Kajian Islam: Menyikapi Hubungan Kakak dan Adik yang Terganggu oleh Fitnah

Dalam Islam, hubungan keluarga merupakan ikatan yang sangat mulia dan harus dijaga dengan penuh kasih sayang serta saling pengertian. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa konflik dalam keluarga sering kali terjadi, termasuk akibat fitnah yang menyebabkan retaknya hubungan antara kakak dan adik. Kasus seperti ini menjadi ujian yang berat, terutama jika pihak yang memulai fitnah tidak mau melakukan klarifikasi (tabayun) dan malah mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain.

Perspektif Islam tentang Fitnah

Fitnah adalah dosa besar dalam Islam. Allah SWT berfirman:

“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya daripada pembunuhan.” (QS. Al-Baqarah: 191)

Fitnah tidak hanya merusak hubungan manusia dengan Allah, tetapi juga hubungan antarsesama, termasuk dalam keluarga. Ketika seorang kakak memfitnah adiknya tanpa alasan yang jelas dan tanpa ada upaya tabayun, hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan kejujuran dan keadilan.

Pentingnya Tabayun dalam Islam

Islam mengajarkan umatnya untuk selalu melakukan klarifikasi atau tabayun ketika mendengar berita atau tuduhan yang belum jelas. Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti…” (QS. Al-Hujurat: 6)

Dalam konteks hubungan kakak dan adik, sikap tabayun seharusnya menjadi jalan untuk menyelesaikan konflik. Namun, ketika salah satu pihak enggan melakukannya, hubungan akan semakin memburuk, dan luka batin akan sulit sembuh.

Menghadapi Kakak yang Enggan Tabayun

Jika seorang kakak laki-laki tetap menolak klarifikasi dan justru meminta sang adik untuk introspeksi diri, meskipun adik tidak tahu alasan di balik fitnah tersebut, Islam memberikan beberapa panduan untuk menghadapi situasi ini:

1. Tetap Bersikap Baik kepada Kakak

Meskipun berat, seorang Muslim dianjurkan untuk tetap berbuat baik kepada saudaranya, termasuk yang berbuat zalim. Rasulullah SAW bersabda:

“Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim atau yang dizalimi.” Lalu para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, kami tahu bagaimana menolong orang yang dizalimi. Namun, bagaimana kami menolong orang yang berbuat zalim?” Rasul menjawab, “Cegahlah dia dari perbuatannya.”* (HR. Bukhari)

Dalam hal ini, berbuat baik kepada kakak laki-laki yang memfitnah berarti menghindari balasan keburukan dengan keburukan dan tetap berharap agar ia berubah.

2. Bersabar dan Bertawakal

Allah SWT berfirman:

“Dan bersabarlah atas apa yang mereka katakan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.” (QS. Al-Muzzammil: 10)

Kesabaran adalah kunci utama dalam menghadapi situasi seperti ini. Bersabar bukan berarti pasrah, melainkan menyerahkan segala urusan kepada Allah sambil tetap berusaha memperbaiki keadaan.

3. Mediasi melalui Pihak Ketiga

Jika mediasi pertama oleh kakak perempuan tidak berhasil, libatkan pihak ketiga yang lebih netral dan dihormati oleh kedua belah pihak, seperti orang tua, tokoh agama, atau ulama. Mediasi yang dilakukan dengan adil dan berdasarkan nilai-nilai Islam dapat membantu membuka hati pihak yang bersalah.

4. Menghindari Perdebatan yang Tidak Produktif

Apabila kakak laki-laki terus menolak tabayun dan malah berusaha menyalahkan adik, hindari perdebatan yang hanya akan memperburuk keadaan. Rasulullah SAW bersabda:

“Aku menjamin sebuah rumah di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun ia benar.” (HR. Abu Dawud)

5. Berdoa kepada Allah SWT

Doa adalah senjata paling ampuh bagi seorang Muslim. Berdoalah kepada Allah agar memberikan hidayah kepada kakak laki-laki tersebut dan memperbaiki hubungan keluarga. Rasulullah SAW mengajarkan doa untuk memohon kebaikan keluarga:

“Ya Allah, perbaikilah urusan keluargaku dan damaikanlah hati kami.”

Pentingnya Menghindari Sikap Memutus Silaturahmi

Islam sangat melarang memutus hubungan silaturahmi, termasuk dengan saudara kandung. Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak akan masuk surga orang yang memutuskan hubungan kekeluargaan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Jika kakak laki-laki tetap enggan berdamai, biarkan waktu berjalan sambil terus menunjukkan sikap baik kepadanya. Jangan sampai fitnah tersebut menjadi alasan untuk memutuskan hubungan keluarga.

Kesimpulan

Konflik antara kakak dan adik akibat fitnah adalah ujian besar dalam kehidupan keluarga. Dalam Islam, fitnah adalah dosa yang harus dihindari, dan tabayun adalah solusi utama untuk menyelesaikan kesalahpahaman. Namun, jika salah satu pihak tetap tidak mau berdamai, sikap sabar, doa, dan usaha terus-menerus untuk menjaga silaturahmi adalah bentuk kesungguhan seorang Muslim dalam menjalankan ajaran Islam.

Semoga Allah SWT memberikan jalan keluar terbaik bagi keluarga yang sedang menghadapi konflik dan mengembalikan kedamaian di antara anggota keluarga. Aamiin. (DS)

Add a Comment