Tikar Pandan: Warisan Kerajinan Tradisional Desa Daru dan Tangerang
|Kerajinan tangan berupa tikar pandan merupakan salah satu produk budaya tradisional yang sudah dikenal luas di Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang, dan wilayah sekitarnya. Pada masa lalu, hampir setiap perkampungan di Tangerang memiliki pengrajin tikar pandan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Asal Usul Tikar Pandan
Tikar pandan dibuat dari daun tanaman pandan duri (Pandanus tectorius), yang tumbuh subur di daerah pesisir dan rawa-rawa. Tanaman ini memiliki daun yang panjang, lentur, dan tahan lama, menjadikannya bahan ideal untuk kerajinan.
Proses pembuatan tikar pandan dimulai dari pemilihan daun pandan yang sudah cukup tua. Daun kemudian dipotong, direndam, dijemur hingga kering, dan dianyam menjadi lembaran tikar. Hasilnya adalah tikar yang kuat, ringan, dan multifungsi.
Manfaat Tikar Pandan
Pada zaman dulu, tikar pandan memiliki banyak fungsi, antara lain:
- Sebagai Alas Duduk atau
Tidur
Tikar ini digunakan sebagai alas di lantai tanah atau bambu karena sifatnya yang nyaman dan tahan lama. - Kebutuhan Adat dan
Tradisional
Tikar pandan sering digunakan dalam acara adat, seperti pernikahan, pengajian, atau musyawarah desa. - Hiasan dan Kegunaan Rumah
Tangga
Selain fungsional, tikar pandan juga sering dihias dengan motif tradisional, menjadikannya elemen estetika di rumah. - Bahan Kerajinan Lain
Selain tikar, daun pandan juga digunakan untuk membuat tas, dompet, keranjang, dan berbagai barang kerajinan lainnya.
Kerajinan yang Berkembang di Desa Daru
Pada masa lalu, Desa Daru dikenal sebagai salah satu pusat pengrajin tikar pandan di Tangerang. Banyak keluarga yang menggantungkan hidupnya pada kerajinan ini. Proses pembuatan tikar dilakukan secara gotong royong, dan hasilnya dijual ke pasar-pasar tradisional.
Namun, seiring perkembangan zaman, tradisi ini mulai tergeser oleh tikar berbahan sintetis yang lebih murah dan mudah diperoleh. Meski begitu, beberapa pengrajin masih mempertahankan kerajinan tikar pandan sebagai warisan budaya.
Melestarikan Kerajinan Tradisional
Untuk menjaga eksistensi tikar pandan, diperlukan dukungan dari berbagai pihak:
- Pemerintah Daerah
Menyediakan pelatihan, alat, dan pasar untuk para pengrajin agar mereka tetap produktif. - Masyarakat
Menggunakan produk tikar pandan dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk dukungan terhadap pengrajin lokal. - Pengenalan ke Generasi Muda
Mengajarkan cara membuat tikar pandan kepada generasi muda melalui sekolah atau komunitas seni budaya.
Kesimpulan
Tikar pandan bukan sekadar produk kerajinan, melainkan cerminan budaya lokal yang kaya nilai tradisi. Di Desa Daru dan masyarakat Tangerang pada umumnya, tikar pandan menjadi simbol kerja keras dan kearifan lokal. Upaya untuk melestarikannya sangat penting agar warisan budaya ini tetap hidup di tengah modernisasi. (DS)