Zalim Itu Tak Menunggu Akhirat: Siksaan Dunia Seringkali Datang Lebih Dulu

Pernahkah kamu merasa hidupmu begitu berat? Ujian datang silih berganti, hati mudah panas, rezeki seret, hubungan rusak satu per satu? Mungkin bukan semata karena nasib buruk… mungkin ada yang sedang kau abaikan. Mungkin ada kezaliman yang tanpa sadar kau lakukan, dan sayangnya… sudah terlalu biasa sampai tak terasa salah lagi.

🔥 Zalim Itu Tak Selalu Soal Kekuasaan

Jangan buru-buru merasa aman. Zalim itu bukan cuma milik para penguasa. Zalim bisa jadi kamu… bisa jadi aku. Zalim kepada orang lain, kepada diri sendiri, kepada alam, bahkan kepada Allah.

Zalim itu sesederhana ketika kita:

  • Menghina orang yang tak berdaya.
  • Menunda-nunda hak orang lain.
  • Meremehkan perasaan seseorang.
  • Menindas diam-diam di balik status, jabatan, atau kata-kata.
  • Atau… terus-menerus hidup dalam dosa tapi merasa baik-baik saja.

Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu tidak akan mendapatkan keberuntungan.”
(QS. Al-An’am: 21)

Dan juga:

“Dan barangsiapa berbuat zalim, maka Kami akan merasakan kepadanya sebagian azab (siksaan) yang pedih.”
(QS. As-Sajdah: 22)

⚠️ Dunia Tak Selalu Menunggu Akhirat

Kita sering mengira bahwa semua balasan dosa itu nanti… di akhirat. Padahal, banyak kezalimanan langsung dibalas di dunia. Jangan kaget kalau:

  • Ketenangan hilang.
  • Hati terasa hampa meski harta melimpah.
  • Anak-anak jadi durhaka, keluarga penuh pertengkaran.
  • Rezeki seperti tak pernah cukup meski kerja tak kenal lelah.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidak ada dosa yang lebih pantas untuk disegerakan balasannya di dunia—di samping azab yang disiapkan di akhirat—selain dari kezaliman dan memutus silaturahmi.”
(HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, hasan shahih)

😶 Saat Salah Jadi Biasa

Inilah yang paling menakutkan: ketika dosa terasa biasa. Lingkungan mendukung, tak ada yang mengingatkan, bahkan kita sendiri sudah terbiasa melakukannya. Tanpa sadar, kita tumbuh dalam budaya permisif: “Ah semua orang juga begitu.”

Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah pernah berkata:

“Kezaliman adalah sebab utama kehancuran hati dan kehancuran peradaban. Orang yang terbiasa berbuat zalim akan kehilangan cahaya hidayah.”
(Madarijus Salikin)

⏳ Masih Ada Waktu untuk Sadar

Jangan tunggu hingga Allah “mempermalukanmu” di dunia agar sadar. Sadar sekarang jauh lebih baik daripada disadarkan lewat musibah. Karena sekali Allah “menyentuh” kita dengan murka-Nya, tidak ada yang bisa menahan.

Mulailah dari langkah kecil:

  • Minta maaf kepada orang yang pernah kamu sakiti.
  • Hentikan kebiasaan buruk yang kamu tahu itu zalim.
  • Lingkari dirimu dengan orang-orang yang berani menegur.
  • Buka ruang untuk introspeksi setiap hari.

Imam Hasan al-Bashri pernah menasihati:

“Wahai manusia, sesungguhnya kezoliman tidak akan membawa kemenangan, meskipun kau merasa aman. Dan sesungguhnya, Allah tidak lupa.”

⚖️ Karena Allah Tidak Pernah Lupa

Allah Maha Lembut tapi juga Maha Adil. Setiap kezalimanan akan dibalas. Jika tidak oleh manusia, maka oleh semesta. Jika tidak di dunia, maka di akhirat. Tapi jangan kira semua balasan itu ditunda. Karena bagi Allah, siksaan dunia bisa jadi peringatan terakhir… sebelum semuanya terlambat.

Allah menegaskan:

“Dan janganlah kamu menyangka bahwa Allah lengah terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.”
(QS. Ibrahim: 42)


✨ Penutup

Jangan anggap enteng perbuatan zalim. Ia merusak hidup, merusak hati, dan membuka pintu murka Allah. Jika hidupmu terasa sempit, mungkin ada yang harus kau luruskan. Kembalilah… sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Add a Comment