilangnya lahan pertanian membuat desa kehilangan sumber pangan lokal dan identitasnya sebagai desa agraris.
Ditambah lagi, masuknya minimarket jaringan besar sering kali membuat usaha kecil di desa sulit bertahan.

Jika tidak segera dikelola, desa bisa kehilangan:

  • Kedaulatan ekonomi, karena uang warga lebih banyak mengalir keluar desa.
  • Identitas budaya, karena nilai gotong-royong tergantikan gaya hidup serba instan.
  • Peluang usaha lokal, karena aset desa tidak dimanfaatkan secara optimal.

BUMDes: Motor Penggerak Ekonomi Desa

BUMDes hadir sebagai alat strategis desa untuk mengelola potensi lokal dan menjawab tantangan modernisasi. Namun, BUMDes harus bergerak adaptif sesuai kebutuhan zaman.

Jenis Usaha yang Relevan untuk Desa Urban:

  1. Pusat UMKM dan Pasar Desa Digital
    Membuat platform belanja online untuk produk lokal, bekerja sama dengan warga yang memiliki usaha rumahan.
    Ini menjadi tandingan sehat bagi minimarket waralaba.
  2. Jasa Ekonomi Modern
    • Agen pembayaran listrik, air, BPJS, dan top-up e-wallet.
    • Jasa antar barang lokal menggunakan kurir desa.
    • Sewa kendaraan desa untuk logistik warga.
  3. Unit Properti dan Pengelolaan Sampah
    Karena lahan pertanian semakin sedikit, BUMDes bisa masuk ke:
    • Pengelolaan parkir perumahan.
    • Pengelolaan sampah terpadu, sekaligus bisnis daur ulang.
  4. Wisata Edukasi dan Budaya Desa
    Memanfaatkan sejarah dan budaya desa untuk menarik warga urban agar peduli dan berinteraksi dengan kearifan lokal.

Peran Kepala Desa, Aparat, dan BPD

Keberhasilan BUMDes sangat tergantung pada kepemimpinan dan sinergi pemerintah desa.

Kepala Desa dan Aparat Desa

  • Menjadi visioner dan tidak hanya berpikir jangka pendek.
  • Menginisiasi musyawarah yang transparan dalam memilih pengurus BUMDes.
  • Memastikan aset desa terdata dan dikelola dengan benar, bukan dibiarkan atau bahkan dikuasai pihak tertentu.

Ketua BPD dan Anggota

BPD (Badan Permusyawaratan Desa) memegang peran penting sebagai pengawas.

  • Mereka harus berani bersuara ketika ada kebijakan yang tidak pro rakyat.
  • Mengawal agar BUMDes tidak menjadi milik segelintir orang, tapi benar-benar milik warga.

Tanpa BPD yang kritis dan peduli, BUMDes bisa berubah menjadi proyek elitis yang hanya menguntungkan pihak tertentu.


Ketika Pemerintah Desa dan RT/RW Tak Punya Visi

Salah satu tantangan terbesar adalah sikap pasif pemerintah desa, BPD, pengurus RT/RW, dan sebagian oknum warga.
Banyak yang hanya menjadi penggerak kegiatan seremonial tanpa pelaksanaan yang nyata untuk memajukan desa.

Yang sering terjadi:

  • Lebih menyukai kegiatan proyek yang menghasilkan uang cepat, seperti pembangunan fisik yang penuh anggaran,
    tetapi mengabaikan program jangka panjang seperti pemberdayaan ekonomi warga.
  • Tidak memiliki inisiatif untuk mengembangkan potensi desa karena merasa sudah cukup dengan rutinitas seperti rapat, pertemuan, dan kegiatan seremonial.
  • RT/RW hanya aktif ketika ada pembagian bantuan, sementara isu strategis desa seperti pengelolaan aset dan program ekonomi sering diabaikan.

Jika pola ini terus berlanjut, desa hanya akan menjadi mesin proyek, bukan komunitas yang berkembang.


Mengelola Aset Desa yang Terlantar

Banyak desa memiliki aset yang statusnya tidak jelas: tanah bengkok, bangunan tua, hingga lahan tidur.
Jika tidak dikelola, aset ini hanya menjadi beban dan rawan disalahgunakan.

BUMDes, dengan dukungan pemerintah desa dan BPD, bisa:

  • Mendata ulang semua aset desa secara transparan dan dipublikasikan kepada warga.
  • Membuat rencana pemanfaatan jangka panjang yang jelas.
    Contoh: lahan kosong bisa disewakan untuk parkir, tempat usaha, atau taman edukasi berbayar.
  • Memastikan hasil pengelolaan aset masuk ke kas desa dan digunakan untuk program kesejahteraan warga.

Tanpa langkah ini, aset desa akan tetap terbengkalai atau dikuasai oleh segelintir orang, sementara desa kehilangan sumber pendapatan.


Darustation: Memberi Inspirasi dan Edukasi

Dalam era digital, media memiliki peran penting dalam membangun kesadaran warga.
Di sinilah Darustation hadir sebagai media pemberitaan online yang aktif:

  • Memberikan informasi dan edukasi tentang pentingnya transparansi, peran BUMDes, dan pengelolaan aset desa.
  • Menjadi sumber inspirasi bagi warga agar lebih peduli terhadap pembangunan desa.
  • Berperan sebagai pengawas sosial, karena pemberitaan yang jujur dan terbuka mampu mengurangi potensi penyalahgunaan wewenang.
  • Mendorong warga urban yang melek teknologi untuk ikut terlibat dalam diskusi dan ide pembangunan desa.

Dengan pemberitaan yang konsisten, Darustation membantu warga tidak hanya menjadi penonton, tetapi ikut mendorong perubahan.


Kesimpulan: Desa yang Maju Butuh Visi dan Keberanian

Kemajuan desa di era urbanisasi tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak.

  • BUMDes harus bergerak kreatif, tidak hanya meniru model usaha lama.
  • Kepala desa dan aparat harus memimpin dengan visi dan integritas.
  • BPD harus berani mengawasi dan bersikap kritis.
  • RT/RW dan warga perlu bergerak dari pola pikir proyek menjadi pola pikir pemberdayaan.
  • Darustation hadir sebagai pendorong kesadaran dan inspirasi perubahan.

Jika semua unsur bekerja sama, desa bukan hanya bertahan di tengah arus urbanisasi, tetapi juga bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang modern dan tetap berakar pada nilai gotong royong. 🌱

“Desa akan maju jika warganya berdaya dan pemimpinnya memiliki keberanian untuk keluar dari pola pikir proyek menuju visi pembangunan jangka panjang.”

Add a Comment