Kiat Hidup Tenang dalam Segala Keadaan
|“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, niscaya Allah akan jadikan ia paham dalam agama.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Pagi yang cerah menyambut ribuan jamaah yang memadati Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad 13 Juli 2025. Di tengah hiruk-pikuk ibu kota, para pencari ilmu hadir dengan hati penuh harap, ingin mendapatkan satu hal yang semakin langka di zaman ini: ketenangan hati.
Bertemakan “Kiat Hidup Tenang dalam Segala Keadaan,” kajian ini diisi oleh dua tokoh ulama yang dikenal dengan kelembutan dan kedalaman hikmahnya: KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) dan Ustadz Salim A Fillah.
Apa rahasia hati yang tenang, meski hidup penuh ujian? Apa kunci sakinah, saat keluarga, pasangan, atau pekerjaan tidak seperti yang diharapkan? Berikut intisari kajian yang menyentuh sanubari.

🌿 1. Bukan Soal Cocok—Tapi Soal Ridha
Aa Gym membuka kajian dengan kalimat yang menampar kesadaran kita:
“Yang terbaik bagi kita bukanlah yang paling cocok menurut kita, tapi yang Allah pilihkan untuk mendidik hati kita.”
Sering kali kita merasa kecewa karena hidup tidak berjalan sesuai rencana. Suami tak seideal harapan. Istri tidak seperti impian. Anak-anak tak sejalan dengan keinginan. Tapi siapa sangka, justru lewat “yang tidak cocok” itu, Allah ingin menghadirkan sakinah—ketenangan sejati yang bukan dari dunia, tapi dari langit.
💬 2. Sakinah Tidak Berasal dari Makhluk
“Sakinah tidak diberikan oleh suami, bukan pula oleh istri. Tapi sakinah diberikan langsung oleh Allah.” – Aa Gym
Kalimat ini mengubah paradigma. Banyak orang salah arah dalam mencari ketenangan—menggantungkan harapan pada pasangan, keluarga, pekerjaan, bahkan media sosial. Tapi ketenangan sejati tak datang dari luar, melainkan dari dalam jiwa yang mengingat Allah.
📖 “Alladzina amanu wa tatmainnu qulubuhum bi dzikrillah…”
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.” (QS. Ar-Ra’d: 28)
🧠 3. Salah Menyikapi, Salah Jalan Hidup
Aa Gym mengingatkan, bukan masalah yang merusak hati kita, tetapi cara kita menyikapinya.
“Kelebihan pasangan tidak disyukuri. Kekurangannya tidak disabari. Akhirnya salah menyikapi, dan hidup tidak sakinah.”
Kita pun seringkali menyalahkan keadaan: ekonomi, keluarga, bahkan anak-anak. Padahal, jika hati dekat dengan Allah, maka ujian menjadi pelajaran, bukan tekanan.
🕋 4. Dzikir—Jalan Menuju Hati yang Lapang
“Pintu ketenangan itu hanya satu: dzikrullah. Bukan mengingat makhluk, tapi mengingat Allah.”
Saat kita kecopetan, misalnya, hati biasanya sibuk mengingat dompet, copet, dan kehilangan. Tapi andai kita segera berkata, “Innalillahi wa inna ilaihi raji’un”, hati akan cepat kembali tenang.
“Yang menurunkan sakit, galau, kecewa… adalah Allah. Tapi itu tanda cinta, tanda peringatan agar kita kembali mengingat-Nya.”
Jadi, solusi bagi galau, resah, kecewa bukan pada pelarian, tapi pada kembali ke Allah.
🕌 5. Shalat yang Benar: Cermin Hati yang Tenang
Ustadz Salim A Fillah melanjutkan dengan mengingatkan bahwa shalat adalah tiang utama dalam membangun ketenangan jiwa.
“Ciri-ciri orang yang shalatnya tidak bagus adalah… menunda shalat, malas shalat sunnah, tidak ada tuma’ninah, dan hanya semangat jika dilihat orang.”
Kita harus berani mengevaluasi: apakah shalat kita sungguh-sungguh mengantarkan pada ketenangan? Atau hanya rutinitas tanpa rasa?
🌺 6. Ujian Adalah Tanda Cinta
“Tidak ada musibah yang terjadi tanpa izin Allah. Semua adalah karunia—walau terasa pahit.” – Aa Gym
Musibah bukan bentuk murka, tapi cara Allah mengundang kita untuk mendekat. Bahkan nikmat pun bisa jadi ujian jika membuat kita lalai.

🎁 Penutup: Jangan Lama-lama Lupa Allah
“Jangan kelamaan ingat makhluk. Itu penyakit hati. Segeralah kembali dzikir kepada Allah.”
Allah menciptakan kita untuk dzikir. Maka apa pun yang menjauhkan dari dzikir, hakikatnya sedang menjauhkan kita dari tujuan penciptaan.
Jangan remehkan Allah. Jangan sepelekan dzikir. Jangan tunda taubat. Hidup yang tenang bukan karena semua beres, tapi karena kita dekat dengan Yang Maha Membereskan segalanya.
📌 Kesimpulan Hikmah:
Ketenangan hanya dari Allah, bukan dari pasangan, anak, atau harta.
Dzikir adalah pintu utama menuju hati yang lapang.
Shalat yang khusyuk adalah tanda hati yang sehat.
Ujian adalah jalan menuju ridha dan cinta Allah.
Jangan menunda dzikir, jangan menggantungkan harapan pada makhluk.

📷 Kajian ini diselenggarakan oleh DT Peduli, didukung oleh berbagai lembaga dan komunitas, dan dihadiri ribuan jamaah di Masjid Istiqlal Jakarta. Semoga menjadi ladang amal dan kebaikan, serta membangkitkan semangat untuk lebih dekat dengan Allah.
📍 Ingat: Hidup tenang bukan karena semua cocok, tapi karena hati kita selalu ingat Allah.
💬 Silakan bagikan artikel ini kepada sahabat dan keluarga. Semoga bermanfaat.


