KRL Tanah Abang–Rangkasbitung: Gangguan, Kepadatan, dan Harapan Perbaikan (Januari–Oktober 2025)
|🚆 Jika kamu pengguna setia KRL lintas Tanah Abang–Rangkasbitung, kamu pasti sudah hafal dengan drama harian: kereta lambat, penumpukan penumpang, dan pengumuman gangguan yang muncul tiba-tiba di jam sibuk. Tapi apa sebenarnya yang terjadi di balik layar? Mari kita kupas tuntas, dari sejarah lintas ini hingga gangguan terbaru yang bikin netizen geram di media sosial.

🛤️ Dari KRD ke KRL: Evolusi Lintas Barat Jabodetabek
Sebelum era KRL, lintas Rangkasbitung dilayani oleh KRD (Kereta Rel Diesel) yang beroperasi dengan frekuensi terbatas dan waktu tempuh yang lebih lama. Sejak KRL Commuter Line diperpanjang hingga Rangkasbitung pada 2017, harapan akan transportasi massal yang cepat dan efisien pun tumbuh. Namun, tantangan teknis seperti persinyalan, kapasitas jalur, dan sarana kereta masih menjadi batu sandungan.
📊 Rekap Gangguan KRL Jan–Okt 2025
Bulan | Jenis Gangguan | Lokasi Utama | Dampak Utama |
Januari | Persinyalan manual | Serpong–Parung Panjang | Delay 15–25 menit di jam pagi |
Februari | Rangkaian tertahan | Tanah Abang | Penumpukan penumpang di peron |
Maret | Gangguan sinyal | Kebayoran | Jalur keluar masuk stasiun terganggu |
April | Keterlambatan KA 1746 | Tigaraksa | Perjalanan dialihkan ke KA 1748 |
Mei | Gangguan sarana | Palmerah | KRL berhenti mendadak, evakuasi manual |
Juni | Kepadatan ekstrem | Rangkasbitung | Penumpang tidak terangkut di jam sore |
Juli | Gangguan teknis | Tanah Abang | Delay 20 menit, pengalihan rangkaian |
Agustus | Masalah komunikasi | Serpong | Informasi gangguan lambat tersampaikan |
September | Gangguan sinyal | Kebayoran | Pola operasi direkayasa |
Oktober | KA 1744 lumpuh total | Kebayoran | Pelayanan hanya sampai Kebayoran |
🔎 Sorotan Oktober 2025: Validasi dari Media Sosial Resmi
1. Senin, 20 Oktober – KA 1744 Lumpuh di Kebayoran
- Sumber resmi: Akun X (Twitter), Instagram, dan Facebook @CommuterLine
- Isi unggahan: “Terdapat gangguan operasional pada rangkaian KA 1744 (Tanah Abang–Rangkasbitung) di Stasiun Kebayoran dan saat ini sedang dalam pengecekan petugas.”
- Dampak:
- Keterlambatan hingga 28 menit
- Penumpang dialihkan ke KA 1746 dan KA 1748
- Penumpukan penumpang di peron Tanah Abang dan Palmerah
2. Selasa, 21 Oktober – Gangguan Persinyalan Daru–Parung Panjang
- Sumber: Update lanjutan dari akun X @CommuterLine
- Isi unggahan: “Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung masih dalam proses penguraian antrean di lintas. Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan perjalanan Anda.”
📱 Suara Netizen: “KRL-nya kayak main tebak-tebakan”
Di media sosial, netizen menyuarakan keluhan:
“Jam pulang kerja malah disuruh pindah kereta, padahal udah penuh semua.”
“KRL-nya kayak main tebak-tebakan, datang nggak datang.”
“Kapan sih lintas Rangkasbitung dibenahi serius?”

🧭 Saran dari Darustation: Solusi Nyata untuk Lintas Rangkasbitung
Sebagai komunitas pemantau transportasi publik dan advokasi pengguna KRL, Darustation menyampaikan beberapa saran konkret agar gangguan tidak terus berulang:
- Modernisasi Sistem Persinyalan
- Sistem sinyal semi-manual di lintas barat harus segera diganti dengan sinyal otomatis berbasis komputer agar komunikasi antarstasiun lebih cepat dan akurat.
- Optimalisasi Jalur Ganda Serpong–Rangkasbitung
- Meski jalur ganda sudah tersedia, antrean tetap terjadi karena sinyal belum sepenuhnya otomatis, kapasitas stasiun terbatas, dan pola operasi belum fleksibel.
- Fokus perbaikan seharusnya bukan lagi pada pembangunan fisik jalur, melainkan pada pemanfaatan maksimal infrastruktur yang sudah ada.
- Penambahan Rangkaian dan Frekuensi di Jam Sibuk
- KRL tambahan di jam sibuk pagi dan sore sangat dibutuhkan, terutama untuk relasi Rangkasbitung yang melayani komuter jarak jauh.
- Transparansi dan Respons Cepat di Media Sosial
- Informasi gangguan harus disampaikan lebih cepat dan disertai estimasi waktu pemulihan agar penumpang bisa mengambil keputusan.
- Kolaborasi dengan Komunitas Pengguna
- KAI Commuter dapat membuka kanal dialog dengan komunitas seperti Darustation untuk mendengar aspirasi dan pengalaman nyata pengguna.

✍️ Penutup: Dari Bertahan ke Harapan
Lintas Rangkasbitung adalah nadi penghubung antara Banten dan Jakarta. Gangguan seperti yang terjadi pada KA 1744 menunjukkan bahwa sistem transportasi massal kita masih butuh perhatian serius. Bukan hanya soal teknis, tapi juga soal komunikasi, empati, dan perencanaan jangka panjang.
Semoga ke depan, perjalanan KRL bukan lagi soal bertahan, tapi soal kenyamanan dan kepastian. (ds)