Intergrasi Transjakarta Dan KRL di Stasiun Palmerah
|Bukan menjadi hisapan jempol lagi, mulai hari selasa lalu (11 April 2016), integrasi Transjakarta dan KRL sudah mulai dilakukan di Stasiun Palmerah, dengan adanya 5 bus TransJakarta, rute Stasiun Palmerah hingga Bundaran HI menjadi lebih mudah menuju berbagai arah di Jakarta.
Perjalanan KRL dari Stasium Serpong ke Stasiun Palmerah dapat dilanjutkan dengan menggunakan bus feeder menuju jalur busway koridor 9 rute PGC hingga Kampung Rambutan dan Grogol hingga Pluit dengan merapatnya bus feeder ini di Halte JCC serta menuju koridor 1 Blok M dan Jakartakota dengan merapatnya bus feeder di Halte Duku Atas 1. Namum begitu bisa juga turun di Halte Bendhil pada jalur lambat. Memang hari Sabtu (15/4) saya mencoba memanfaatkan fasilitas bus feeder yang berhenti tepat di depan Stasiun Palmerah.
Saat bertemu dengan petugas pengatur waktu (timer) bernama Pak Agam dari PT Trans Jakarta, dia mengatakan bahwa pada saat jam kerja keberangkatan bus feeder sekitar 5 – 10 menit dan dibandingkan saat Sabtu Minggu hingga 10 – 15 menit. Tetapi waktu ini juga menjadi pertimbangan saat perjalanan Trans Jakarta terhambat atau tidak oleh kemacetan di Jalan Jend Sudirman dan Jalan Gatot Subroto yang merupakan jalan utama yang dilewati oleh bus feeder ini, pastinya akan ada hambatan perjalanan bus Tranjakarta untuk rute ini. Jadi dengan perkiraan jarak tempuh 13 km dengan waktu perjalanan 1 jam.
Pada kesempatan itu Pak Agam, menjelaskan bahwa peran pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta sangatlah peduli kepada masyarakat dalam berbagai hal terutama untuk pelayanan berupa moda transportasi darat yang saling terintergrasi dengan baik dan menjadi solusi bagi pengguna KRL untuk berganti moda transportasi lainnya. Dan juga dikatakan, armada di rute Stasiun Palmerah – Sudirman akan ditambah menjadi 8 bus feeder seiring bertambahnya pengguna KRL yang berganti angkutan ke bus feeder ini
Saat akan berjalan kondektur bus Trans Jakarta bernama Bapak Rivai memberikan solusi dua pembayaran Transjakarta yakni tunai dengan harga Rp. 3.500 atau dengan elektronik tiket. Sehingga saat penagihan dapat menggunakan tap alat EDC mobile dari Bank BCA. Menurutnya sistem tunai ini masih digunakan karena kuatir pengguna tidak memiliki elektonik tiket keluaran beberapa bank untuk bertransaksi. Jadi usahakan menggunakan uang pas Rp. 3.500 jika pembayaran tunai agar mempermudah petugas.
Namum ketika bus feeder ini berjalan hanya dua orang penumpang yakni saya dan salah satu wanita yang bekerja di daerah karet dan turun tepat di Halte Karet. Saya sempat bertanya kepada wanita ini dan mengatakan sangat bermanfaat sekali serta mengurangi biaya transportasi jika menggunakan taxi ataupun ojek. Namum masih kurangnya penumpang di rute ini diakibatkan masih sedikitnya promosi atau masih minimnya informasi yang diberikan oleh PT Trans Jakarta dan PT KCJ kepada masyarakat. Karena jika di akumulasikan 4 hari dengan 5 bus yang ada baru berjumlah 300 penumpang yang menggunakan bus feeder Trans Jakarta
Akan tetapi usaha kerjasama bersama PT KCJ dan PT Trans Jakarta sangat bermanfaat buat pengguna KRL dan semoga seluruh stasiun KRL Jabodetabek, bisa memanfaatkan bus feeder ini ke segala arah. Juga ini dapat ditiru oleh pemerintah daerah lainnya seperti Bogor, Depok, Bekasi dan Tangerang. Harapannya dengan terintergrasinya moda transportasi menjadi solusi menghindari kesemrawutan di setiap stasiun KRL Jabodetabek.