Liputan NGOPI “Bulan Terbelah Di Langit Amerika” Bersama Hanum Salsabiela Rais
|Seperti agenda pada Kamis lalu dan menyambung pada Senin (7/12) pagi ini masih bercerita tentang BTdLA (Bulan Terbelah Di Langit Amerika). Kesempatan yang menarik buat warga KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia) untuk membahas langsung dari kisah dibalik dua novel karya Hanum Salsabiela Rais pada saat NGOPI (Ngobrol Online Pesona Indonesia). Memang kesempatan bertemu langsung terhalang dengan pekerjaan saya yang kebetulan masuk kerja shift pagi untuk dapat hadir ke Gedung Sarinah, Lantai 12 Aswana, kantor redaksi Kabarindo pada jam 9.00 Tetapi tetap saya pantau melalui WhatsApp (WA) yang selalu terupdate oleh Kak Arul. Memang tidak disarankan untuk menulis artikel ini bagi yang tidak hadir.
Rasa penasaran yang sangat besar sekali untuk ingin berjumpa sang penulis novel yang menjadi best seller ini. Tapi dengan informasi yang terus dilakukan oleh Kak Arul secara update dapat saya mengerti apa yang melantarbelakangi membuatan novel ini dari Eropa dengan “99 Cahaya Di Langit Eropa”, hingga ke Amerika Serikat dengan ”Bulan Terbelah Di Langit Amerika”. Sebagai lulusan Kedokteran Gigi tentunya dunia menulis ini sangat berbeda tetapi karena kondisi yang memaksa untuk melihat sebuah kenyataan yang harus ditulis menjadikan pengalaman selama hidup bersama suaminya (Rangga Almahendra) di luar negeri dengan kehidupan yang berbeda dengan Islam sebagai agama minoritas. Tentunya prasangka buruk pasca peristiwa 9/11 di Gedung WTC, Amerika Serikat menjadi sebuah kebencian yang membabi buta terhadap Islam atau Islamphobia oleh mereka yang sesungguhnya tidak pernah mengetahui secara langsung apa itu Islam sesungguhnya. Meskipun begitu ada sebagian dari mereka dapat mempelajari Islam dan mereka dapat menjelaskan bahwa Al Qur’an dan Hadist tidak satu katapun mengenal rasa benci, ini menjadi sebuah pembuktian dan Islam adalah Rahmatan Lil Alamin “Rahmat untuk alam semesta” “Rahmat untuk semua”
Sebagai anak seorang politikus dan tokoh Muhammadiah, Amien Rais. Tentunya beliau tidak lepas dari gaya kritis sang Ayah yang mengalir ke jiwa Hanum Salsabiela Rais. Berbagai pandangan yang dilihat tidak saja sebagai rasa kebencian kepada Islam atau Islamphobia tetapi sekarang sudah mengarah apa yang dikatakan Extremisphobia yakni suatu tindakan yang dilakukan seseorang atau sekelompok tertentu yang merasa ditindas oleh kelompok yang lain dan menimbulkan rasa kebencian. Pandangan inilah yang harus dibedakan antara Islamphobia dan Extremisphobia yang hingga sekarang masih terus sihembuskan.
Kisah nyata yang ditulis menjadi novel dan menjadi best seller adalah impian dari setiap penulis. Namun hal yang lebih lebih menjadi kebanggaan adalah sebuah karya novel diangkat ke layar lebar dan digarap langsung oleh sutradara yang kodang, Rizal Mantovani. BTdLA merupakan film yang termahal di Indonesia dengan setting pengambilan gambar di beberapa lokasi di negara Amerika Serikat. Meskipun begitu Hanum dan Rangga adalah sepasang suami istri yang masih mencintai Indonesia dan di kota Yogyakarta mereka memiliki ADiTV (Arah Dunia Televisi) yang bernuasa Islam. Inilah bagian syiar Islam serta disiarkan melalui televisi yang langsung masuk ke jendela rumah dan semakin dekat ke masyarakat.
Liputan NGOPI tentunya melengkapi keingintahuan saya akan Film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” menjadi sesuatu yang di tunggu-tunggu oleh para penggemar film Indonesia. Kisah-kisah yang nyata menarik bagi perkembangan dunia Islam akan menjadi sebuah rangkaian cerita yang ditampilkan pada layar bioskop secara audio visual berdasarkan novel yang ditulis oleh Hanum Salsabiela Rais. Pastikan tanggal 17 Desember 2015 hadir dan saksikan di bioskop kesayangan Anda.