Sitrullah: Perlindungan dan Kebijakan Allah dalam Menerima Amal

🌙 Kajian Qiyamullail Bulanan Masjid Istiqlal

🗓️ Hari Jumat, 22 Agustus 2025 🎙️ Bersama: K.H. Bukhori Sail Attahiri, Lc, MA Kepala Bidang Penyelenggaraan Peribadatan Masjid Istiqlal

Mukadimah

Jamaah Qiyamullail yang dirahmati Allah SWT,
Alhamdulillah, pada malam hari ini—Kamis malam Jumat, tanggal 21 Agustus 2025, hingga Jumat malam Sabtu, 22 Agustus 2025—kita kembali diberi kesempatan oleh Allah untuk berkumpul di Masjid Istiqlal dalam rangkaian Qiyamullail bulanan.

Sebelum kita bersama-sama melaksanakan shalat Tasbih dan Tahajud, mari kita renungkan hikmah dengan tema malam ini: “Sitrullah”, yang berarti perlindungan, penutup, dan kebijakan Allah dalam menerima amal-amal hamba-Nya.

1. Amal Tidak Otomatis Diterima

Setiap hari kita beribadah, baik shalat, puasa, zakat, maupun sedekah. Namun, jangan sekali-kali merasa bahwa amal tersebut pasti diterima Allah.

Amal hanya diterima dengan dua syarat utama:

  1. Ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
  2. Sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak seorang pun masuk surga karena amalnya.”
Para sahabat bertanya: “Bahkan engkau wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Bahkan aku, kecuali dengan rahmat Allah.”
(HR. Bukhari & Muslim)

2. Sitrullah: Perlindungan Allah

Sitrullah berarti Allah menutupi, melindungi, dan menerima amal dengan kebijakan-Nya.

  • Allah menutup kekurangan amal kita.
  • Allah menjaga rahasia dan aib kita.
  • Allah melindungi kita dari kehinaan jika dosa-dosa kita dibuka.

Tanpa perlindungan Allah, amal kita yang penuh kekurangan bisa saja ditolak. Namun karena kasih sayang-Nya, amal itu ditutup aibnya lalu diterima.

3. Hakikat Manusia: Lemah dan Terbatas

Manusia diciptakan dari tanah, bercampur hawa nafsu, syahwat, dan kelemahan.

  • Lapar sedikit sudah lemas.
  • Ibadah pun sering tidak sempurna.

Karena itu, jangan pernah merasa bangga dengan amal. Surga bukanlah hasil mutlak dari amal, tetapi karunia rahmat Allah SWT. Amal hanyalah syarat, sedangkan hasil akhirnya bergantung pada kebijakan Allah.

4. Bahaya Bangga dengan Amal

Ketaatan bisa menjadi jebakan jika melahirkan kesombongan.

  • Orang rajin tahajud, dipuji masyarakat, lalu merasa lebih tinggi dari orang lain → ini berbahaya.
  • Kesombongan bisa menggugurkan pahala amal.

Sebaliknya, orang yang jatuh dalam dosa lalu bertobat bisa jadi lebih dekat dengan Allah daripada orang yang bangga dengan ibadahnya.

5. Dua Bentuk Perlindungan Allah

Ulama menjelaskan ada dua bentuk perlindungan (sitrullah):

  1. Umum: Allah menutupi aib dan dosa kita dari pandangan manusia.
  2. Khusus: Allah menjaga hati agar tidak sombong, menjaga kita dari maksiat, dan menutupi kekurangan amal sehingga diterima di sisi-Nya.

Jamaah yang dimuliakan Allah,
Mari di malam yang penuh berkah ini kita renungkan: amal ibadah kita yang terbatas tidak akan cukup tanpa perlindungan, penutupan, dan kebijakan Allah SWT.

Maka jangan bangga dengan amal, tetaplah rendah hati, perbanyak istighfar, dan mohonlah agar Allah menerima amal kita, menutup aib kita, serta menjaga kita dengan sifat-Nya yang Maha Penutup dan Maha Bijaksana.

Semoga Qiyamullail malam Kamis-Jumat 21–22 Agustus 2025 ini menjadi saksi amal kita, yang diterima oleh Allah SWT.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Add a Comment