Launching Media Komunikasi (Infografis Dan Videografis) Sinergi Antara PMI Dan ITB
|Tidak seperti biasanya pada hari Jumat (22 April 2016) pada jam 7.30 pagi setelah tidak diberlakukannya 3 ini 1 di Jalan Gatot Subroto, Jakarta sangatlah macet sekali. Setelah transit menggunakan Transjakarta dari Stasiun Palmerah sebagai bus feeder di koridor 9 (Pluit – PGC) di halte JCC dan akhirnya berpindah ke halte bendhil. Namum dengan begitu tetap saya siasatkan agar tepat waktu menuju Wisma PMI di Jalan Wijaya, Jakarta Pusat pada jam 8.00 pagi saat dimulainya acaranya launching ini.
Setelah sampai di lokasi Wisma PMI di sambut oleh Herry Firmansya sebagai staff divisi PB PMI Pusat di lobby wisma ini yang berhadapan langsung dengan Gedung PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian) dan lokasi kegiatan berada di lantai 8 dengan menggunakan lift hingga lantai 7 dan dilanjutkan menaiki tangga darurat yang ada. Kemudian mengisi daftar hadir dan bertemu dengan teman-teman Komunitas Blogger Indonesia TDB (Taudariblogger) lainnya yang sudah konfirmasi hadir.
Meskipun waktu peresmian lauching sedikit mundur waktunya tetapi akhirnya dibuka sekitar jam 9.00 pagi oleh Plh Ketua Umum PMI, Ginandjar Kartasasmita, yang menjelaskan melalui sinergi antara PMI dan ITB memperkuat upaya advokasi kebijakan bencana iklim sebagai salah satu mandat PMI untuk mengurangi korban bencana yang didukung oleh basis data dana analisa secara akurat.
Bersama Kepala perwakilan Palang Merah Amerika di Indonesia, Tom Alcedo menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi antar pemangku kepentingan. “Para pemangku kepentingan di Jakarta dan wilayah penyangga harus mengedepankan koordinasi dan komunikasi untuk mengurangi dampak bencana iklim yang terjadi di wilayah DAS Ciliwung melalui tata ruang DAS yang komprehensif.
Serta perwakilan dari Provinsi DKI Jakarta dan Provinsi Jawa Barat dengan menekan tombol bersama saatnya launching Infografis dan videografis yang juga bertepatan dengan Hari Bumi dan diliput oleh MNC Group dan NET TV sebagai media partner.
Palang Merah Indonesia (PMI) dengan dukungan Palang Merah Amerika bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) menginisiasi penelitian kebencanaan iklim, keretanan iklim dan kapasitas adaptif di DAS ciliwung sebagai bagian dat Program Pengurangan resiko Terpadu Berbasis Masyarakat (PERTAMA) di wilayah perkotaan. Kegiatan penelitian telah dilaksanakan pada kurun waktu 2013-2014 dengan menghasilkan beberapa dokumen penelitian berikut rekomendasi sebagai bahan advokasi kepada pemangku kepentingan di wilayah target.
Kegiatan berikutnya adalah workshop dan diskusi publik dengan narasumber antara lain Dr. Armi Susandi, MT, Ketua Tim Peneliti ITB menguncapkan penelitian yang dilakukan ITB menggunakan model iklim cerdas (smart climate model) yang telah terverifikasi di berbagai negara dengan akurasi prediksi mencapai 80%. “Untuk kajian kerentanan di DAS Ciliwung tersebut kami menggunakan data dari 19 titik stasiun pengamatan curah hujan dan 7 stasiun pengamatan temperatur di wilayah Bogor, Depok dan Jakarta. Penelitian tersebut menghasilkan 4 model proyelksi yaitu proyeksi curah hujan, temperatur, kebencanaan dan opsi adaptasi janhka panjang bagi pemerintah, swasta dan masyarakat.
Di sampaing itu juga hadir Drs. Yayat Supriatna, MSP (pemerhati perkotaan) perlu direkomendasikan adaptasi yang bersifat cross boundary yang perlu di lakukan di 3 wilayah kajian. Adaptasi di wilayah Bogor, diantaranya :
1) Pembatasan alih fungsi lahan di wilayah hulu Sungai Ciliwung;
2) Pembangunan waduk;
3) Penguatan sumur resapan bagi masyarakat.
Adaptasi di wilayah Depok, antara lain 1) Pembuatan turap dibeberapa segmen sungai Ciliwung;
2) Pembangunan beberapa waduk untuk menampung air;
3) Penguatan sumur resapan untuk masyakat.
Dan untuk di Jakarta :
1) Percepatan Pembangunan Banjir Kanal;
2) Pengerukan waduk dan kolam retensi;
3) Normalisasi sungai/kali di Jakarta;
4) Pembangunan turap dibeberapa segmen Sungai Ciliwung;
5) Pembangunan “Rusun Adapsi” dengan Sungai Ciliwung;
6) Pembuatan polder (jebakan air);
7) Sumur resapan;
8) Penghijauan disekitar pantai utara Jakarta;
9) Mempercepat air menuju laut (pompa);
10) pembangunan tanggul/sea wall.
Data infografis dan videografis ini menggunakan pemodelan proyeksi kebencanaan iklim. Model tersebut memprediksi curah hujan secara spasial di masa depan dengan mempertimbangkan pola curah hujan masa lalu, dan juga pola anomali. Beberapa rekomendasi adalah
1) Perlunya perencanaan tata ruang DAS Ciliwung secara komprehensif;
2) Penyediaan infrakstruktur perkotaan yang mengamodasik wilayah hulu dan hilir seperti pembangunan tanggul dialiran sungai dan pantai; normalisasi sungai dengan membuat pelebaran badan sungai dan pengerukan lumpur; membuat waduk dan perbaikan saluran air; pemuvatan rewncana kontigensi banjir, melatih kesiapsiagaan aparatur dan masyarakat; dan memperkuat sistem peringatan dini banjir.
Dari paparan di atas, menjadi jelas sekali oleh para Blogger Volunteer PMI yang berasal dari Komunitas Blogger Indonesia TDB (TaudariBlogger) yang sebagian pernah mengikuti pelatihan PMI berupa managemen stress dan tanggap darurat bencana. Hal ini akan menjadi penting sekali untuk dapat berbagi informasi dan pengalamannya ke media sosial melalui artikel yang dibuat di blog. Jadi tugas PMI sangatlah luas sekali yang juga berfungsi sebagai pendukung pemerintah untuk membantu tugas-tugas khusus lainnya. Yuks…. kita support PMI di Hari Bumi 22 April 2016 untuk selalu jaya di masa depan dan dibutuhkan untuk kemanusiaan. Pastinya DPR RI harus segera mensahkan RUU Kepalangmerah.