Keutamaan Bulan Rajab: Muhasabah dan Sholat Malam Menuju Ramadan
|Kajian Islam: Muhasabah Pengantar Sholat Malam di Bulan Rajab
Oleh: Kepala Bidang Penyelenggara Peribadatan Masjid Istiqlal, K.H. Bukhori Sail Al-Tahiri, Lc., M.A.
Keutamaan Bulan Rajab
Bulan Rajab merupakan salah satu bulan haram yang Allah SWT muliakan. Kata Rajab berasal dari kata “ar-rajb” yang bermakna keagungan atau kehormatan. Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya ada empat bulan haram…”
(QS. At-Taubah: 36)
Keempat bulan haram tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Rajab memiliki keunikan karena posisinya sebagai satu-satunya bulan haram yang berdiri sendiri, tidak berdekatan dengan bulan haram lainnya. Oleh karena itu, bulan ini dijadikan momen untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Rajab: Pemanasan Menuju Ramadan
Bulan Rajab adalah waktu terbaik untuk mempersiapkan diri menyambut Ramadan. Rasulullah SAW menjadikan bulan ini sebagai awal langkah menuju peningkatan amal. Dalam bulan Rajab, umat Islam dianjurkan memperbanyak qiyamullail (sholat malam), berzikir, dan bermuhasabah.
Rasulullah SAW bersabda:
“Berpuasalah di bulan Syaban, karena bulan tersebut berada di antara Rajab dan Ramadan yang sering dilupakan oleh manusia.”
(HR. Nasa’i)
Muhasabah: Menilai Diri dan Merenungi Amal
Muhasabah berasal dari kata hasaba, yang berarti menghitung. Dalam konteks ini, muhasabah berarti evaluasi diri terhadap amal perbuatan yang telah kita lakukan. Allah SWT mengingatkan bahwa setiap amal, sekecil apa pun, akan dicatat:
“Pada hari itu manusia akan melihat apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya, dan orang kafir berkata: ‘Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah.’”
(QS. An-Naba: 40)
Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin mengingatkan bahwa orang yang cerdas adalah mereka yang menghitung amal perbuatannya sebelum Allah melakukannya di akhirat. Allah SWT berfirman:
“Dan diletakkanlah kitab (catatan amal), lalu kamu akan melihat orang-orang yang berdosa ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: ‘Betapa celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya.’”
(QS. Al-Kahfi: 49)
Kesabaran dan Persiapan Ibadah
Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk bersabar, baik dalam menghadapi ujian maupun dalam menjalani kebaikan. Firman Allah:
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu serta tetaplah bersiap siaga (di perbatasan) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
(QS. Ali Imran: 200)
Kesabaran tidak hanya dibutuhkan saat menghadapi cobaan, tetapi juga dalam menjalankan ibadah. Sebagaimana seorang pedagang membutuhkan kerjasama (musyarakah) untuk mencapai keberhasilan, demikian pula dalam muhasabah, kita membutuhkan harmoni antara akal, hati, dan nafsu.
Rajab: Momentum Mengontrol Nafsu
Bulan Rajab menjadi waktu terbaik untuk melatih akal dalam mengontrol nafsu. Imam Ghazali mengajarkan pentingnya al-mufasarokah—mengenali batasan halal dan haram, serta mengendalikan kecenderungan nafsu kepada keburukan. Rasulullah SAW bersabda:
“Orang yang cerdas adalah yang mampu menundukkan nafsunya dan beramal untuk kehidupan setelah mati.”
(HR. Tirmidzi)
Dalam bulan Rajab ini, umat Islam memiliki kesempatan emas untuk memperbaiki hubungan dengan Allah SWT. Mengendalikan nafsu adalah langkah penting dalam mencapai ketenangan jiwa dan memperbanyak amal kebaikan. Sebagaimana nafsu cenderung menggoda manusia ke arah keburukan, akal yang sehat mampu mengarahkan manusia kepada hal-hal yang diridhai Allah.
Keistimewaan Sholat Malam di Bulan Rajab
Salah satu amalan yang sangat dianjurkan di bulan Rajab adalah qiyamullail (sholat malam). Malam hari adalah waktu yang penuh keberkahan, di mana doa-doa lebih mudah diijabah oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda:
“Tuhan kita turun ke langit dunia setiap malam ketika tersisa sepertiga malam terakhir, lalu Dia berfirman: ‘Siapa yang berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkannya. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.’”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Sholat malam menjadi sarana terbaik untuk bermuhasabah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam kesunyian malam, seorang hamba dapat lebih merenungi dosa-dosanya, memohon ampunan, serta memanjatkan harapan kepada Allah SWT.
Penutup: Rajab sebagai Titik Awal Perbaikan Diri
Bulan Rajab adalah momentum untuk memulai perjalanan spiritual menuju Ramadan. Jadikan bulan ini sebagai titik awal untuk memperbaiki kualitas ibadah, memperbanyak zikir, serta meningkatkan amal kebaikan. Muhasabah menjadi langkah penting untuk mengevaluasi diri:
Apa yang telah kita persiapkan untuk menghadapi Ramadan?
Bagaimana hubungan kita dengan Allah SWT, keluarga, dan sesama manusia?
Apakah kita sudah memanfaatkan waktu dan nikmat Allah dengan sebaik-baiknya?
Allah SWT memberikan kesempatan di bulan Rajab untuk memperbanyak amal dan mengurangi dosa. Manfaatkan waktu ini sebaik mungkin dengan memperbanyak qiyamullail, memperbaiki diri, dan mempersiapkan bekal menuju akhirat.
Semoga Allah SWT menjadikan bulan Rajab ini sebagai waktu penuh berkah bagi kita semua, mempermudah segala urusan, dan mempersiapkan kita untuk menyambut Ramadan dengan jiwa yang bersih dan penuh semangat. Aamiin. (DS)