Membuka Sandal Sebelum Masuk Rumah: Bukan Sekadar Kebiasaan, Tapi Cerminan Nilai Luhur
|Pernah nggak sih kamu ke rumah seseorang lalu disambut dengan tulisan kecil di depan pintu: “Harap Lepas Sandal”? Atau malah sudah otomatis, tanpa disuruh, kamu langsung copot alas kaki sebelum melangkah masuk? Bagi sebagian besar orang Indonesia, membuka sandal atau sepatu sebelum masuk ke dalam rumah adalah hal yang sudah default. Tapi sebenarnya, dari mana sih asal budaya ini? Apa hanya sekadar soal kebersihan, atau ada makna yang lebih dalam?

👣 Membuka Sandal, Apa Artinya?
Secara harfiah, membuka sandal berarti melepas alas kaki sebelum memasuki suatu ruang, terutama ruang dalam rumah. Tapi secara sosial, ini adalah simbol. Simbol penghormatan, kesopanan, dan juga bentuk penghargaan terhadap ruang pribadi seseorang. Ibaratnya, kita meninggalkan jejak luar—baik itu debu, kotoran, maupun energi negatif—dan hanya membawa diri kita yang bersih ke dalam rumah orang lain.
🌾 Sudut Pandang Sosial Budaya Indonesia
Di berbagai daerah di Indonesia, budaya melepas alas kaki sudah mendarah daging. Di Jawa, Sunda, Bali, hingga Bugis dan Minangkabau, tradisi ini erat kaitannya dengan nilai tata krama dan etika.
Rumah dianggap sebagai ruang sakral. Bukan cuma tempat tinggal, tapi juga tempat berdoa, berkumpul keluarga, bahkan menerima tamu penting. Jadi, menjaga kesuciannya adalah bentuk penghormatan terhadap pemilik rumah. Membuka sandal adalah wujud unggah-ungguh, alias tahu diri dan tahu tempat.
Bahkan dalam filosofi Jawa, dikenal istilah “rumahku adalah istanaku”. Istananya rakyat, meskipun sederhana, tetap punya marwah yang harus dijaga.
Dan jangan lupa, Indonesia beriklim tropis. Mayoritas rumah di desa-desa memiliki lantai yang terbuat dari tanah, papan, atau keramik. Melepas alas kaki bukan cuma etika, tapi juga bagian dari menjaga kebersihan agar rumah tetap nyaman dan layak huni.
🕌 Perspektif Agama: Islam dan Kesucian Ruang
Kalau dilihat dari sudut agama—khususnya Islam—melepas alas kaki punya makna yang lebih mendalam.
Dalam Al-Qur’an, saat Nabi Musa dipanggil oleh Allah di Lembah Thuwa, ada perintah langsung:
“Lepaskanlah terompahmu (sandalmu). Sesungguhnya
kamu berada di lembah yang suci, Thuwa.”
(QS. Thaha: 12)
Ayat ini sering dijadikan landasan mengapa umat Islam terbiasa melepas alas kaki ketika memasuki masjid atau ruang ibadah. Kesucian tempat menjadi alasan utama.
Rumah seorang muslim—apalagi bila digunakan untuk salat, mengaji, atau kegiatan ibadah lainnya—secara tidak langsung juga dianggap sebagai tempat yang harus dijaga kesuciannya. Melepas sandal menjadi bagian dari adab menjaga kebersihan dan kehormatan rumah itu sendiri.
Selain itu, dalam Islam juga ada ajaran untuk selalu menjaga kebersihan. Rasulullah ï·º bersabda:
“Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
(HR. Muslim)
Jadi, membuka sandal bisa dianggap sebagai bagian dari menjaga kebersihan diri dan lingkungan, yang nilainya berpahala dalam Islam.
🧠Lebih dari Sekadar Budaya
Kalau dipikir-pikir, melepas sandal sebelum masuk rumah bukan cuma soal budaya atau ajaran agama. Ini tentang kesadaran diri, empati, dan respek terhadap ruang orang lain. Ini adalah bentuk kecil dari sopan santun yang makin hari makin langka kita jumpai.
Bahkan, budaya ini mulai ditiru di negara-negara Barat, terutama setelah pandemi COVID-19. Banyak orang mulai sadar bahwa membawa kotoran dari luar ke dalam rumah bisa jadi sumber penyakit.

💠Penutup: Yuk, Lestarikan!
Melepas sandal sebelum masuk rumah bukan berarti kuno atau kampungan. Justru itu tanda kamu punya adab dan tahu sopan santun. Budaya ini adalah warisan sosial dan spiritual yang seharusnya kita banggakan.
Jadi, lain kali saat kamu mampir ke rumah teman, saudara, atau bahkan rumah sendiri, jangan lupa copot dulu sandalnya, ya. Bukan karena disuruh, tapi karena kamu paham maknanya.