Kabupaten Tangerang 393 Tahun: Sejarah, Kelahiran, dan Pesan dari Darustation

🎉Tanggal 13 Oktober selalu membawa gema yang berbeda.
Bagi warga Tangerang, inilah hari lahir Kabupaten Tangerang — daerah yang kini berusia 393 tahun (1632–2025), kaya sejarah dan sarat makna.
Namun bagi seseorang yang juga lahir di tanggal yang sama, yakni co-founder Darustation, 13 Oktober menjadi momen refleksi ganda — antara sejarah dan kelahiran, antara jejak masa lalu dan misi masa kini.


🏞️ Awal Sejarah Kabupaten Tangerang: Jejak Tiga Bangsawan Banten

Pada tahun 1632 Masehi, ketika Kesultanan Banten dipimpin oleh Sultan Abu al-Ma‘ali Ahmad Rahmatullah, tiga bangsawan setia — Raden Arya Wangsakara, Raden Arya Yudanegara, dan Raden Arya Soetadilaga — diutus untuk menjaga perbatasan timur kerajaan dari ancaman VOC (Belanda).
Mereka membangun benteng pertahanan di tepi Sungai Cisadane, menandai wilayah kekuasaan Banten sekaligus menegakkan syiar Islam. Dari sinilah muncul nama “Tangerang”, yang berasal dari kata Sunda “Tanggeran”, artinya tanda batas atau penanda wilayah.

Sejak itu, Tangerang dikenal sebagai Benteng Islam dan pusat peradaban baru di antara dua kekuatan besar: Banten dan Batavia. Semangat Wangsakara dan para pengikutnya menjadi fondasi nilai moral masyarakat Tangerang hingga kini.


🗓️ 13 Oktober: Hari Jadi Kabupaten Tangerang

Tanggal 13 Oktober 1632 kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Tangerang, bertepatan dengan berdirinya benteng pertama di Cisadane.
Selama lebih dari tiga abad, Tangerang berkembang dari wilayah agraris menjadi pusat industri dan urbanisasi modern, namun nilai-nilai luhur leluhur Sunda dan Banten tetap menjadi napas dalam setiap kemajuan.

Kini, di usia 393 tahun, Kabupaten Tangerang terus bergerak di bawah semboyan “Satya Kerta Raharja” — setia untuk mewujudkan kesejahteraan dan harmoni bagi rakyatnya.


👤 Raden Arya Wangsakara: Pendiri, Ulama, dan Penjaga Nilai

Tokoh sentral sejarah ini, Raden Arya Wangsakara, bukan sekadar pemimpin wilayah, tetapi seorang ulama dan pembimbing ruhani.
Beliau menolak tunduk kepada kekuasaan kolonial dan memilih hidup sederhana bersama rakyat di tanah perbatasan.
Dari Lengkong Kyai (sekarang Tangerang Selatan), beliau mengajarkan keteguhan, keikhlasan, dan nilai dakwah yang lembut tapi kuat — nilai-nilai yang menjadi pondasi moral masyarakat Tangerang hingga kini.


🎂 Kelahiran yang Sama: Co-Founder Darustation

Menariknya, co-founder Darustation juga lahir tepat di tanggal 13 Oktober — tanggal yang sama dengan lahirnya Kabupaten Tangerang.
Sebuah kebetulan yang sarat simbolik:

“Ketika bumi Tangerang melahirkan sejarah, Allah pun melahirkan insan yang kelak menebar cahaya dakwah melalui ruang digital.”

Melalui Darustation, ia melanjutkan semangat perjuangan Wangsakara — bukan dengan benteng fisik, tetapi dengan benteng nilai dan pesan kebaikan di dunia maya.
Dari Tangerang, pesan itu menyebar ke seluruh Indonesia bahkan dunia: bahwa dakwah hari ini tak hanya lewat mimbar, tapi juga melalui media, karya, dan inspirasi.


🌿 Makna Berdasarkan Riwayat Sunda: Tanggeran, Tanda dan Tatanan

Dalam filosofi Sunda, kata “Tanggeran” bukan sekadar batas wilayah, tetapi tanda keseimbangan antara bumi dan langit, antara lahir dan batin.
Mereka yang lahir di tanggal ini dipercaya membawa panggilan spiritual sebagai penjaga tatanan dan harmoni kehidupan.

Seperti halnya Tangerang menjadi benteng nilai, maka seseorang yang lahir di tanggal 13 Oktober juga memiliki watak ngajaga (melindungi) dan ngamumule (merawat) — menjaga nilai-nilai keislaman, kebudayaan, dan kemanusiaan di tengah arus zaman.


💫 Pesan dari Darustation: Dari Benteng Sejarah ke Benteng Dakwah Digital

Dalam momentum 13 Oktober ini, Darustation menyampaikan pesan reflektif:

🌙 “Sejarah bukan untuk dikenang saja, tapi untuk diteruskan semangatnya. Tangerang lahir sebagai benteng perjuangan, dan kami — generasi hari ini — harus menjadikannya benteng nilai, ilmu, dan amal.”

📖 “Setiap kelahiran membawa amanah. Jika Raden Arya Wangsakara menjaga batas negeri dengan iman, maka kita hari ini menjaga batas moral di dunia digital.”

💌 “Darustation berdiri bukan untuk menjadi besar, tapi untuk menyalakan cahaya — agar kebaikan tidak padam, walau zaman terus berubah.”

Pesan ini menjadi pengingat bahwa dakwah sejati tak selalu lantang, kadang hadir dalam bentuk sederhana — seperti tulisan, video, atau bahkan satu kalimat bijak yang menenangkan hati orang lain.


🌸 Penutup: Dua Lahir, Satu Semangat

Tanggal 13 Oktober mengikat dua perjalanan dalam satu makna besar:

  • Kabupaten Tangerang, lahir dari semangat mempertahankan nilai dan martabat.
  • Co-founder Darustation, lahir dengan misi menyebarkan nilai dan pencerahan.

Keduanya sama-sama menjadi Tanggeran — penanda, pelindung, dan penjaga harmoni.


Selamat Hari Jadi ke-393 Kabupaten Tangerang!
Selamat Ulang Tahun untuk Co-Founder Darustation!

Semoga semangat Raden Arya Wangsakara terus hidup dalam setiap langkah kita —
dari benteng sejarah menuju benteng dakwah digital,
dari Tangerang untuk Indonesia, dari masa lalu untuk masa depan.


🕊️ Darustation – Menebar Cahaya, Menjaga Nilai.
🌐 www.darustation.com

Add a Comment