Kisah di SMA Negeri 1 Cimarga: Saat Teguran, Adab, dan Etika Menjadi Pelajaran Nyata

Lebak, Banten – Dunia pendidikan di Kabupaten Lebak sempat digemparkan oleh peristiwa di SMA Negeri 1 Cimarga.
πŸŽ“ Kepala sekolah Dini Fitri, yang sempat dinonaktifkan dari jabatannya, kini kembali bertugas setelah dipertemukan dengan siswa dan orang tuanya pada hari Rabu, 15 Oktober 2025.
Pertemuan tersebut diinisiasi langsung oleh Gubernur Banten, Andri Soni, yang hadir untuk menengahi dan memulihkan suasana sekolah agar kembali kondusif.


πŸ” Awal Mula Kejadian

Kasus bermula dari teguran kepala sekolah terhadap seorang siswa yang kedapatan merokok di area sekolah β€” tindakan yang jelas melanggar aturan disiplin dan etika pendidikan.
Namun, teguran tersebut kemudian menimbulkan reaksi berantai, hingga berujung pada polemik di kalangan siswa dan orang tua.

Situasi semakin memanas ketika seluruh siswa sempat mogok sekolah, sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan mereka yang ditegur.
Fenomena ini kemudian menyebar luas di media sosial, menimbulkan berbagai opini dan narasi yang tidak semuanya akurat.

Di tengah derasnya arus informasi yang viral, perlu klarifikasi yang jernih dan terbuka agar tidak ada pihak-pihak tertentu yang mengambil kesempatan atau menunggangi isu untuk kepentingan lain.
Gubernur Andri Soni pun turun langsung ke sekolah, menghadirkan pendekatan humanis β€” mempertemukan kepala sekolah, siswa, guru, dan orang tua untuk duduk bersama dan mencari solusi terbaik.


🚭 Tentang Aturan: Larangan Merokok di Area Sekolah

Perlu dipahami bahwa larangan merokok di sekolah bukanlah kebijakan sepihak, melainkan bagian dari Permendikbud Nomor 64 Tahun 2015 tentang Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Sekolah.
Aturan ini berlaku untuk seluruh warga sekolah, termasuk guru, siswa, maupun pengunjung, demi menciptakan lingkungan belajar yang sehat, aman, dan bebas dari kebiasaan buruk.

Namun, implementasi aturan harus selalu diiringi pendekatan yang bijak.
Sebuah teguran yang dimaksudkan sebagai pembinaan harus disampaikan dengan cara mendidik, bukan menghakimi β€” dan di sisi lain, siswa juga harus diajarkan untuk menerima nasihat sebagai bentuk perhatian, bukan penghinaan.


πŸ’¬ Peran Media Sosial dan Pengawasan Publik

Kejadian ini menjadi bukti betapa media sosial memiliki kekuatan luar biasa dalam membentuk opini publik.
Dalam hitungan jam, video dan postingan terkait insiden di SMA Negeri 1 Cimarga menyebar luas, menimbulkan simpati, tetapi juga kebingungan.
Di sinilah pentingnya literasi digital dan tanggung jawab bermedia.
Viralnya peristiwa ini memang memperlihatkan fungsi pengawasan sosial masyarakat, tetapi juga sekaligus mengingatkan bahwa informasi perlu diverifikasi sebelum disebarkan lebih jauh.


πŸ‘©β€πŸ« Solidaritas Guru dan Peran Penting Guru BK

Dari sisi internal sekolah, kejadian ini menjadi momentum untuk memperkuat kerjasama antar guru.
Komunikasi yang baik antara kepala sekolah, wali kelas, dan seluruh tenaga pendidik sangat diperlukan agar setiap persoalan bisa diselesaikan dengan pendekatan kolektif.
Khususnya, guru Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki peran penting dalam menjembatani komunikasi antara siswa dan pihak sekolah.

Guru BK bukan hanya sebagai pengawas kedisiplinan, tapi juga sebagai konselor yang memahami kondisi emosional dan psikologis siswa.
Dengan pendekatan yang tepat, siswa dapat belajar memahami konsekuensi dari setiap tindakan tanpa merasa dihakimi, sementara guru dan orang tua bisa bersama-sama mendukung proses pembinaan.


🌿 Hikmah dan Pelajaran

Dari kejadian di SMA Negeri 1 Cimarga ini, ada beberapa hikmah berharga yang bisa kita petik:

  1. Teguran adalah bagian dari cinta dalam pendidikan.
    Tugas guru bukan sekadar mengajar, tetapi juga membentuk karakter. Namun, dalam menyampaikan teguran, perlu empati dan adab.
  2. Komunikasi lebih penting daripada asumsi.
    Banyak konflik terjadi bukan karena niat buruk, tetapi karena salah paham.
    Dialog terbuka seperti yang dilakukan Gubernur Andri Soni adalah contoh nyata solusi beradab.
  3. Adab dan etika adalah fondasi pendidikan.
    Sekolah bukan sekadar tempat mencari nilai tinggi, tetapi ruang untuk menumbuhkan kejujuran, tanggung jawab, dan rasa hormat.
  4. Media sosial bisa menjadi pengawas, tapi juga pengacau.
    Maka, setiap pengguna β€” terutama pelajar β€” perlu diajarkan etika digital agar tidak mudah terprovokasi.

🌸 Penutup: Pendidikan yang Menumbuhkan

Kepemimpinan yang bijak terlihat bukan ketika segalanya berjalan lancar, tetapi saat mampu menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan luka baru.
Langkah Gubernur Andri Soni untuk turun langsung memberi contoh bahwa dunia pendidikan perlu kehadiran pemimpin yang mendengar, bukan sekadar memerintah.

Peristiwa ini semoga menjadi refleksi bersama:
bahwa dalam dunia pendidikan, aturan harus ditegakkan dengan kasih sayang,
dan kasih sayang harus disampaikan dengan adab.
(ds)


✍️ Ditulis oleh: Tim Darustation
πŸ“ Lebak, Banten – 15 Oktober 2025
#PendidikanBeradab #Lebak #SMA1Cimarga #Banten #Darustation #EtikaPendidikan #GuruBK #KawasanTanpaRokok

Add a Comment