Bank Sampah: Nabung Bukan Cuma Uang, Tapi Juga Kepedulian 🌱
|Halo, Sahabat DS!
Siapa bilang yang bisa ditabung cuma uang? Di zaman sekarang, sampah pun bisa jadi tabungan! Beneran! Kenalin namanya Bank Sampah—tempat keren yang ngajarin kita cara menyelamatkan lingkungan sambil tetap cuan 😄

Aku mau cerita lebih rinci nih soal gimana proses kerja Bank Sampah, dari rumah kita sampai akhirnya bisa jadi “uang tabungan”. Yuk simak!
🌿 1. Pilah Sampah dari Rumah: Kunci Utama!
Semuanya dimulai dari dapur, halaman, dan kamar kita sendiri. Sampah yang kita hasilkan sehari-hari harus dipisah, minimal jadi 3 kategori:
• Organik (sisa makanan, daun, kulit buah) – bisa
dibuat kompos
• Anorganik (plastik, kardus, botol, kertas, logam) – disetor ke bank
sampah
• B3 (Bahan Berbahaya & Beracun) – kayak baterai bekas, lampu neon,
dll
Tips:
- Cuci bersih botol/kaleng sebelum disimpan
- Keringkan dulu sebelum dikumpulkan supaya nggak berjamur dan bau
🧺 2. Simpan Sampah Anorganik yang Sudah Dipilah
Setelah dipilah, kumpulkan di wadah khusus. Bisa pakai kardus bekas atau ember besar. Biasanya jenis yang paling laku di bank sampah:
• Botol plastik (PET, HDPE)
• Kaleng alumunium
• Kertas (koran, majalah, kardus)
• Plastik bening (mika, gelas air mineral)
Catatan: Jangan campur-campur lagi ya! Makin rapi, makin dihargai 💸
🚲 3. Setor ke Bank Sampah
Nah ini bagian serunya: setor sampah kayak setor uang ke bank!
Ada dua cara: • Setor langsung ke lokasi Bank Sampah
(biasanya ada di RT/RW, masjid, sekolah, atau balai warga)
• Dijemput petugas jika komunitasmu punya layanan jemput
Setiap kali setor, petugas akan:
• Menimbang sampah per jenis
• Mencatat ke buku tabungan (atau sistem digital)
• Menentukan harga per jenis sampah
💰 4. Dapet Uang Tabungan!
Setelah setor rutin, kita bisa: • Menabung hasilnya
• Atau langsung dicairkan jadi uang tunai
Biasanya hasil tabungan ini digunakan untuk: • Belanja
bulanan
• Bayar iuran
• Beli sembako dari bank sampah
• Donasi sosial lingkungan
🔄 5. Proses Selanjutnya di Bank Sampah Induk
Bank sampah kecil (tingkat RT/RW) biasanya bekerja sama
dengan Bank Sampah Induk, yang bertugas: • Menyortir ulang jika perlu
• Menjual ke pengepul besar atau pabrik daur ulang
• Menangani sampah khusus seperti elektronik & B3
Di sinilah sampah kita benar-benar “bertransformasi” jadi barang bermanfaat—bukan cuma jadi beban di TPA.
🌟 Penutup: Yuk, Ikut Jadi “Nasabah” Bank Sampah!
Setelah ngerti prosesnya, kamu pasti sadar: ini bukan cuma soal sampah, tapi soal tanggung jawab menjaga bumi. 🌏
Langkah kecil, tapi dampaknya luar biasa: • Mengurangi
sampah ke TPA
• Mencegah banjir karena sampah plastik
• Mendukung ekonomi sirkular
• Dan tentu aja: nambah penghasilan!
Dan di sinilah peran pengurus RT/RW sangat penting. Mereka bisa jadi penggerak utama—membuka fasilitas Bank Sampah di lingkungannya, mengedukasi warga, menyediakan lokasi, bahkan mengatur jadwal penjemputan atau drop-off sampah anorganik. Kolaborasi dengan warga, kader PKK, dan pengurus masjid bisa bikin program ini berjalan konsisten dan menyenangkan.
Yuk, mulai dari rumah sendiri. Karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Siapa tahu, kamu dan RT kamu jadi pionir lingkungan bersih dan sehat di kota kita 💪🌿