“Hilangnya Warisan Tradisional: Batu Bata Keprak Desa Daru, Jambe, Tangerang”
|Desa Daru, yang terletak di kecamatan Jambe, Tangerang, dahulu memiliki tradisi unik yang menjadi kebanggaan warganya, yaitu pembuatan batu bata keprak. Usaha tradisional ini bukan hanya mata pencaharian, tetapi juga simbol budaya dan identitas desa. Namun, seiring berjalannya waktu, usaha tersebut kini menghilang, tergantikan oleh deretan perumahan modern akibat alih fungsi lahan pertanian.
Keunikan Batu Bata Keprak
Batu bata keprak adalah batu bata khas Desa Daru yang mendapatkan namanya dari bunyi “keprak” yang muncul akibat gesekan kayu cetakan saat proses pencetakan. Suara tersebut menjadi ciri khas yang tidak dimiliki oleh produk batu bata dari tempat lain. Selain itu, dalam proses pembakaran, batu bata ini disusun di sebuah bangunan sederhana yang disebut lio, sebuah tempat pembakaran tradisional yang juga menjadi elemen penting dalam kehidupan masyarakat Desa Daru.
Bangunan lio memiliki desain sederhana dengan daun kiray sebagai atapnya, memberikan perlindungan dari hujan dan panas saat pembakaran berlangsung. Di tengah-tengah lio, terdapat tumpukan batu bata yang dibakar hingga menghasilkan batu bata dengan kualitas terbaik. Suasana lio yang penuh aktivitas menjadi salah satu daya tarik budaya di Desa Daru pada masanya.
Hilangnya Usaha Batu Bata di Desa Daru
Dalam beberapa tahun terakhir, pesatnya pembangunan di wilayah Tangerang, termasuk Desa Daru, membawa dampak besar bagi keberlangsungan usaha batu bata keprak. Lahan pertanian yang dulu menjadi sumber bahan baku tanah liat kini telah berubah menjadi kompleks perumahan dan kawasan komersial. Tanah liat berkualitas yang dibutuhkan untuk membuat batu bata semakin sulit ditemukan, sehingga usaha ini tidak lagi bisa dilanjutkan.
Perubahan ini juga memengaruhi keberadaan lio tradisional. Bangunan yang dulu menjadi pusat kegiatan masyarakat kini perlahan menghilang, digantikan oleh bangunan-bangunan modern. Generasi muda pun lebih memilih bekerja di sektor lain yang dianggap lebih menguntungkan daripada melanjutkan usaha tradisional ini.
Dampak Hilangnya Usaha Batu Bata
1. Kehilangan Identitas Budaya
Batu bata keprak dan lio adalah bagian dari identitas Desa Daru. Hilangnya usaha ini berarti masyarakat kehilangan salah satu warisan budaya yang memiliki nilai sejarah dan kebanggaan tersendiri.
2. Perubahan Ekonomi Lokal
Bagi masyarakat Desa Daru, pembuatan batu bata adalah sumber penghasilan utama. Ketika usaha ini hilang, banyak warga harus mencari mata pencaharian lain, yang tidak semuanya mudah dilakukan.
3. Hilangnya Ruang Interaksi Sosial
Lio tidak hanya tempat produksi, tetapi juga pusat interaksi sosial bagi masyarakat. Dengan hilangnya lio, suasana kebersamaan yang dulu tercipta di sekitar proses pembakaran juga ikut lenyap.
Harapan untuk Melestarikan Sejarah
Meskipun usaha batu bata keprak telah hilang, masyarakat Desa Daru masih memiliki peluang untuk melestarikan sejarah dan budayanya. Dokumentasi tentang proses pembuatan batu bata, bangunan lio, dan cerita-cerita warga dapat dijadikan arsip budaya yang berharga. Selain itu, desa ini juga bisa memanfaatkan warisan tersebut sebagai daya tarik wisata budaya.
Usaha batu bata keprak di Desa Daru, Jambe, Tangerang, adalah bukti betapa tradisi lokal memiliki nilai yang sangat tinggi, baik dari segi ekonomi maupun budaya. Hilangnya usaha ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian budaya lokal. Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk terus merawat dan menghargai tradisi yang dimiliki. (DS)