Koperasi Merah Putih: Harapan Ekonomi Baru yang Tumbuh dari Desa
Oleh: mohamad sobari | darustation
Jika Anda masih menganggap koperasi sebagai warisan ekonomi jadul yang hanya aktif saat rapat tahunan, mungkin kini saatnya memperbarui cara pandang. Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, lewat Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, telah lahir sebuah gerakan baru: Koperasi Merah Putih.
Dicanangkan pada Hari Koperasi Nasional, 1 Juni 2025, koperasi ini bukan sekadar program—tapi panggilan untuk membangun ulang ekonomi bangsa, dari akar rumput desa.

🌱 Bukan Sekadar Koperasi Biasa
Koperasi Merah Putih bukan koperasi gaya lama yang hanya simpan pinjam atau jual sembako. Ini adalah koperasi modern—digital, transparan, dan berjejaring. Tujuannya jelas: menyatukan pelaku UMKM dalam ekosistem kolektif yang mampu menembus pasar lokal dan nasional.
Dengan tiga pilar utama:
- ✅ Digitalisasi koperasi dan UMKM
- ✅ Integrasi hulu-hilir dalam rantai pasok rakyat
- ✅ Pembiayaan kolektif yang mudah diakses
💼 UMKM Desa: Waktunya Naik Kelas
UMKM bukan pendatang baru di desa. Mereka adalah penopang ekonomi keluarga: dari warung kelontong, pengrajin bambu, penjual keripik singkong, hingga peternak kecil. Tapi sayangnya, mereka terlalu lama berjalan sendiri-sendiri.
Koperasi Merah Putih datang sebagai jembatan:
- Menghubungkan UMKM dengan akses pasar dan modal
- Memberikan pelatihan branding dan digitalisasi
- Menguatkan daya tawar melalui pembelian dan pemasaran kolektif
UMKM yang sudah ada bukan ditinggalkan, justru menjadi bagian penting dari gerakan ini.
🏘️ Pemerintah Desa: Panggung Utama Perubahan
Desa bukan hanya lokasi, tapi penggerak utama dalam gerakan Koperasi Merah Putih. Perangkat desa, karang taruna, pengurus BUMDes, dan tokoh lokal harus ambil peran.
Langkah-langkah nyatanya:
- 🗂️ Pemetaan potensi UMKM dan sumber daya lokal
- 🏢 Fasilitasi pembentukan koperasi atau revitalisasi koperasi lama
- 🤝 Bangun kolaborasi antara koperasi, BUMDes, dan komunitas
- 🧑🏫 Adakan pelatihan dan pendampingan SDM koperasi
- 🛡️ Pastikan transparansi dan kepercayaan publik tetap terjaga
🧑🌾 Kepala Desa: Pemimpin Ekonomi Rakyat
Koperasi Merah Putih tak akan hidup hanya dengan SK. Ia tumbuh lewat komitmen, keteladanan, dan kedekatan pimpinan desa kepada warganya. Dan di titik inilah, peran kepala desa jadi sangat krusial.
Seorang kepala desa tidak cukup hanya mengesahkan koperasi atau hadir saat peresmian. Ia harus:
- Memahami cara kerja koperasi
- Mampu membaca laporan koperasi
- Memberi ruang dan dorongan
- Menjadi teladan dalam gotong royong ekonomi
Tapi yang paling penting: turun ke lapangan.
“Kepala desa yang hebat bukan yang sering rapat, tapi yang sering menyapa dan melihat sendiri bagaimana warga menggoreng, menganyam, menjahit, dan memasarkan hasil usahanya.”
Dengan turun langsung, kepala desa akan tahu siapa pelaku UMKM yang aktif, produk mana yang bisa dikembangkan bersama koperasi, dan apa sebenarnya kebutuhan ekonomi warga. Inilah syarat agar koperasi menjadi milik bersama, bukan hanya label formal.
👥 SDM: Jantung Koperasi yang Sebenarnya
Banyak koperasi gagal bukan karena kekurangan modal, tapi karena SDM-nya belum siap. Pengurus koperasi sering kali dipilih karena kedekatan, bukan kompetensi. Laporan keuangan amburadul, anggota tidak pernah diajak rapat, dan akhirnya koperasi jalan di tempat.
Maka, Koperasi Merah Putih harus punya strategi SDM:
- ✍️ Pelatihan rutin keuangan, manajemen usaha, dan digitalisasi
- 📚 Rekrut generasi muda dan ibu rumah tangga produktif
- 🎓 Kirim perwakilan untuk magang atau studi banding koperasi sukses
- 💻 Gunakan tools sederhana: WhatsApp Business, Google Sheets, Canva
⚠️ Risiko? Ada. Tapi Bisa Dikelola
Tak ada program besar tanpa tantangan. Berikut beberapa risiko nyata dari koperasi ini:
Risiko | Dampak | Solusi |
SDM lemah | Koperasi stagnan, tidak dipercaya | Pelatihan & regenerasi pengurus |
Potensi lokal tak digali | Produk koperasi tidak relevan | Pemetaan dan kurasi produk unggulan |
Tumpang tindih kelembagaan | Konflik antara koperasi & BUMDes | Integrasi peran & pembagian tugas jelas |
Kredit macet | Dana koperasi mandek | SOP pinjaman yang disiplin & transparan |
💰 Dari Mana Dana Koperasi Ini?
Berikut sumber yang bisa dimanfaatkan:
- 💼 Simpanan anggota koperasi
- 🏛️ Dana desa (bila disepakati dalam Musdes)
- 🌐 Hibah atau bantuan dari pemerintah pusat/daerah
- 💸 Pinjaman lunak dari LPDB-KUMKM
- ❤️ Patungan atau crowdfunding warga/diaspora desa
Tidak harus besar. Kuncinya ada pada pengelolaan yang jujur dan profesional.

🧭 Penutup: Desa Bisa Jadi Lokomotif Ekonomi Nasional
Koperasi Merah Putih bukan proyek instan. Tapi ia adalah panggilan jangka panjang—untuk membuktikan bahwa ekonomi rakyat bisa tumbuh tanpa harus jadi penonton di negeri sendiri.
“Desa kuat, Indonesia hebat. Koperasi maju, rakyat sejahtera.”
Kini saatnya desa bergerak. Bukan hanya membentuk koperasi karena program pemerintah. Tapi membentuk koperasi karena kita tahu: hanya dengan bekerja sama, kita bisa bertahan, tumbuh, dan menang bersama. (ds)
About The Author
darustation
berkembang dengan terencana