Dari Pinggiran ke Pusat Perhatian: Cerita Darustation 2011–2025
|Halo sahabat rel dan ruang publik!
Siapa sangka, sebuah ide kecil dari sudut peron Stasiun Daru bisa menjelma menjadi gerakan media komunitas yang dikenal hingga kini. Kami ingin berbagi kisah tentang bagaimana Darustation (DS) lahir, tumbuh, bergerak, dan terus bekerja—dari 2011 hingga 2025.

🛤️ 2011: Dari Rel, Kami Mulai Bergerak
Segalanya dimulai bukan dari ruang mewah, tapi dari pinggiran rel Stasiun Daru. Tahun 2011, sekumpulan anak muda dan warga yang peduli mulai menggagas Gerakan Sosial Kereta Api.
Kami menyadari pentingnya pendidikan dan literasi keselamatan kereta api. Maka mulailah kami melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah, terutama tingkat SMP dan SMA di seputar Daru. Anak-anak diajak memahami pentingnya keselamatan di perlintasan KA, serta etika dalam menggunakan transportasi umum.
Masih di tahun yang sama, kami menggandeng Putri Indonesia dalam gerakan monumental bernama Daru Green Station. Bukan hanya bersih-bersih, tapi juga menyuarakan gaya hidup ramah lingkungan di kawasan stasiun dan sekitar.
🌱 2012–2013: Kampung Iklim & Sekolah Hijau
Tahun 2012, semangat lingkungan makin kuat. Kami mendorong terbentuknya Kampung Iklim (ProKlim)—sebuah program nasional yang difokuskan pada adaptasi dan mitigasi perubahan iklim berbasis komunitas.
Lalu pada 2013, Darustation masuk ke ruang kelas lewat Sosialisasi Green School di SMP PGRI Daru. Edukasi tentang lingkungan hidup, pengelolaan sampah, hingga konservasi energi mulai kami tanamkan sejak dini.
🚉 2014–2020: Gerakan Warga dan Tuntutan Nyata
Dari tahun ke tahun, DS terus aktif menjadi penyambung suara warga. Kami mendokumentasikan keluhan soal perlintasan liar, stasiun yang kumuh, hingga transportasi yang tak memadai.
Pada periode 2014 hingga 2020, kami berkali-kali melayangkan aspirasi kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Tangerang, agar segera dibangun palang pintu perlintasan kereta api di wilayah Daru. Kami bawa data, bukti lapangan, hingga petisi dukungan warga. Karena kami percaya: keselamatan bukan hal yang bisa ditunda.
📡 2021–2025: Terus Bekerja, Tak Pernah Diam
Meski pandemi sempat memperlambat aktivitas, Darustation tidak berhenti. Kami bergeser ke media sosial, menjadi media komunitas digital yang informatif dan kritis. Mulai dari pengawasan proyek desa, edukasi publik soal APBD, hingga kampanye literasi digital warga, semua kami lakukan dengan konsisten.
Kami tetap relawan. Kami tetap tidak dibayar. Tapi kami tetap bekerja. Karena kami tahu, suara warga harus hidup. Kami ingin Darustation jadi jembatan antara pinggiran dan pusat, antara suara dan kebijakan.
⚠️ Tapi Tidak Semua Berjalan Mulus…
Namun, tidak semua langkah kami selalu mendapat jalan lapang. Tantangan terbesar justru datang dari sekitar—dari mereka yang tidak siap menerima perubahan dan tidak mau berkembang secara alami dengan kejujuran.
Tak jarang, gerakan DS diganggu oleh pihak-pihak tertentu yang merasa tersaingi. Ada yang menganggap kami terlalu vokal. Ada yang menuduh kami punya agenda. Bahkan ada yang terang-terangan mencoba memadamkan semangat ini.
Tapi justru dari situlah kami semakin yakin: kalau yang kami perjuangkan ini tidak penting, kenapa harus diganggu?
DS bukan kompetitor siapa-siapa. Kami hanya menyuarakan apa yang seharusnya menjadi hak warga—hak atas informasi, hak untuk peduli, dan hak untuk berkembang.

🔁 DS Hari Ini: Dinamis, Serius, dan Tetap Rendah Hati
Kami menyebut DS bukan sekadar singkatan dari Darustation. Tapi juga:
- Dinamis & Serius
- Diskusi Santai
- Dialog Sosial
- Dari Sini perubahan dimulai
Kami percaya, dari sebuah stasiun kecil di ujung barat, bisa lahir gerakan yang bergaung nasional. Kami masih akan terus belajar, tumbuh, dan bersuara. Demi warga, demi masa depan, dan demi Daru yang lebih layak.
Salam dari kami, Tim DS – Darustation Community
“Dari sini, suara pinggiran mengudara.”
Silahkan Follow Instagram darustation https://www.instagram.com/reel/DLl1WoHBpAs/?igsh=Mm1jenFwcHJ6dml4