Mauidzoh Hasanah oleh Imam Besar Masjid Istiqlal: Menyelami Kedalaman Suluk dalam Qiyamullail Bulanan
|Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Semoga rahmat dan berkah Allah senantiasa menyertai kita semua dalam setiap langkah kehidupan.
📍 Masjid Istiqlal,
17-18 April 2025
✍️
Oleh: Mohamad Sobari
Malam Kamis itu, langit Jakarta terasa lebih teduh. Ratusan jamaah berkumpul di Masjid Istiqlal, tenggelam dalam suasana i’tikaf dan Qiyamullail bulanan yang rutin dilaksanakan setiap Kamis malam Jumat ketiga. Tapi malam ini terasa berbeda. Ada ketenangan yang menyusup perlahan ketika Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nazaruddin Umar, MA, menyampaikan Mauidzoh Hasanah—nasihat yang bukan sekadar kata, tapi seperti denting halus yang mengetuk relung hati.
Dalam taujihnya, beliau membahas tema yang mendalam dan seringkali luput dari perhatian: Suluk. Sebuah perjalanan spiritual yang sunyi, namun penuh makna. Sebuah upaya mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya, tanpa hiruk pikuk dunia.

🕊 Apa Itu Suluk?
Dalam Mauidzoh Hasanah malam itu, Prof. Nazaruddin menjelaskan bahwa Suluk bukan hanya serangkaian ibadah, tapi perjalanan ruhani seorang salik (penempuh jalan) untuk membersihkan hati, menundukkan hawa nafsu, dan mencapai makrifat—pengetahuan langsung dan rasa kedekatan yang intim dengan Sang Pencipta.
Suluk adalah kombinasi antara niat, disiplin spiritual, dan bimbingan dari seorang mursyid (guru spiritual). Dalam praktiknya, suluk melibatkan:
- Zikir & tadarrus Al-Qur’an
- Puasa sunnah
- Meditasi dan tafakkur
- Khalwat (pengasingan diri)
- Latihan mujahadah dan riyadhah
🧘 Praktik Suluk: Dari Niat Hingga Evaluasi
Berikut adalah tahapan dalam suluk seperti yang diuraikan oleh beliau:
- Niat
& Mencari Mursyid
Suluk dimulai dengan niat ikhlas, disertai usaha mencari guru yang membimbing dalam perjalanan batin ini. - Latihan
Spiritual (Riyadhah)
Meliputi zikir, muraqabah (sadar akan kehadiran Allah), dan kontemplasi tentang hidup dan keesaan-Nya. - Disiplin
& Etika
Menjaga adab terhadap Allah, mursyid, dan sesama. Melawan hawa nafsu, menjauhi dosa, dan menjaga ibadah. - Tazkiyah
an-Nafs (Penyucian Jiwa)
Membersihkan diri dari iri, sombong, dan sifat tercela lain, serta memperbanyak taubat. - Praktik
Khusus & Tariqah
Mengikuti wirid, ratib, amalan tariqah yang ditentukan mursyid. Kadang dengan khalwat atau uzlah. - Ketaatan
& Pembimbingan
Patuh penuh terhadap bimbingan mursyid, termasuk dalam menghadapi ujian spiritual. - Integrasi
Kehidupan
Menyatukan nilai suluk dalam kehidupan sehari-hari: syukur, sabar, dan adab sosial. - Evaluasi
& Maqam
Evaluasi rutin bersama mursyid tentang progres spiritual. Dalam proses ini, seorang salik bisa mencapai maqam-maqam tertentu.
🍽️ Tiga Disiplin Salik
Sebagai pondasi dasar suluk, Prof. Nazaruddin mengingatkan tiga hal yang perlu dijaga para salik:
- Qillah tha’am – membatasi makan
- Qillah kalam – membatasi bicara
- Qillah naum – membatasi tidur
Disiplin ini bukan sekadar membatasi, tapi menciptakan ruang sunyi yang memungkinkan hati berbisik dan ruh bersujud dalam tenang.

🌌 Refleksi Malam Itu
Suasana malam di Masjid Istiqlal menjadi sangat hening selepas tausiyah. Jamaah yang sebelumnya hanya datang untuk qiyamullail, pulang membawa bekal lebih dari sekadar doa. Mereka membawa satu kesadaran baru: bahwa Suluk adalah jalan sunyi yang penuh cinta, disiplin, dan keikhlasan menuju Allah.
Di tengah dunia yang gaduh, suluk menjadi oase. Dan malam itu, dengan bimbingan Imam Besar, kita semua seperti diingatkan kembali: untuk berhenti sejenak, menoleh ke dalam, dan berjalan pelan-pelan menuju cahaya Ilahi.
📌 Qiyamullail bulanan Masjid Istiqlal rutin digelar setiap Kamis malam Jumat ketiga. Mari hadir, mengisi malam dengan dzikir dan perenungan. Barangkali, di sanalah jalan pulang itu terbuka…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semoga Allah karuniakan kita semua istiqamah dalam meniti jalan-Nya.