KOPI Fenomena Bersama Motivator Tung Desem Waringin Serta Nobar Film Surat Dari Praha.

Hari Rabu (3/1) menjadi pilihan yang terbaik untuk dapat bertemu sang motivator Tung Desem Waringin. Keberadaan WhatsApp menjadi alat komunikasi yang handal buat warga KOPI is CiNTA, informasi pada pagi hari menjadi jembatan untuk kita selalu berkoordinasi dengan baik. Pada kesempatan itu Kak Arul, Inpirator KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia) mengabarkan akan bertemu dengan teman lamanya dan ternyata seorang motivator bernama Tung Desem Waringin, pilihan untuk bertemu hanya diberikan dua orang yang merespon tercepat group WhatsApp tersebut. Kebetulan seperti biasanya saya selalu meng-update informasi di media sosial dan group WhatsApp lainnya. Ternyata peresponse pertama dan kedua jatuh pada Kak Kiki dan saya. Tentunya konfirmasi ini harus membatalkan acara lainnya dan dengan koordinasi yang baik dan penuh tanggungjawab akhirnya bisa diatur oleh Kak Ben yang akan hadir di acara film JINGGA di TIM (Taman Ismail Marzuki), Cikini, Jakarta Pusat.

KOPI (Koalisi Online Pesona Indonesia) menjadi sebuah fenomena di era media sosial di tahun 2016, keberadaan KOPI menjadi inspirasi buat para jurnalis online dan blogger. Kegemaran menulis menjadi pilihan untuk dapat menyampaikan informasi yang baik dan berimbang. Tentunya keberadaan KOPI menjadi harapan kita semua untuk terus maju dan kreatif untuk menjadikan pilihan yang terbaik. Tanggungjawab bersama harus bisa kita ciptakan bersama, hari Rabu menjadi hari bersejarah buat KOPI dengan 3 acara dalam 1 hari dan terkoordinasi dengan baik. Kak Eddy, menjadi koordinator di XXI Plaza Indonesia untuk acara nobar A Copy of My Mind.

IMG_20160202_133112

Pertemuan dengan motivator Tung Desem Waringin, menjadi sebuah impian yang tak terhingga, bahkan Kak Kiki dan saya yang datang pertama kali dan kita ngobrol dulu di Cinemaxx, Plaza Semanggi. Kak Kiki bercerita bahwa dia adalah seorang penulis dengan latar belakang sebelumnya bekerja di RS MMC, Kuningan Jakarta Selatan. Pertemuan dengan Tung Dasem Waringin menjadi sebuah kebanggan yang sangat luar biasa dan menjadi lebih bermotivasi untuk terus menerus menulis dan tibalah saatnya kita bertiga berkumpul dengan kedatangan Kak Arul yang santai dan cool yang selalu menjadi ciri khasnya. Serta kita menuju untuk mencari lokasi tempat makan siang di sebuah restaurant lantai 3A Plaza Semanggi yang tidak jauh dari lokasi Cinemaxx.

Motivator Tung Desem Waringin

Kehadiran Tung Desem Waringin ditengah-tengah kita menjadi pertemuan antara dua sabahat lama antara Kak Arul dengan Pak Tung. Dengan sangat akrab sekali semua berkenalan dengannya. Saya kagum dengan Pak Tung, beliau sudah dapat menebak nama saya karena memang Kak Arul sudah membertahukan sebelumnya kepada beliau atas kehadiran perwakilan KOPI saya dan Kak Kiki, inilah cara beliau untuk menambah keakraban diantara kita dengan senyum khas Pak Tung.

IMG_20160202_135930

Sambil menikmati makanan steak dengan rasa daging sapi yang mantap yang disediakan langsung oleh pelayan restaurant Steak21. Sambil ngobrol dengan Pak Tung, beliau memesan steak ayam dan terus bercerita berbagai hal. Mulai dari pertemuan dengan Muchtar Riady, seorang banker ternama dari Lippo Group diatas helikopter pribadinya. Menurut beliau apapun yang ditangani oleh Pak Muchtar selalu menjadi sesuatu yang bermanfaat dan menghasilkan. Ternyata orang sehebat Pak Tung juga masih terus belajar dengan orang-orang yang hebat. Memang belajar menjadi kegemaran Pak Tung dari kecil hingga sekarang.

Bercerita masa lalu Pak Tung, sejak awal dilahirkan oleh ibunya menjadi pengalaman yang tak terlupakan karena tidak ada biaya untuk menebus rumah sakit. Keadaan Ayah beliau yang tidak beruntung dalam bisnisnya menyebabkan hutang dimana-mana. Bahkan uang pinjaman dari saudaranya sendiri menjadi tembusan untuk hutang yang lain, sehingga Tung kecil tetap tidak bisa keluar juga dari rumah sakit. Memang orang besar seperti Tung Desem Waringin, tidak akan pernah melupakan masa lalunya dan selalu berbakti kepada kedua orang tuanya sampai menjadi orang besar sekarang. Tung kecil dididik untuk selalu bisa survive dan membantu ayahnya agar bisnis berdagangnya tetap ramai pembeli, namun begitu tetap saja bisnis ayahnya belum juga dapat berjalan mulus. Akhinya Pak Tung tertarik dengan dunia marketing agar dapat membantu ayahnya meraih sukses.

Tak berapa lama kita bercerita tentang masa lalu Pak Tung, hadir istri beliau menyusul ditempat kita berempat bercerita dengan selalu gembira dan senyum yang menawan. Serta canda tawa bersama ketika bersama beliau bertemu sang istri tercinta. Ada gurauan Pak Tung, karena istri yang dinikahinya sekarang merupakan wanita yang tercantik saat beliau bekerja di BCA. Namun semua keberuntungan berpihak ke Pak Tung. Ada kata-kata dari istri Pak Tung yang luar biasa yakni selalu mengucapkan terima kasih apapun yang dilakukan dan selalu menghargai suami, karena suami telah bekerja dan berusaha untuk keluarga.

Kenangan Kota Praha

Ada sebuah kenangan indah saat Kak Arul bercerita bahwa nanti jam15.00 kita akan saksikan film Surat Dari Praha di bioskop Cinemaxx dan menjanjikan kepada Pak Tung dan istri untuk menyaksikannya karena sangat bagus sekali dengan peran Tyo Pakusadewo sebagai Jaya yang sangat menjiwai perannya sebagai mahasiswa ikatan dinas dari Indonesia yang tinggal di Praha dan tak bisa pulang akibat kejadian 1965. Namun ketika bercerita kota Praha, ada juga kenangan indah Pak Tung dan Istri ketika berlibur saat Natal, di bulan Desember 2015. Sebuah kenangan dimana mereka berdua telah mengabadikan ciuman terindah di Kota Praha yang romantik sebagai ‘’A thousands Kissess and Placess to Rememmber.’’

IMG_20160202_145334

Film Surat Dari Praha, tersaji sangat klimaks karena langsung mencerita kedalam inti permasalahannya, langsung terhubung dengan kisah cinta yang tersisa dari tahun 1965 yakni Ibu Laras yang diperankan oleh Widyawati sebagai Sulastri pemilik kotak dan sepuncuk surat yang dititipkan kepada anaknya Laras yang diperankan Julie Estelle saat mengunjungi Jaya di Praha setelah ibunya meninggal.

Saat di Praha keduanya terlibat pertentangan yang berakhir baik dan saling memahami keduanya. Memang tidaklah mudah pemahaman dua generasi yang berbeda masa dimana saat itu Jaya harus memilih antara dua pilihan dan akhirnya harus melepas kewarganegaraannya karena ‘’Politik berubah, kekuasaan berubah, ilmu pengetahuan berubah. Hanya cinta dan musik yang tak pernah merubah.’’

Poster-Surat-dari-Praha-717x1024

Kisah dalam film Surat Dari Praha, menjadi film yang mengharukan dan barulah kita paham bahwa pada masa itu kehidupan politik sangat berpengaruh sekali terhadap sebuah bangsa. Inilah yang menjadi pemahaman dan rasa ingin tahu telah terjawab di film ini. Akhirnya cerita tentunya happy ending dengan cerita yang masih tanda tanya, mungkinkah ada kisah selanjutnya ?

Selesai menyaksikan film Surat Dari Praha, kita terbawa rasa sedih, kesal dan gembira. Dan pembahasan Kota Praha dilanjutkan kembali saat kita keluar dari bioskop Cinemaxx dan menurut Pak Tung, bahwa di film ini hanya menampilkan gambar-gambar pemandangan kota Praha yang biasa-biasa saja, padahal jika diamati kembali foto-foto Kota Praha dari handphonenya sangatlah indah sekali dan sangat sungguh luar biasa ketika keindahannya terpancar cahaya pada malam hari. Inilah sungguh kesempatan luar biasa dan terima kasih, saya ucapkan karena pada hari yang sama dapat makan siang dan nonton bareng bersama motivator terkenal Tung Desem Waringin.

Add a Comment