Menikmati Bila Esok Ibu Tiada: Kisah Keluarga yang Menyentuh di Hari Pertama Tayang

Hari ini, saya dan istri berkesempatan menonton film Bila Esok Ibu Tiada di bioskop XXI Aeon Mall Tanjung Barat, Jakarta. Disutradarai oleh Rudy Soedjarwo, film berdurasi 104 menit ini adalah drama keluarga yang mengangkat kisah relasi antara seorang ibu dan anak-anaknya. Diperankan oleh para aktor ternama seperti Christine HakimSlamet RahardjoAdinia WirastiFedi NurilAmanda ManopoYasmin NapperBaim WongNunu Datau dan Immanuel Caesar Hito, film ini menyajikan alur cerita yang menyentuh dan kaya nilai moral.

Poster Film di XXI Aeon Mall Tanjung Barat, Jakarta

Sinopsis

Film ini menceritakan kehidupan Rahmi (diperankan oleh Christine Hakim), yang ditinggalkan suaminya, Haryo (Slamet Rahardjo), tiga tahun sebelumnya. Sejak kematian Haryo, Rahmi merawat keempat anaknya sendirian: Ranika (Adinia Wirasti), Rangga (Fedi Nuril), Rania (Amanda Manopo), dan Hening (Yasmin Napper). Ranika, sebagai anak sulung, memikul beban sebagai tulang punggung keluarga, tetapi perannya seringkali membuat hubungan antar saudara menjadi tegang.

Ketegangan ini semakin terasa saat mereka berkumpul di makam Haryo. Rahmi berharap anak-anaknya bisa saling rukun meski dirinya sudah tiada. Namun, pertikaian di antara mereka justru terus muncul, hingga akhirnya Rahmi jatuh sakit. Ketika Rahmi meninggal, hubungan di antara saudara ini semakin kacau. Perbedaan dan unek-unek yang terpendam muncul ke permukaan, memperlihatkan ketidakharmonisan yang selama ini disimpan.

Namun, seiring waktu, kenangan dan kerinduan akan sosok ibu membawa mereka kembali ke rumah keluarga, tempat mereka akhirnya menemukan kedamaian dan kebersamaan yang hilang. Mereka mengingat masa kecil mereka dan mulai memperbaiki hubungan dengan saling mendukung dan menerima.

Pesan Moral dan Nilai-nilai Islam

Film ini kaya akan nilai-nilai Islami yang tercermin dalam beberapa adegan penting, seperti kebiasaan berdoa sebelum makan, adab terhadap orang tua, dan kebersamaan keluarga. Ayat-ayat Al-Quran dan nasihat tentang pentingnya menghormati orang tua menjadi pengingat bagi para penonton akan keutamaan bakti kepada orang tua dalam Islam.

Adegan Rahmi yang berbicara di pusara suaminya adalah salah satu momen yang menyentuh, mengingatkan kita akan pentingnya waktu bersama keluarga yang tak tergantikan. Pesan moral dalam film ini sangat relevan bagi keluarga modern yang kerap disibukkan dengan kehidupan masing-masing hingga lupa akan pentingnya kebersamaan.

Kesimpulan dan Kesan Pribadi

Sebagai penonton, saya merasa Bila Esok Ibu Tiada bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga pengingat akan pentingnya menjaga hubungan dengan orang tua dan saudara. Adegan-adegan yang menggambarkan kehidupan keluarga Muslim yang harmonis mengajarkan nilai-nilai yang sangat berarti. Film ini juga memberikan perspektif yang mendalam tentang bagaimana kasih seorang ibu sering kali kurang disadari oleh anak-anaknya.

Bagi saya dan istri, pengalaman menonton film ini adalah momen refleksi. Kami merasa diingatkan untuk selalu menghargai waktu yang dimiliki bersama keluarga, tidak hanya dalam momen besar seperti perayaan, tetapi dalam setiap kesempatan yang ada. Bila Esok Ibu Tiada berhasil menyampaikan pesan tentang cinta keluarga yang akan selalu hidup meskipun anggota keluarga tersebut telah tiada.

Rekomendasi

Film ini sangat layak ditonton, terutama bagi mereka yang ingin merasakan kedalaman emosi dan arti pentingnya keluarga. Bila Esok Ibu Tiada kini sedang tayang di bioskop-bioskop di seluruh Indonesia, termasuk di XXI Aeon Mall Tanjung Barat. Jangan lewatkan kesempatan untuk menonton film yang penuh makna ini bersama orang-orang yang Anda cintai. (DS)

Add a Comment