Banjir Rob Rendam Jalur KRL Tanjung Priok di Depan Stadion JIS: Aktivitas Lumpuh Hingga 4 Jam

Jakarta – Minggu pagi (15/12), jalur KRL Tanjung Priok Line di depan Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Jakarta Utara, terendam banjir rob. Peristiwa ini menyebabkan layanan KRL tidak dapat beroperasi selama kurang lebih empat jam. Kondisi baru kembali normal sekitar pukul 13.00 WIB setelah banjir benar-benar surut.

Banjir Rob

Apa Itu Banjir Rob dan Mengapa Terjadi?

Banjir rob adalah banjir yang terjadi akibat pasang air laut yang meluap ke daratan, terutama di kawasan pesisir. Fenomena ini sering diperparah oleh kombinasi faktor, seperti:

  1. Pasang Maksimum: Posisi bulan yang dekat dengan bumi (‘perigee’) meningkatkan gaya tarik gravitasi, sehingga memicu pasang air laut lebih tinggi dari biasanya.
  2. Penurunan Permukaan Tanah: Jakarta Utara, termasuk Papanggo, dikenal sebagai salah satu wilayah yang mengalami penurunan permukaan tanah (land subsidence) yang signifikan.
  3. Perubahan Iklim: Kenaikan permukaan air laut akibat pemanasan global turut memperparah risiko banjir rob.
  4. Drainase yang Tidak Optimal: Sistem drainase yang tidak memadai di sekitar jalur KRL memperlambat surutnya air.

Dampak pada Operasional KRL

Menurut pihak PT KAI, banjir yang merendam jalur KRL di kawasan tersebut memaksa dihentikannya layanan perjalanan untuk memastikan keselamatan penumpang dan operasional kereta. “Air menggenangi rel hingga mencapai batas yang tidak memungkinkan operasional berjalan dengan aman. Kami langsung berkoordinasi untuk mempercepat penanganan dan memastikan keamanan sarana serta prasarana,” ujar seorang perwakilan PT KAI.

Banjir ini tidak berdampak langsung pada jalur KRL lainnya, namun beberapa penumpang mengeluhkan keterlambatan perjalanan akibat efek domino. Sebagian pengguna terpaksa mencari alternatif transportasi lain, seperti ojek online atau bus, yang menyebabkan kepadatan di jalan-jalan sekitar Papanggo.

Pendapat Dirjen Perkeretaapian dan Masyarakat

Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan menyatakan bahwa pihaknya terus memantau kondisi jalur rel yang sering terkena banjir rob, khususnya di wilayah pesisir. “Kami telah berkoordinasi dengan PT KAI untuk menyusun solusi jangka panjang, termasuk peninggian jalur rel atau peningkatan sistem drainase di sekitar jalur tersebut,” ungkapnya.

Sementara itu, masyarakat yang terdampak mengungkapkan kekhawatirannya. “Ini sudah sering terjadi. Kami berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata agar banjir rob tidak terus-menerus mengganggu aktivitas,” kata Rina, seorang penumpang KRL yang biasa menggunakan jalur Tanjung Priok Line.

Langkah Ke Depan

Fenomena banjir rob yang merendam jalur KRL di depan JIS menjadi pengingat pentingnya kesiapan infrastruktur transportasi menghadapi ancaman perubahan iklim. Beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan meliputi:

  • Peninggian jalur rel di kawasan pesisir.
  • Optimalisasi sistem drainase di sekitar jalur kereta.
  • Kerjasama antara pemerintah pusat dan daerah untuk mengatasi masalah penurunan tanah.

Dengan langkah konkret, diharapkan kejadian serupa tidak lagi mengganggu aktivitas masyarakat dan operasional transportasi umum di masa depan.

Prakiraan Banjir Rob hingga Akhir Desember 2024 dan Januari 2025

Berdasarkan prakiraan dari BMKG, banjir rob diperkirakan masih akan terjadi hingga akhir Desember 2024 dan Januari 2025, terutama di wilayah pesisir Jakarta Utara. Hal ini disebabkan oleh fase pasang maksimum yang bertepatan dengan fenomena supermoon, serta potensi curah hujan tinggi yang memperburuk genangan di wilayah pesisir.

BMKG mengimbau masyarakat, khususnya yang tinggal di daerah pesisir dan sering terdampak banjir rob, untuk terus memantau informasi cuaca dan peringatan dini yang dikeluarkan. Selain itu, BMKG juga menyarankan agar langkah mitigasi dilakukan, seperti penguatan tanggul laut dan peningkatan kapasitas drainase di daerah-daerah rawan banjir rob. (DS)

Add a Comment