Aspek Keselamatan Saat Perbaikan Jalan dan Drainase serta Penutupan Jalan Sementara Menuju Stasiun Daru

Perbaikan jalan dan drainase yang dimulai hari ini (Kamis, 7 Nov 2024) yang dilakukan pengerjaannya pada jalan utama menuju Stasiun Daru, Desa Daru, Kecamatan Jambe, Kabupaten Tangerang memerlukan perhatian ekstra untuk menghindari potensi masalah terkait keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas, apalagi jika ada perubahan jalur yang mengharuskan kendaraan melewati perlintasan kereta api sebidang yang tidak resmi. Berikut adalah beberapa pertimbangan dan langkah yang harus diambil dalam situasi tersebut, berdasarkan aspek keselamatan, keberlanjutan pekerjaan, dan pemenuhan regulasi yang berlaku.

1. Perencanaan dan Persiapan Pekerjaan

– Pengelolaan Drainase: Mengingat pekerjaan perbaikan dilakukan pada musim hujan, penting untuk memastikan sistem drainase sementara yang memadai di sepanjang lokasi pekerjaan. Hal ini akan mencegah genangan air yang dapat memperlambat pekerjaan dan memperburuk kondisi jalan. Drainase sementara harus segera dipasang di area yang terpengaruh untuk menghindari kerusakan lebih lanjut pada jalan dan meminimalkan gangguan pada lingkungan sekitar.

– Perlindungan Struktur Jalan: Pastikan bahwa jalan yang sedang diperbaiki terlindungi dengan baik dari genangan air yang berlebihan. Misalnya, dengan menggunakan penutup jalan (terpal atau pelindung lainnya) di area yang belum selesai atau area pekerjaan yang bisa terendam hujan. Penutupan jalan yang tepat akan meminimalkan kerusakan dan mempercepat proses perbaikan.

– Material yang Tahan Hujan: Pastikan material yang digunakan dalam perbaikan jalan dan drainase adalah material yang dapat bertahan dalam kondisi hujan. Sebaiknya menggunakan campuran yang tidak mudah tererosi atau rusak oleh hujan yang terus menerus.

2. Keamanan dan Pengalihan Arus Lalu Lintas

– Keamanan Perlintasan Kereta Api: Jika pengalihan arus kendaraan melewati perlintasan kereta api sebidang yang tidak resmi, itu menimbulkan risiko besar terhadap keselamatan. Perlintasan kereta api sebidang yang tidak resmi sering kali tidak dilengkapi dengan sistem keselamatan yang memadai, seperti palang pintu otomatis atau sinyal peringatan yang memadai. Oleh karena itu, sangat penting untuk:

– Pemasangan Rambu Peringatan dan Pemberitahuan: Pemasangan rambu-rambu peringatan di sekitar perlintasan kereta api harus segera dilakukan untuk memberi peringatan kepada pengendara bahwa mereka melewati perlintasan kereta api yang tidak resmi dan berisiko.

– Penandaan dan Pengawasan: Jika tidak memungkinkan untuk menutup sementara perlintasan tersebut, pastikan ada pengawasan intensif dari petugas untuk mengatur dan mengarahkan kendaraan dengan aman. Petugas juga harus memastikan bahwa pengendara tidak menyeberang saat ada kereta api yang melintas.

– Alternatif Pengalihan Jalan: Jika memungkinkan, carilah rute alternatif yang lebih aman dan tidak melewati perlintasan kereta api yang tidak resmi. Jika perlintasan kereta api sebidang ini digunakan sebagai alternatif, maka pertimbangkan untuk menambahkan pengamanan atau pemantauan lalu lintas lebih lanjut, seperti petugas atau kamera pengawas untuk memastikan kendaraan tidak berhenti di jalur kereta api.

3. Penanganan Potensi Banjir dan Genangan

– Drainase Sementara: Karena pekerjaan dilakukan pada musim hujan, pastikan bahwa drainase sementara cukup besar untuk menampung volume air hujan yang cukup tinggi. Dalam beberapa kasus, pompa air sementara mungkin diperlukan untuk mengalirkan air dari area yang terendam agar tidak menghambat pekerjaan atau arus lalu lintas.

 – Mengelola Air Hujan di Lokasi Pekerjaan: Pekerjaan perbaikan jalan dan drainase harus direncanakan agar air hujan tidak terakumulasi di area pekerjaan. Pengelolaan air hujan yang efektif dapat mengurangi potensi risiko kecelakaan atau kerusakan tambahan pada pekerjaan yang sedang dilakukan.

4. Pemberitahuan kepada Pengguna Jalan

– Sosialisasi dan Informasi: Sebelum mulai melakukan pekerjaan perbaikan jalan, pastikan ada pemberitahuan yang jelas kepada masyarakat dan pengguna jalan mengenai pengalihan arus dan kondisi jalan. Ini bisa dilakukan melalui berbagai media, seperti papan informasi, media sosial, atau pengumuman di lokasi. Jika ada kemungkinan pengalihan arus melalui perlintasan kereta api, pastikan semua pengendara diberitahu secara jelas tentang potensi bahaya dan cara untuk menghindari kecelakaan.

 – Rambu Lalu Lintas dan Petunjuk Jalan: Pastikan ada cukup banyak rambu lalu lintas yang memadai di lokasi pekerjaan dan di sepanjang jalan alternatif, untuk membimbing pengendara. Rambu-rambu tersebut harus terlihat jelas, khususnya jika visibilitas berkurang akibat hujan atau malam hari.

5. Koordinasi dengan Pihak Terkait

– Koordinasi dengan PT KAI (Kereta Api Indonesia): Jika pengalihan lalu lintas melibatkan perlintasan kereta api sebidang, sangat penting untuk berkoordinasi dengan pihak PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk memastikan keselamatan. Pihak KAI dapat memberikan panduan mengenai keamanan di sekitar perlintasan dan mungkin dapat menyediakan bantuan berupa tanda peringatan atau pengawasan khusus.

– Koordinasi dengan Polisi Lalu Lintas: Polantas (polisi lalu lintas) perlu diberitahu mengenai perubahan arus lalu lintas ini agar mereka dapat mengawasi dan mengatur lalu lintas dengan aman, terutama di sekitar perlintasan kereta api dan daerah yang mengalami pekerjaan perbaikan.

6. Tanggung Jawab Pengelola Proyek

 – Kepatuhan terhadap Standar Keselamatan dan Regulasi: Proyek perbaikan jalan dan drainase harus mematuhi standar keselamatan yang berlaku, baik yang terkait dengan pekerjaan konstruksi maupun pengaturan lalu lintas. Dalam hal ini, pengalihan arus lalu lintas ke jalan yang melintasi perlintasan kereta api sebidang yang tidak resmi harus diperhitungkan dengan sangat hati-hati.

 – Jaminan Keamanan Kerja: Pastikan bahwa pihak pengelola proyek menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi pekerja konstruksi dan melakukan prosedur kerja yang aman, terutama jika pekerjaan berlangsung di dekat jalan raya atau perlintasan kereta api.

“Jika pekerjaan perbaikan jalan dan drainase dilakukan di musim hujan dan melibatkan pengalihan arus lalu lintas melalui perlintasan kereta api sebidang yang tidak resmi, maka langkah-langkah pencegahan dan keamanan yang ketat harus diterapkan”, himbau M. Sobari Penggiat Daru Station Community (DSC).

Mengingat potensi risiko kecelakaan di perlintasan kereta api dan masalah terkait hujan, pengelola proyek harus memastikan adanya pengamanan tambahan, pemberitahuan yang memadai, serta koordinasi dengan pihak berwenang untuk menghindari bahaya dan memastikan kelancaran pekerjaan. Keamanan pengendara dan pekerja harus menjadi prioritas utama. (DS)

Add a Comment