Stasiun Karet Tetap Dibuka! Integrasi dengan BNI City Didorong, Pemda DKI Ikut Menata

Oleh: Tim Darustation

Kabar baik bagi para penumpang KRL Commuter Line yang biasa naik turun di Stasiun Karet. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memastikan bahwa Stasiun Karet tidak akan ditutup. Justru sebaliknya, stasiun ini akan diintegrasikan secara strategis dengan Stasiun BNI City, menciptakan simpul transportasi baru yang lebih efisien di jantung Jakarta.

đź’ˇ Klarifikasi Resmi dari Kemenhub: Tidak Ada Penutupan

Isu penutupan Stasiun Karet sempat memicu keresahan warganet, terutama para pekerja yang bergantung pada jalur Tanah Abang – Sudirman untuk mobilitas harian. Namun, Kemenhub melalui juru bicaranya menegaskan bahwa tidak ada rencana penutupan permanen. Yang terjadi adalah rencana integrasi fisik dan layanan antara Stasiun Karet dan BNI City guna mendukung mobilitas lintas moda, termasuk KRL dan kereta Bandara Soekarno-Hatta.

“Kami pastikan Stasiun Karet tetap beroperasi. Justru akan kita dorong agar lebih terintegrasi dengan kawasan sekitar dan jaringan moda lainnya,” ujar pejabat Ditjen Perkeretaapian Kemenhub dalam konferensi pers, Selasa (29/7).

🏙️ Dukungan Pemprov DKI Jakarta

Dalam proses integrasi ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut dilibatkan, khususnya dalam hal penataan kawasan sekitar stasiun. Gubernur DKI melalui Dinas Perhubungan dan Bappeda telah menyampaikan komitmennya untuk mendukung kebijakan pusat yang mengarah pada interkoneksi antar moda di wilayah pusat bisnis ibu kota.

Dukungan ini mencakup:

  • Penataan trotoar dan jalur pedestrian dari dan menuju stasiun.
  • Penambahan rambu dan informasi publik terkait moda terintegrasi.
  • Penguatan fungsi halte Transjakarta dan integrasi tiket melalui JakLingko.

đź§­ Kata Pengamat: Waspadai Arah Kebijakan yang Minim Sosialisasi

Mohamad Sobari, pengamat transportasi dan budaya dari kanal edukasi @darustation, menilai langkah integrasi ini sebagai hal positif jika benar-benar dijalankan secara menyeluruh dan partisipatif. Menurutnya, Stasiun Karet memiliki nilai strategis bukan hanya dari sisi transportasi, tetapi juga sebagai simbol kawasan penyangga antara pusat bisnis Sudirman dan area hunian padat.

“Stasiun Karet itu semacam ruang jeda antara mobilitas padat dan kawasan elite. Jangan hanya dilihat dari fungsinya sebagai titik naik-turun penumpang, tapi juga perannya sebagai penyeimbang budaya urban. Penutupan, meski temporer atau dialihkan ke BNI City, harus dipastikan tidak mengorbankan aksesibilitas warga kelas pekerja,” ujar Sobari.

Ia juga menyoroti pentingnya sosialisasi dan pendekatan humanis dalam kebijakan transportasi. “Jangan hanya sekedar membangun koneksi fisik. Konektivitas batin antara warga dan ruang mobilitas juga penting,” tambahnya.

🔄 Menuju Simpul Transit Modern

Dengan adanya integrasi ini, nantinya penumpang dari arah Serpong dan Tanah Abang bisa turun di Stasiun Karet dan berpindah ke kereta bandara di BNI City tanpa harus memutar jauh ke Stasiun Sudirman. Begitu juga sebaliknya, dari Bandara ke kota bisa langsung transit ke KRL lokal tanpa hambatan.

Apa artinya bagi warga?

  • Waktu tempuh jadi lebih efisien.
  • Pilihan moda jadi lebih fleksibel.
  • Kemacetan di Sudirman bisa berkurang karena distribusi penumpang tersebar.

✍️ Penutup: Jangan Matikan Stasiun Kecil demi Ambisi Besar

Langkah integrasi Karet–BNI City bisa jadi contoh kolaborasi pusat-daerah yang sukses. Namun, semua pihak—baik pemerintah pusat, Pemda DKI, maupun operator kereta—harus ingat bahwa transportasi bukan sekadar infrastruktur, tapi tentang manusianya.

Mohamad Sobari menutup dengan satu catatan penting:

“Jangan sampai warga merasa tersingkir dari kotanya sendiri hanya karena perubahan yang tidak mereka pahami. Edukasi publik dan ruang dialog adalah kunci dari mobilitas yang inklusif dan berkeadilan.”


📍Update terus informasi seperti ini di kanal @darustation — Jejak Perjalanan, Budaya, dan Mobilitas Urban!
#StasiunKaret #BNICity #IntegrasiModa #Kemenhub #DKIJakarta #Darustation #MohamadSobari #TransportasiJakarta


Add a Comment