Adab Penuntut dan Pengajar Ilmu dalam Menyambut Musim Haji

Kajian Sabtu Sore bersama Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Tadzkiratus Saami’ wal Mutakallim
📍 Masjid Nurul Iman, Blok M Square – Sabtu, 24 Mei 2025

Pembukaan: Bersyukur dan Berdoa

Kajian diawali dengan rasa syukur yang mendalam kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas nikmat iman, Islam, serta kesempatan untuk hadir dalam majelis ilmu.

“Allahumma anfa’na bimaa ‘allamtana…”
Ya Allah, berikanlah manfaat dari ilmu yang telah Engkau ajarkan kepada kami.

Ustadz mengajak kita untuk memohon kepada Allah agar ilmu yang kita pelajari tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tetapi juga bagi kaum Muslimin, dan agar Allah memperbaiki pemimpin-pemimpin kita serta kaum Muslimin di seluruh dunia.

Waktu yang Istimewa: Akhir Dzulqa’dah dan Menjelang 10 Hari Dzulhijjah

Kita saat ini berada di penghujung bulan Dzulqa’dah, bulan haram yang sangat mulia, dan hanya tinggal hitungan hari menuju 10 hari pertama bulan Dzulhijjah – hari-hari terbaik dalam setahun.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada hari di mana amal shalih lebih dicintai Allah daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”
(HR. Bukhari)

Bahkan amalan kecil pun akan bernilai besar jika dilakukan di hari-hari tersebut. Amal di 10 hari itu bisa melampaui pahala jihad, kecuali bagi orang yang benar-benar berjuang dan gugur di medan perang tanpa membawa pulang harta atau nyawa.

Refleksi Diri: Sudahkah Kita Bersiap Menyambut 10 Hari Terbaik?

Banyak dari kita lebih sibuk dengan aktivitas dunia daripada menyiapkan diri menyambut 10 hari emas ini. Padahal ini adalah kesempatan tahunan yang bisa jadi tidak kita dapatkan lagi di tahun depan.

“Jangan tunggu 1 Dzulhijjah untuk mulai menyiapkan diri. Mulailah dari sekarang!”

Ustadz mengajak kita merenung:
Apakah kita sudah menyiapkan puasa Arafah? Apakah kita sudah berdoa agar bisa beribadah semaksimal mungkin di 10 hari itu? Atau justru kita termasuk orang-orang yang abai dan lalai?

Haji: Anugerah untuk Orang yang Hanif

Ibadah haji bukan sekadar ibadah fisik, tapi anugerah besar dari Allah yang hanya dirasakan oleh orang-orang yang hanif, yaitu mereka yang:

Tauhidnya murni

Cintanya kepada Allah sangat dalam

Ikhlas meninggalkan segalanya demi memenuhi panggilan-Nya

“Tidak ada pujangga yang mampu menggambarkan keindahan haji. Bahkan jika seluruh sastrawan berkumpul, mereka tetap tak akan mampu menjelaskan maknanya.”

Kisah-Kisah Haru Perjuangan Menuju Arafah

Ustadz mengisahkan beberapa cerita yang menggugah hati:

Ada yang menabung 14 tahun demi bisa berdoa di Arafah.

Ada yang naik sepeda, naik kuda, atau bahkan digendong karena tidak mampu berjalan, semata-mata demi bisa berwukuf di Arafah.

Ada nenek tua yang digendong oleh orang yang bukan kerabatnya hanya agar bisa melempar jumrah, meneladani Nabi Ibrahim ‘alaihissalam.

Semua ini menunjukkan betapa kuatnya cinta mereka kepada Allah dan betapa berharganya doa saat wukuf di Arafah — doa yang paling mustajab dalam setahun.

Jika Belum Haji, Jangan Jadi Penonton

Ustadz memberikan nasihat penting:

“Kalau kita belum bisa berhaji, jangan hanya jadi penonton. Jadilah pendukung.”

Caranya?

Bantu saudara yang akan berhaji, tanyakan kebutuhan mereka.

Ringankan urusan mereka, baik logistik maupun urusan keluarga di rumah.

Kirimkan doa-doa terbaik.

Dan yang paling penting, ambil pelajaran dan semangat dari mereka.

Penutup: Musim Rahmat dan Amal Shalih

“Musim haji adalah musim berkumpulnya rahmat Allah. Tidak ada musim kebaikan yang lebih besar daripada musim ini.”

Para ulama menyebut musim haji sebagai musim bertumbuhnya keimanan, bersemainya hati, dan tempat dikabulkannya doa-doa besar.

Jika kita tidak bisa hadir di tanah suci, hadirkan semangatnya di hati kita. Gunakan hari-hari ini untuk memperbanyak:

Puasa sunnah, terutama puasa Arafah

Dzikir dan takbir

Sedekah dan amal shalih

Taubat dan introspeksi diri

“Jangan tunda kebaikan. Bisa jadi inilah 10 hari terbaik terakhir yang Allah izinkan untuk kita.”

Kajian Sabtu Sore – Muhammad Nuzul Zikri

🌙 Kesimpulan

Musim haji bukan hanya untuk mereka yang berangkat ke tanah suci, tapi untuk semua orang yang rindu kepada Allah. Jadikan hari-hari ini ladang amal kita. Siapkan hati, waktu, dan tenaga untuk menyambut keutamaan yang tidak datang dua kali dalam setahun.


Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga Allah jadikan kita semua bagian dari hamba-Nya yang hanif dan dirindukan oleh Baitullah.

Add a Comment