Pesona Tanaman Kiray di Kampung Bandung, Desa Daru

Kampung Bandung, yang berada di Desa Daru, Kabupaten Tangerang, menyimpan kisah menarik tentang tanaman kiray. Meskipun lokasinya berada di perbatasan dengan Desa Taban, yang dipisahkan oleh kali kecil, kampung ini memiliki sejarah unik terkait kerajinan atap kiray. Baru-baru ini, netizen @darustation membagikan foto dan video yang memperlihatkan betapa suburnya tanaman kiray di sekitar kali kecil tersebut. Hal ini mengundang nostalgia bagi banyak orang akan masa kejayaan atap kiray sebagai sumber penghasilan utama warga setempat.

Tanaman Kiray (Foto : Abu Avea)

Tanaman Kiray: Licuala spinosa

Tanaman kiray memiliki nama ilmiah Licuala spinosa dan termasuk dalam keluarga Arecaceae (kelapa-kelapaan). Tanaman ini merupakan jenis palem atau palmae berbentuk perdu. Kiray biasanya tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia, terutama di sekitar tepian sungai, rawa, atau area dengan kelembapan tinggi. Selain menjadi bagian dari ekosistem, daun kiray memiliki manfaat ekonomi karena sering digunakan untuk bahan kerajinan tradisional seperti atap rumah atau tikar.

Sejarah dan Kejayaan Atap Kiray

Sekitar 12 tahun lalu, Kampung Bandung dikenal sebagai pusat produksi atap kiray berkualitas tinggi. Tanaman kiray yang tumbuh subur di sekitar kali kecil dimanfaatkan oleh para pengrajin lokal untuk membuat atap tradisional yang kokoh dan tahan lama. Pada masa itu, atap kiray menjadi pilihan utama untuk rumah-rumah tradisional, saung, dan bangunan berarsitektur alami.

Para pengrajin memanfaatkan keahlian mereka untuk menghasilkan produk dengan standar tinggi yang tak hanya dipakai oleh warga setempat, tetapi juga diminati oleh pelanggan dari luar daerah. Pendapatan dari penjualan atap kiray membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di kampung ini.

Perubahan Zaman dan Tantangan Baru

Namun, seiring waktu, penggunaan atap kiray mulai ditinggalkan. Material modern seperti genteng dan seng menggantikan popularitas atap tradisional ini. Para pengrajin pun mulai kehilangan pasar, dan perlahan, profesi ini menghilang dari kampung Bandung. Kini, hanya tersisa kenangan tentang masa-masa tersebut, sementara tanaman kiray masih tumbuh subur di tepi kali kecil.

Manfaat Atap Kiray

  1. Ramah Lingkungan: Atap kiray terbuat dari bahan alami yang mudah terurai, sehingga tidak mencemari lingkungan.
  2. Estetika Tradisional: Memberikan nuansa alami dan tradisional pada bangunan.
  3. Isolasi Panas: Mampu menjaga suhu ruangan tetap sejuk, cocok untuk iklim tropis.
  4. Daya Tahan: Jika dirawat dengan baik, atap kiray dapat bertahan hingga beberapa tahun.

Tantangan Penggunaan Atap Kiray

  1. Keterbatasan Sumber Daya: Dengan menurunnya jumlah pengrajin, sulit untuk menemukan atap kiray berkualitas tinggi.
  2. Persaingan Material Modern: Material seperti genteng beton dan logam lebih diminati karena daya tahannya yang lebih lama dan kemudahan pemasangan.
  3. Pemeliharaan Rutin: Atap kiray memerlukan perawatan lebih intensif untuk menjaga kualitasnya.

Potensi Rehabilitasi

Melihat suburnya tanaman kiray di sekitar kampung ini, ada peluang untuk menghidupkan kembali kerajinan atap kiray, baik sebagai produk budaya maupun sumber pendapatan alternatif. Pemerintah desa dan komunitas lokal bisa bekerja sama untuk mempromosikan atap kiray sebagai bagian dari ekowisata atau usaha kecil menengah yang ramah lingkungan.

Tanaman Kiray di atanra Semak-Semak (Foto : Abu Avea)

Buat teman DS yang ingin mengirimkan foto atau video tentang potensi kampung kamu, bisa DM ke @darustation. Salah satu kontribusi @abuavea, warga Perumahan Azalea Garden, yang telah berbagi kiriman menarik. Semoga keindahan dan manfaat tanaman kiray tetap menjadi kebanggaan Kampung Bandung, sekaligus menginspirasi masyarakat untuk melestarikan warisan budaya ini. (DS)

Add a Comment