Ketika Ibu-Ibu Nongkrong di Pinggir Jalan: Potret Sosial di Perumahan dengan SDM Rendah

Di banyak perumahan kelas menengah ke bawah, kita bisa menjumpai satu fenomena sosial yang cukup umum tapi jarang dibahas secara serius—kebiasaan ibu-ibu duduk di pinggir jalan, ngobrol berjam-jam, tanpa arah dan tanpa tujuan yang jelas. Sekilas tampak wajar, bahkan dianggap bentuk “kekompakan warga”, padahal dalam jangka panjang bisa menjadi akar dari stagnasi sosial dan keretakan antarwarga.

Mereka duduk dari pagi hingga siang, bahkan kadang hingga sore. Obrolannya entah tentang apa. Ketika ada warga lewat, mereka tiba-tiba diam. Ketika disapa, balasannya sinis. Saat ditegur secara halus pun, responnya datar atau bahkan marah.


🧓 Jika Mereka Sudah Menjadi Orang Tua, Siapa yang Bisa Menasihati?

Inilah tantangan sosial yang lebih dalam. Mereka bukan remaja, bukan ibu muda yang mudah diarahkan. Mereka orang tua—bahkan terkadang sudah menjadi nenek. Dalam budaya kita, menasihati orang yang lebih tua itu tabu, apalagi jika tidak dekat secara personal.

Namun, ketika mereka menjadi contoh yang tidak baik bagi anak-anak muda dan lingkungan sekitar, siapa yang akan berani bicara?

Masalahnya makin kompleks ketika masing-masing hidup dalam ego dan kesibukan pribadi. Semua merasa tidak mau ikut campur, semua sibuk dengan urusannya sendiri. Akhirnya, masyarakat menjadi apatis, dan kelompok ibu-ibu ini tumbuh tanpa koreksi sosial.


💸 Kompak Jika Ada Uang?

Yang lebih ironis, kekompakan baru muncul saat ada insentif materi. Misalnya ketika ada kegiatan kampanye politik, program bantuan sosial, atau acara yang “menguntungkan secara finansial.” Tiba-tiba, mereka solid. Mereka datang, ikut rapat, hadir dengan semangat—meski belum tentu paham apa yang sedang dijalankan.

Kampanye, arisan partai, bahkan program pemerintah bisa menjadi ajang “ikut-ikutan” tanpa literasi. Saat ditanya, “Tujuan acara ini apa?” mereka menjawab, “Yang penting ada uangnya.”

“Jika tujuan tak sejalan dengan arah, maka kita hanya akan berjalan di tempat—atau bahkan tersesat bersama.”

Tanpa pemahaman yang benar, kekompakan yang dibangun hanya akan jadi kompak semu—dan berpotensi dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan sesaat.


📖 Pesan Al-Qur’an dan Hadits

Allah ﷻ berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang suka menyebarkan keburukan di tengah masyarakat mukmin, bagi mereka azab yang pedih.”
(QS. An-Nur: 19)

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

“Cukuplah seseorang dianggap pendusta jika ia membicarakan semua yang ia dengar.”
(HR. Muslim)

Duduk di pinggir jalan, membahas hal yang tidak jelas, menyampaikan kabar yang belum tentu benar—semua ini bisa membuka pintu dosa besar.


📜 Pesan Ulama dan Orang Tua Zaman Dulu

Imam Malik rahimahullah berkata:

“Lidah itu seperti binatang liar, jika tidak dijaga maka akan menerkam pemiliknya.”

Sedangkan orang tua kita dulu sering berkata:

“Kalau mau ngobrol, cari yang membawa manfaat. Kalau hanya buat nyakitin orang, lebih baik tutup mulut.”


🛠️ Apa yang Bisa Dilakukan?

  1. Bangun aktivitas positif: Seperti belajar membuat kerajinan, majelis ilmu, atau pelatihan kewirausahaan.
  2. Libatkan tokoh masyarakat dan ustadzah lokal: Agar ada figur yang bisa menyampaikan nasihat secara hikmah.
  3. Arahkan kekompakan ke hal yang bermanfaat: Bukan hanya soal uang, tapi manfaat sosial dan ukhrawi.

📌 Penutup: Arahkan Kompak untuk Kebaikan

Kompak itu baik. Tapi jika hanya kompak saat ada “amplop” atau “bantuan”, lalu kembali saling menyakiti setelahnya—maka kompak itu kehilangan makna.

Mari perbaiki arah, kuatkan tujuan, dan isi ruang sosial kita dengan nilai, bukan hanya basa-basi.

“Bukan kematian yang kutakuti. Tapi bekal yang belum mencukupi.”
– (Renungan @Darustation)

Semoga lingkungan kita menjadi tempat tumbuhnya akhlak, bukan tempat tumbuhnya ghibah.


🟤 Artikel ini merupakan cermin, bukan tudingan. Semoga bisa menjadi bahan renungan bagi kita semua untuk memperbaiki diri dan lingkungan.

#Darustation #RenunganSosial #LingkunganBermakna #PesanQuran #PesanHadits #NasihatUlama #NasehatOrangTua #KompakDenganNilai #JagaLisan #SDMRendah #PerumahanSadarIlmu #MajelisIbuBijak

Add a Comment