Mas Nanang Pengrajin Batu Trowulan Menanti Kejayaan Masa Kini
|Pengrajin batu dari Trowulan, Mojokerto yang memulai karirnya sejak tahun 1994 adalah Mas Nanang, dengan gaya kekinian rambut gondrong dan selalu merokok menjadi keakraban yang senantiasa menanti. Mengenakan celana pendek diatas dengkul dan kaos harley davidson menjadi terlihat selalu muda dan trendi dengan jiwa seni yang tinggi. Generasi muda harus tetap aktif melestarikan budaya nenek moyang kita. Memang katanya, pengkraji batu di Mojokerto terkumpul 500 orang dalam komunitas Gulokelopo, yang setiap waktu terus berkurang. Hal ini menjadi kekuatiran buat generasi yang akan datang. Menurut Mas Nanang, sampai saat ini peran pemerintah sangat kurang sekali. Tetapi ada yang sangat aneh, jika pemerintah membantu para pengrajin dengan bantuan yang tidak sesuai atau tidak tepat sasarannya seperti, mengobati sakit gigi dengan obat sakit kepala. Jadi inilah kenyataan pahit yang harus diterima.
Beberapa kendala yang terjadi yang harus diperhatikan oleh Mas Nanang adalah perlunya nama merek yang kekinian dan pengepakkan yang yang menarik serta membuat media sosial seperti, website, instagram, facebook dan twitter agar masyarakat lebih mengenal mendalam dan rinci tetapi tidak ada yang bisa menangani media sosial ini karena kesibukkannya. Namun yang menarik dari Mas Nanang sebagai pengrajin batu adalah orang mengenal pengrajin batu pahat yang khas museum atau pahat yang patahan, seperti tangan, kepala atau lainnya yang sedikit rusak. Ternyata harga berpengaruh sekali dengan kualitas. Semakin mahal berarti kualitas dan daya tarik nilai seninya semakin tinggi. Beberapa jenis patung dari batu dan semen dibuatnya dari ukuran besar hingga kecil. Mulai dari patu Bhuanatunggal Dewi istri dari Raja Majapahit Raden Wijaya serta patung Ganesha dan banyak lagi yang bisa dia kerjakan. Beberapa jenis patung replika dari museum seringkali menjadi pesanan untuk koleksi pencinta seni.
Pelajaran sejarah sudah sejak sekolah dasar diperkenalkan dibuku pelajaran sekolah tentang kerajaan – kerajaan di Indonesia termasuk seni pahat batu arca, manhir dan lain sebagainya. Terus hingga ke tingkat sekolah menengah atas dilanjutkan tentang pelajaran sejarah yang hanya itu-itu saja melalui buku pelajaran. Seharus sebagai visualisasi bisa langsung melihat karya seni batu hasil karya Mas Nanang dan kawan-kawan untuk dapat dipelajari sebagai bentuk pelestarian seni budaya dan disamping itu para pelajar juga dapat diarahkan untuk membantu sebagai tenaga pemasaran dan pihak sekolah juga dapat membeli hasil karya para pengrajin batu ini. Tapi menurut Mas Nanang, bahwa belum ada ide seperti ini dari kurikulum Kementerian Pendidikkan Nasional.
Ada masa yang gemilang para pengkrajin batu dimana saat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998 dimana kurs rupiah sangat terpuruk dengan dollar Amerika. Banyak wisatawan asing membeli patung-patung hasil kerja Mas Nanang dengan cukup banyak. Tetapi hanya sedikit saja kesempatan dimasa itu, tetapi saat sekarang tidak terlalu banyak.
Sebenarnya seni pahat batu ini mempunyai tempat yang terbaik bagi pencinta karya seni. Masyarakat terutama para blogger akan selalu memperkenalkan seni tradisional ini dengan gaya kekinian melalui media sosial. Padahal gaya tampilan Mas Nanang, sudah bisa menjadi merek atau brand buat para pengrajin. Tidak bisa dipungkiri keterbatasan pemerintahan yang selalu membatasi diri untuk mengangkat para pengrajin seni pahat batu ini, agar lebih baik dari segi pemodalan dan pemasarannya. Karena ini adalah seni budaya bangsa, berarti dapat mengangkat kekhasan Indonesia yang kaya seni budaya. Jangan sampai para seniman, malah dibeli oleh negara tetangga menjadi warganegaranya agar bisa mengisi kekurangan seni budayanya yang minus.
Hal yang memilukan adalah dimana banyaknya patung Trowulan menyebar di Pulau Dewata, Bali tetapi masyarakat kurang mengetahui dimana patung-patung tersebut berasal. Justru masyarakat di Pulau Jawa kurang mengenal daerah Mojokerto sebagai tempat pembuatannya dan para pengrajinnya menyebar di wilayah Trowulan. Pulau Bali sebagai daerah tujuan wisata domestik dan luar negeri menjadi tempat yang baik bagi pemasaran seni ukiran patung hasil karya Mas Nanang dan teman-teman. Disamping itu Pulau Bali sangat mendukung dengan kearifan lokal dan masyarakatnya sangat mencintai seni budaya.
Seluruh masyarakat dan pemerintah harus saling bekerjasama dalam menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang akan mendekati bulan Desember 2015. Nilai-nilai seni dan budaya Indonesia menjadi modal utama penggerak ekonomi Indonesia. Kita sudah dikenal dengan Candi Borobudur ke seluruh dunia sebagai tujuh keajaiban dunia. Inilah modal Mas Nanang untuk terus maju bersama para seniman lainnya di Mojokerto, khususnya di Trowulan untuk melestarikannya dan juga dapat membuka lapangan usaha dan merekrut para pekerja seni karena negeri kita kaya dengan bahan baku batu. Beberapa seni pahat batu yang dibuatnya adalah karya pada masa Kerajaan Majapahit. Meskipun begitu Mas Nanang, kerapkali mengisi pesanan pelangggan dengan seni pahat batu populer yakni patung manusia atau wajah seseorang.
Semoga saja para pengrajin batu tradisional dapat terus berinovasi agar lebih kekinian dalam menghadapai arus budaya barat. Tentunya dengan dukungan kita semua pencinta seni budaya Indonesia.
Mas Nanang, Trowulan, Mojokerto
Pengrajin Batu Komunitas GuloKelopo
Facebook.com/Aremajapahit
085648976909